PEMBEKALAN KLINIK II Lilik Raubun 2014.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Nutrition Care Process
Advertisements

KETERAMPILAN KONSELING
DASAR-DASAR DIETETIK KLINIK
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Menghitung kalori.
Konsep Angka Kecukupan Gizi (AKG) Recommended Daily Allowance (RDA)
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K )
STATUS GIZI LANJUT USIA
Konseling.
Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Pangan
KONSELING.
Keterampilan Komunikasi Interpersonal dan Konseling pada Pasien
Memotivasi Pasien.
GIZI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Tahap Prainteraksi  2 kegiatan ; internal & eksternal A. internal  kegiatan yang berhubungan dengan diri sendiri : orientasi tugas, peningkatan kesadaran.
RONDE KEPERAWATAN.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K )
ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
KEBUTUHAN & KECUKUPAN ENERGI
KOMUNIKASI EFEKTIF.
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
DISUSUN OLEH : ARIANA DEWI ( ) YENI IMELDA ( )
STATUS GIZI LANJUT USIA
Gizi untuk lansia Oleh: Yeti Herliza.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL “Konseling Gizi pada penyakit”
RONDE KEPERAWATAN.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
KOMUNIKASI EFEKTIF.
PELAYANAN GIZI PASIEN RAWAT INAP RAWAT JALAN.
GIZI ANAK SEKOLAH.
A. Cara menghitung kebutuhan energi dan zat gizi sehari
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
Memotivasi Pasien.
Kecakapan Antarpribadi
PERSIAPAN PENANGGULANGAN MASALAH GIZI, MAKANAN DAN DIETETIK
TERAPI DIET dalam upaya PENYEMBUHAN & PEMULIHAN
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
T E K N I DASAR.
DISUSUN OLEH : ARIANA DEWI ( ) YENI IMELDA ( )
KOMUNIKASI INTERPERSONAL “Konseling Gizi pada penyakit”
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN
Oleh : Asmia Maryam Septiana, S.ST
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KOMUNIKASI INTERPERSONAL “Konseling Gizi pada penyakit”
Gizi untuk lansia Oleh: Dzakirah.
Komunikasi pada bidang maternitas
Diet yang Tidak Diperbolehkan
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI BAGI TUBUH IDEAL DAN SEHAT
GIZI PADA LANSIA Intan Julianingsih I A.
KOMUNIKASI EFEKTIF Dirangkum oleh: ANANG HERMAWAN.
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
OLEH : NS.ERMA KASUMAYANTI,M.Kep
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
PENYAKIT JANTUNG KORONER
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
KONSULTASI GIZI, SERTA PERAN KONSULTAN Pertemuan 6
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
Muhammad Nidzomuddin, S.Sos
Gizi Pada Orang Dewasa Ayu Dwi Nitisari Kp
Asuhan gizi pada tb-hiv
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
Mengembangkan Kompetensi Komunikasi
Husnul Kurnia Nadia Ulfa Reni Anindyati Shintia Perwita Utami Wulan Anggraini Husnul Kurnia Nadia Ulfa Reni Anindyati Shintia Perwita Utami Wulan Anggraini.
PERENCANAAN MENU.
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Transcript presentasi:

PEMBEKALAN KLINIK II Lilik Raubun 2014

BATASAN dan pengertian NUTRITIONIST: seorang yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional dibidang pelayanan gizi, makanan serta dietetik, baik pelayanan kesehatan dan institusi lain, berpendidikan dasar gizi

…..lanjutan DIETESIEN: seorang yang memiliki pendidikan gizi khususnya dietetik dan mendapat sertifikasi dari PERSAGI, bekerja untuk menerapkan prinsip2 gizi dalam pemberian makanan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu dan diet khusus, serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan PROFESIONAL GIZI: seorang Ahli Gizi/Nutrisionis/Dietesien yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan gizi sesuai dengan tanggung jawab serta wewenangnya

…..lanjutan KONSELING GIZI: serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap serta perilaku sehingga membantu klien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan minuman. Konseling gizi dilaksanakan oleh Ahli Gizi/Nutrisionis/Dietesien

PERBEDAAN KONSELING, KONSULTASI dan PENYULUHAN TUJUAN: membantu klien mengidentifikasi & menganalisis masalah dan memberi alternatif pemecahannya SASARAN : individu PROSES: menggali informasi dg ketrampilan mendengarkan, mempelajari & membangun rasa percaya diri agar klien mempu mengambil keputusan utk mengatasi masalahnya sendiri HUBUNGAN/KEDUDUKAN: horizontal, kedudukan konselor & klien sejajar, yang dihadapi konselor adalah klien

……lanjutan KONSULTASI TUJUAN: membantu klien mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang dihadapinya SASARAN: individu PROSES: membantu klien utk memecahkan masalah sesuai dg masalah yang dihadapinya HUBUNGAN/ KEDUDUKAN: vertikal yaitu kedudukan konsultan > tinggi dari klien, yang dihadapi konsultan adalah masalah klien

……lanjutan PENYULUHAN TUJUAN: menyadarkan masyarakat SASARAN: individu dan kelompok PROSES: memberi informasi, menanamkan keyakinan dan meningkatkan kemampuan HUBUNGAN/KEDUDUKAN : langsung atau tidak langsung

PRINSIP KOMUNIKASI Tentukan tujuan komunikasi Pahami isi pesan yang akan disampaikan Samakan persepsi agar bisa berbicara dalam pengertian yang sama mengenai pokok bahasannya Gunakan aspek komunikasi ( verbal, nonverbal dan emosional ) Gunakan alat bantu atau media ( food model, brosur, posrter dan booklet ) Berikan informasi secukupnya sesuai keadaan

HAL – HAL PENTING DALAM KONSELING KETRAMPILAN KONSELING Ketrampilan mendengar dan mempelajari Komunikasi nonverbal Mengajukan pertanyaan terbuka Menggunakan respon & gerakan tubuh Mengatakan kembali apa yang dikatakan klien Berempati Hindari kata – kata menghakimi 2. Ketrampilan membangun percaya diri & memberi dukungan Terima apa yang dipikirkan & dirasakan o/ klien Mengenali serta memuji apa yg dikerjakan dengan benar Menggunakan bahasa yang sederhana Dll

SIKAP TUBUH  usahakan kepala sama tinggi KONTAK MATA  beri perhatian KOMUNIKASI NON VERBAL SIKAP TUBUH  usahakan kepala sama tinggi KONTAK MATA  beri perhatian PENGHALANG  singkirkan penghalang KETERSEDIAAN WAKTU  sediakan waktu SENTUHAN  sentuh dengan wajar

MENGAJUKAN PERTANYAAN TERBUKA MENDORONG KLIEN UNTUK BERBICARA dan MEMBERIKAN INFORMASI BIASANYA DIMULAI DENGAN KATA : APA, KAPAN, DIMANA, MENGAPA

MENGGUNAKAN RESPON & GERAKAN TUBUH YANG MENUNJUKKAN PERHATIAN DENGAN ISYARAT : MEMANDANG, MENGANGGUK, TERSENYUM REAKSI SEDERHANA : OOOH, MMMM

LEBIH BERMANFAAT MENGULANGI MENGATAKAN KEMBALI APA YANG KLIEN KATAKAN

MENUNJUKKAN KITA MENGERTI PERASAAN KLIEN BEREMPATI MENUNJUKKAN KITA MENGERTI PERASAAN KLIEN BERBEDA dengan SIMPATI

HINDARI KATA – KATA MENGHAKIMI KATA – KATA MENGHAKIMI ; BENAR, SALAH, BAIK, BURUK, BAGUS, CUKUP, TEPAT

LANGKAH – LANGKAH KONSELING GIZI MEMBANGUN DASAR – DASAR KONSELING : salam, perkenalan diri, mengenal klien, membangun hubungan, memahami tujuan kedatangan serta menjelaskan tujuan dan proses konseling MENGGALI PERMASALAHAN : mengumpulkan data dan fakta dengan melakukan assessment menggunakan data antropometri, biokimia, klinis dan fisik, riwayat makan serta personal MENEGAKKAN DIAGNOSA : kalimat PES INTERVENSI GIZI : tujuan dan preskripsi diet dan implementasi MONEV : ulangi dan tanyakan kembali apakah kesimpulam konseling dapat dimengeti, pada kumjungan berikutnya lihat proses dan dampaknya MENGAKHIRI KONSELING ( TERMINASI )

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI HARRIS BENEDICT Laki2 = 66 + 13,7(BB) + 5(TB) – 6,8(U) Perempuan = 655 + 9,6(BB) + 1,7(TB) + 4,7 (U) Faktor koreksi BEE utk bbg tk stres Stres ringan = 1,3 x BEE Stres sedang = 1,5 x BEE Stres berat = 2,0 x BEE Kanker = 1,6 x BEE

PENENTUAN STATUS GIZI IMT LINGKAR TRISEP Laki2 obesitas > 18,6 mm Perempuan obesitas  25,1 mm LILA bila < 23,5 cm berarti KEK LOLA = LILA – ( 3,14 x TEBAL LIPATAN TRISEPS ) Normal laki2  LOLA 24,8 cm Normal wanita  LOLA 21 cm

…….lanjutan RUMUS BROCA RBW = BB/ ( TB – 100 ) x 100 % < 90 % = BB kurang 90 – 110 % = BB Normal 110 – 120 % = BB lebih > 120 % = obesitas

MENGHITUNG BB IDEAL BBI = ( TB – 100 ) – 10 % TB dalam cm TB pria < 160 cm dan wanita < 150 cm tidak perlu dikoreksi 10 %

…….lanjutan BMR BMR = 1 atau 0,9 x BBA x 24 jam Selain BMR kebutuhan E dipengaruhi o/ tingkat aktifitas dan SDA Pengelompokan aktifitas tubuh; Aktifitas sangat ringan = 20 % x BMR Aktifitas ringan = 30 % x BMR Aktifitas sedang = 40 % x BMR Aktifitas berat = 50 % x BMR SDA makanan rata – rata 10 % dari total E SERING UNTUK PASIEN DM 25 kal/kg BB utk wanita dan 30 kal/kg BB utk pria ditambah koreksi 25 %

KEBUTUHAN ENERGI SESUAI PENGHITUNGAN RUMUS BROCA < 90 % = BB kurang  BBA x 40 – 60 kal 90 – 110 % = BB normal  BBA x 30 – 40 kal 110 – 120 % = BB lebih  BBA x 20 – 30 kal > 120 % = obesitas  BBA x 20 kal

PENGHITUNGAN KEBUTUHAN PROTEIN 10 – 15 % total Energi / 0,8 g/kg BB/ hari Stres ringan = 1,0 – 1,2 g/kgBB/hari Stres sedang = 1,5 – 1,75 g/kgBB/hari Stres berat = 1,5 – 2,0 g/kgBB/hari GGA = 0,7 – 1,2 g/kgBB/hari GGA dg dialisis = 1,5 – 2,0 g/kgBB/hari GGK dg hemodialisis = 1,0 – 1,4 g/kgBB/hari GGK dg CAPD = 1,1 – 1,4 g/kgBB/hari Penyakit Hati dg ensefalopati = 0,6 -0,7 g/kgBB/hari Hepatitis = 1,0 – 1,5 g/kgBB/hari Stroke = 1,0 – 1,25 g/kgBB/hari Sakit kritis = 1,5 – 2,0 g/kgBB/hari ( luka bakar, sepsis, cidera kepala ) Penyakit paru = 1,2 – 1,5 g/kgBB/hari

KEBUTUHAN ZAT GIZI LAIN KEBUTUHAN LEMAK 20 – 25 % TOTAL Energi Ratio lemak tdk jenuh : jenuh = 2 : 1 Bila trigliserida > 400 mg/dl  lemak sangat minimal PPOK = 30 – 40 % total Energi KEBUTUHAN KH Sisa dari total E setelah dikurangi E dari lemak & protein Diperkirakan 55 - 65 % total Energi PPOK disertai sesak nafas = < 55 %

…..lanjutan KEBUTUHAN VITAMIN dan MINERAL Sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan Untuk kondisi tertentu perlu penambahan atau pengurangan dari angka kecukupan yang dianjurkan KEBUTUHAN CAIRAN Rata – rata 1,5 – 2,0 l / hari Berdasarkan BB : dewasa muda = 35 – 40 ml/kg BB lansia = 25 – 30 ml/kg BB c. Penyakit ttt  penghitungan balance cairan: Balance cairan = asupan ( intake ) – keluaran ( output ) Asupan cairan = jumlah urine + insensible water loss ( 500 ml )