PERENCANAAN PROYEK
THE PREMILIMINARY PROJECT PLAN (PPP) Pendahuluan Perencanaan Proyek adalah langkah awal, sumber daya, biaya dan jadwal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. PPP adalah dokumen internal sehingga tidak perlu ditunjukkan kepada user
WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS) Kunci berbagai rencana adalah memecah kegiatan yang diperlukan ke dalam sebuah bagian yang lebih kecil. Rincian Struktur Kerja diawalai degan menyusun komponen-komponen utama proyek. WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara hierarki menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan dengannya.
ILUSTRASI WBS Structure Diagram
ILUSTRASI WBS... Hierarki
KEUNTUNGAN MODEL WBS Memberikan daftar pekerjaan yang harus diselesaikan Memberikan dasar untuk mengestimasi, mengalokasi sumber daya, menyusun jadwal dan menghitung biaya Mendorong untuk mempertimbangkan secara lebih serius sebelum membangun proyek
SISTEM PENOMORAN WBS Level 0 adalah Judul Proyek “0.0” Pada Level 1 masing-masing item diberi nomor “N.0” Contoh: “1.0” ; “2.0” Pada Level 2 dibawah item “N.0” pada Level 1 diberi nomor “N.1”, “N.2”, dst Contoh: Dibawah level 1 item yang bernomor “2.0” diberi nomor “2.1”,”2.2”,...,dst Pada Level 3 ditambahkan titik dan digit dari nomor di Level 2. Contoh: dibawah “2.1” diberi nomor “2.1.1”,”2.1.2”,...,dst
CONTOH STRUKTUR WBS Proyek Pembangunan Intranet
FLOW TIME Daftar pekerjaan pada WBS akan dapat memperkirakan waktu untuk menyelesaikannya Beberapa model pendekatan untuk perkiraan waktu yang diperlukan: Most Optimistic: Merupakan waktu ideal untuk menyelesaikan pekerjaan, diasumsikan segala sesuatu berjalan lancar dan sempurna Most Likely: Merupakan waktu yang dibutuhkan pada kondisi kebanyakan, tipikal dan normal Most Pessimistic: Merupakan waktu yang dibutuhkan kerika keadaan paling sulit terjadi
PERT (Program Evalution Review Technique) Adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalab, mengatur dan mengjoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada dalam suatu proyek Tujuannya adalah pencapaian taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalan penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek
METODOLOGI PERT Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone) Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan
Aturan Diagram PERT Satu kegiatan hanya boleh diwakili satu anak panah Tidak ada 2 kegiatan yang ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepada kejadian yang sama. Untuk mengatasi masalah seperti di atas dibuat kegiatan dummy : (tidak ada)
BAGAN JARINGAN Kegiatan A dan B merupakan kegiatan Pendahuluan Kegiatan C dikerjakan setelah kegiatan A Kegiatan D dikerjakan setelah kegiatan B Kegiatan E dikerjakan setelah kegiatan C dan D
Langkah Melakukan Perencanaan dengan PERT Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone). Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas- aktivitas yang telah direncanakan. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram). Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas Menetapkan suatu jalur kritis (critical path), yaitu : ES – Early Start EF – Early Finish LS – Latest Start LF – Latest Finish
KARAKTERISTIK PERT Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar PERT, yaitu sebuah jalur kritis Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.
MANFAAT PERT Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.
CONTOH DIAGRAM PERT Kegiatan A,B, C kegiatan bersama Kegiatan A mendahului kegiatan D Kegiatan B mendahului kegiatan E, F dan G Kegiatan B dan C mendahului kegiatan G Kegiatan D dan E mendahului kegiatan H dan J Kegiatan F mendahului kegiatan I Kegiatan G mendahului J
Jalur A,D,H = 10 + 22 + 8 = 40 Jalur A,D,J = 10 + 22 + 15 = 47 Jalur B,E,H = 8 + 27 + 8 = 45 Jalur B, E, J = 8 + 27 + 15 = 50 → Jalur kritis Jalur B,F,I = 8 + 27 + 20 = 35 Jalur B,G,J = 8 + 15 + 15 = 38 Jalur C,G,J = 12 + 15 + 15 = 42
CRITICAL PATH METHOD/ Metode Jalur Kritis (CPM) CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. CPM merupakan analisis jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan
Ciri Jalur Kritis Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses. Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya. Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.
Teknik Menggunakan CPM Buat daftar semua aktifitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan project. Buat daftar waktu yang diperlukan oleh masing-masing aktifitias tersebut untuk menyelesaikan tugasnya. Buat daftar ketergantungan antara aktifitas tersebut dalam project.
Beda PERT & CRM PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.