KOMUNIKASI TERAPEUTIK EVA NURHIDAYATI, S.ST
1. PENGERTIAN Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal. Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.
2. TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri
3. CIRI KOMUNIKASI TERAPEUTIK Terjadi antara bidan dengan pasien Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien
3. SIKAP Lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik menurut Egan, yaitu : 1.Berhadapan. 2.Mempertahankan kontak mata. 3.Membungkuk ke arah klien. 4.Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi. 5.Tetap rileks.
Selain hal-hal di atas sikap terapeutik juga dapat teridentifikasi melalui perilaku non verbal. Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan ada lima kategori komunikasi non verbal, yaitu : 1.Isyarat vokal. 2. Isyarat tindakan. 3.Isyarat obyek. 4.Ruang memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang. 5.Sentuhan.
4. TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK 1.Mendengarkan dengan penuh perhatian. 2.Menunjukkan penerimaan. 3.Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. 4.Mengulangi ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri. 5.Mengklasifikasi. 6.Memfokuskan. 7.Menyatakan hasil observasi. 8.Menawarkan informasi. 9.Diam. 10.Meringkas. 11.Memberi penghargaan. 12.Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan. 13.Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan. 14.Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya
5. FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK Pre interaksi Perkenalan Orientasi Fase kerja Fase terminasi
6. FAKTOR YG PERLU DIPERHATIKAN 1.Resisten. Resisten merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. 2.Transferens. Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap Bidan yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. 3.Kontertransferens. Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien.
7. ANALISIS TRANSAKSI Analisa tertulis dari penemuan pengkajian. Sesi perencanaan tim kesehatan. Diskusi dengan klien dan keluarga untuk menentukan metoda implementasi. Membuat rujukan
8. DIMENSI RESPON konfrontasi, Pengekspresian bidan terhadap perbedaan pada perilaku klien yang bermanfaatn untuk memperluas kesadaran diri klien kesegaran, Terjadi jika interaksi bidan -klien difokuskan pada dan digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal lainnya pengungkapan diri, Tampak ketika perawat meberikan informasi tentang diri, ide, nilai, perasaan dan sikapnya sendiri untuk memfasilitasi kerjasama, proses belajar, katarsis, atau dukungan klien
katarsis emosional Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik bermain peran Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien kedalam hubungan antara manusia dan memperdalam kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain
c TERIMA KASIH