PERSEPSI DAN KOMUNIKASI Pertemuan 06 Matakuliah : O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi Tahun : September 2008 PERSEPSI DAN KOMUNIKASI Pertemuan 06
Materi Pengertian Persepsi Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik Persepsi Sosial Persepsi dan Budaya Kekeliruan dan kegagalan persepsi 2 Bina Nusantara
TUJUAN Mahasiswa dapat menghubungkan peran sosial dan budaya dalam membentuk persepsi 3 Bina Nusantara
6.1. Pendahuluan Kita biasaya memiliki kesan berbeda-beda mengenai peristiwa, lingkungan, obyek-obyek material yang kita jumpai disekitar kita. Dengan kata lain terhadap semua gejala dan peristiwa itu kita memiliki persepsi yang berbeda, walaupun kita memiliki informasi yang sama mengenai semua itu. Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Deddy Mulyana, 2002: 167). Persepsi berdasarkan pengertian seperti ini dapat dianggap sebagai inti dari komunikasi. Namun seperti komunikasi tidak pernah terjadi dalam suatu ruang yang kosong baik ruang fisik, sosial, dan psikologis, demikianpun halnya dengan persepsi selalu merupakan proyeksi dari lingkungan fisik, fenomena sosial, dan budaya. Artinya faktor lingkungan, sosial dan budaya mempengaruhi persepsi kita dan bahkan dapat dikatakan persepesi kita dideterminir oleh lingkungan fisik, sosial dan budaya, walaupun kita tetap mengakui otonomi dan potensi kemampuan individu untuk memberi memiliki persepsi secara independen. Semua hal ini akan kita pelajari dalam bagian-bagian berikut ini. Bina Nusantara
6.2. Pengertian Persepsi Pada pertemuan pertama kita sudah mendapatkan informasi mengenai beragamnya pengertian komunikasi dan bagian pendahuluan dari pertemuan ini, kita juga menggaris bawahi bahwa perspesi merupakan inti dari komunikasi. Ini berarti, kita juga akan menemukan bahwa pengertian persepsi itu tidak pernah tunggal. Seperti halnya komunikasi memiliki varian pengertian, demikianpun persepsi memiliki pengertian yang bermacam-macam. Hal ini tergantung pada pendekatan, spesifikasi obyek analisa mengenai komunikasi dan latar belakang sosial, budaya dan lingkungan fisik yang medeterminif seseorang untuk merumuskan dan memaknai apa itu persepsi. Untuk lebih jelasnya kita akan lihat tabel pengertian berikut dengan modifikasi (Ibid., p.168). Bina Nusantara
Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken Komponen Pengertian Persepsi Pengarang Proses-organisme Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organsime menerima dan menganalisis informasi Brian Fellows Sarana Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran sekeliling dan lingkungan kita Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken Proses mental Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali ransangan Philip Goodacre dan Jennifer Follers Proses menjadi sadar Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita Joseph A. DeVito Bina Nusantara
Persepsi sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli diatas mengisyaratkan bahwa persepsi merupakan suatu aktivitas yang mengandaikan adanya proses pengideraan, atensi dan interpretasi. Dalam ketiga proses ini terjadi apa yang disebut dengan sensasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirim ke otak lewat panca indera yang meliputi penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman dan pengecapan. Menurut Kennet K. Sereno dan Edwar M. Bodaken, Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson Persepsi terdiri dari tiga aktivitas yakni seleksi, organisasi dan interpretasi. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan makan. Berdasarkan pengertian dan penjelasan di atas kita dapat membuat bagan pola persepsi sebagai berikut: Bina Nusantara
Bagan Pola aktivitas persepsi Otak Manusia Panca Indera Manusia Obyek: Lingkungan fisik Dan manusia Bina Nusantara
6.3. Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik Persepsi terhadap lingkungan fisik biasaya berbeda-beda pada suatu kelompok masyarakat dan bahkan masing-masing kita secara individual. Bila kita melihat sekuntum mawar misalnya ada yang melihatnya dari warna mawar itu namun ada pula yang mengalaminya dengan cara yang berbeda seperti membangun kembali kisah roman dengan sesorang di masa yang sudah berlalu. Atau contoh lain bila kita mendengar sesorang dengan intonasi suara yang tinggi, ada diantara kita yang berpendapat bahwa sesorang itu sedang marah, namun ada orang lain yang mengatakan bahwa suaranya menunjukkan ketegasan dan prinsipnya. Perbedaan pesepsi semacam itu merefleksikan pengalaman, budaya, sosial dan suasan psikologis yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain atau antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Melihat seekor ular bisa saja menakutkan bagi orang lain, namun bisa menantang bagi sebagian orang yang lain. Bina Nusantara
6.4. Persepsi Sosial Persepsi sosial adalah proses menangkap arti obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Beberapa prinsip penting mengenai persepsi sosial. 6.4.1. Persepsi berdasarkan pengalaman Persepsi manusia terhadap seseorang atau obyek apa saja selalu berkaitan dengan pengalaman pembelajaran di masa lalu. Pandangan kita mengenai dunia, lingkungan fisik, lingkungan sosial sangat bergantung pada pengalaman sosialisasi yang kita dapat. 6.4.2.Persepsi bersifat selektif Setiap saat kita diberondong oleh rangsangan inderawi, namun atensi kita merupakan faktor utama dalam menentukan selektivitas kita. Artinya tidak semua pengalaman inderawi kita menjadi perhatian kita. Proses selektivitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: Bina Nusantara
6.4.3. Persepsi bersifat dugaan 6.4.4. Persepsi bersifat evaluatif 6.4.2.1. Faktor internal Atensi kita terhadap suatu rangsangan inderawi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti faktor biologis, fisiologis, dan faktor-faktor sosial budaya seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosial dan lain sebagainya. Faktor-faktor motivasi, pengharapan dan emosi juga sangat menentukan atensi kita. 6.4.2.2. Faktor eksternal Atensi kita juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti gerakan, intensitas, kontras, kebaruan dan perulangan obyek yang dipersepsi. Suatu obyek yang bergerak misalnya mungkin lebih menarik perhatian kita dari pada obyek yang tidak bergerak atau diam. Orang yang berpenampilan kontras seperti warna yang menyolok membarikan perhatian yang spesifik. 6.4.3. Persepsi bersifat dugaan 6.4.4. Persepsi bersifat evaluatif 5.4.5. Persepsi bersifat kontekstual Bina Nusantara
6.6. Kekeliruan dan kegagalan persepsi 6.5. Persepsi dan Budaya Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan enam unsur budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi ketika kita berkomunikasi dengan orang lain yakni; 1) kepercayaan, nilai dan sikap; 2) Pandangan tentang dunia; 3) Organisasi sosial; 4) Tabiat manusia; 5) Orientasi kegiatan; 6 Persepsi tentang diri dan orang lain. Keenam unsur ini saling berkaitan. Kita dapat mengalami peristiwa yang sama, dan sepakat mengenai apa yang kita lihat secara fisik. Namun, kita sering berbeda dalam memaknai peristiwa atau obyek yang kita lihat. 6.6. Kekeliruan dan kegagalan persepsi 6.6.1. Kesalahan atribusi. Kesalahan atribusi berkaitan dengan kesalahan kita menafsir dan makna dan pesan atau maksud pembicara. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh perbedaan budaya atau pesan yang disampaikan tidak utuh dan informasi yang tidak lengkap. Bina Nusantara
6.6.2. Efek Halo. Efek halo merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk suatu kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita terhadap sifat-sifatnya yang spesifik. 6.6.3. Sterotipe Sterotipe adalah mengeneralisasi orang-orang berdasarkan sedikit informasi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. 6.6.4. Prasangka Prasangka atau pejudice berasal dari kata latin praejudicum yang berarti suatu preseden atau suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalaman terdahulu. Richard W. Brislin mendefenisikan prasangka sebagai sesuatu yang tidak adil, meyimpang atau tidak toleran terhadap sekelompok orang. Bina Nusantara
6.6.5. Geger Budaya Geger budaya adalah benturan persepsi yang diakibatkan penggunaan persepsi berdasarkan faktor-faktor internal (nilai-nilai budaya) yang telah dipelajari orang yang bersangkutan dalam suatu lingkungan baru yang nilai-nilai budayanya berbeda dan belum ia pahami. Peter S.Adler mengemukakan lima tahap dalam pengalaman transisional ini yakni: kontak, disintegrasi, reintegrasi, otonomi dan independensi. 6.7. Penutup Persepsi merupakan inti komunikasi yang melibatkan aktivitas inderawi dan otak kita. Perspsi kita terhadap sesuai dideterminasi oleh budaya dan kelengkapan informasi yang kita terima. Dalam konteks ini perspesi terhadap sesuatu obyek yang sama bisa berbeda. Bina Nusantara