Pertemuan 3 MEKANIKA GAYA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
V E K T O R Arini Hidayati, S.Pd SMA MAARIF NU PANDAAN
Advertisements

BAB 2 VEKTOR Besaran Skalar Dan Vektor
DINAMIKA TEKNIK Kode : MES 4312 Semester : IV Waktu : 2 x 2x 50 Menit
PENYUSUNAN DAN PENGURAIAN GAYA SECARA GRAFIS
Sebentar
KULIAH II STATIKA BENDA TEGAR.
BAB 2 VEKTOR 2.1.
BAB V (lanjutan) VEKTOR.
VEKTOR KELAS X SEMESTER 1. VEKTOR KELAS X SEMESTER 1.
Pertemuan Cahaya Pembiasan dan Dasar-Dasar Optik Geometri
1.MENYUSUN GAYA SEJAJAR DAN SEARAH
Pertemuan 4 Momen Inersia
1 Pertemuan Dinamika Matakuliah: D0564/Fisika Dasar Tahun: September 2005 Versi: 1/1.
VEKTOR.
Matakuliah : D0684 – FISIKA I
MEKANIKA TEKNIK.
Pertemuan 3 Mencari Titik Berat Penampang Majemuk
DASAR-DASAR ANALISA VEKTOR
SISTEM GAYA 2 DIMENSI.
1 Pertemuan 6 KESETIMBANGAN PARTIKEL Matakuliah: D0164 / PERANCANGAN ELEMEN MESIN Tahun: 2006.
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Pertemuan 2 BESARAN DALAM ELEMEN MESIN
1 Pertemuan 9 Gaya Horisontal Matakuliah: S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut Tahun: 2006 Versi: 1.
Matakuliah : R0022/Pengantar Arsitektur Tahun : Sept 2005 Versi : 1/1
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Pertemuan 15
Pertemuan 7 Tegangan Normal
VEKTOR SK DAN KD INDIKATOR ANALISIS VEKTOR PERKALIAN VEKTOR
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
BENDA TEGAR Suatu benda yang tidak mengalami perubahan bentuk jika diberi gaya luar F Jika pada sebuah benda tegar dengan sumbu putar di O diberi gaya.
VEKTOR 2.1.
Tri Rahajoeningroem,MT T. Elektro - UNIKOM
VEKTOR VEKTOR PADA BIDANG.
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Pengantar MEKANIKA REKAYASA I.
MEKANIKA BAHAN Hamdani, S.T, S.Pdi, M.Eng FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
BAB 2 VEKTOR Pertemuan
Vektor.
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
HUKUM-HUKUM NEWTON Pertemuan 7-8-9
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK (3 SKS)
Pertemuan 19 Besaran dan Sifat Batang (Secara Grafis)
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
Fisika Dasar I Kode Mata Kuliah : TKI 4102
Pertemuan 4 BESARAN DALAM ELEMEN MESIN
STATIKA.
Pertemuan 5 GAYA-MOMEN DAN KOPEL
Matakuliah : R0262/Matematika Tahun : September 2005 Versi : 1/1
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
Sebentar
Kuliah IV Aplikasi Konsep Keseimbangan
PERSEGI.
HUKUM-HUKUM NEWTON Pertemuan 6-7-8
Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X MIA / Ganjil Materi Pembelajaran : Vektor Alokasi Waktu : 1 x 120 menit.
Luas segitiga Luas segitiga yang ketiga sisinya di ketahui
Pertemuan 20 Tegangan Geser
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
BAB 3 VEKTOR 2.1.
HUKUM NEWTON Pendahuluan Hukum Newton
PENJUMLAHAN VEKTOR FISIKA KELAS X SEM. 1
MEKANIKA TEKNIK Tgl 28 0kt 2015.
BAB 2 VEKTOR 2.1.
VEKTOR.
PENJUMLAHAN VEKTOR FISIKA KELAS X SEM. 1
Menguraikan gaya F1 F F2.
Transcript presentasi:

Pertemuan 3 MEKANIKA GAYA Matakuliah : D0472/PERANCANGAN ELEMEN MESIN Tahun : 2005 Versi : Pertemuan 3 MEKANIKA GAYA

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan bentuk beban dan tegangan yang terjadi serta dapat menguraikan beban dan gaya dalam sebuah elemen

Kesetimbangan Gaya Penguraian Gaya Penjumlahan Gaya Resultan Gaya Outline Materi Kesetimbangan Gaya Penguraian Gaya Penjumlahan Gaya Resultan Gaya

KESETIMBANGAN PARTIKEL Ukuran dan bentuk tdk berdampak signifikan thd solusi soal Semua gaya yg bekerja padanya dpt diasumsikan bekerja pd satu titik. KESETIMBANGAN PARTIKEL Partikel dalam kesetimbangan, resultan semua gaya pada partikel = 0. Pernyataan matematis, R = PENYELESAIAN: Cara Grafis Cara trigonometris

KESETIMBANGAN PARTIKEL Komponen gaya-gaya yang kita jumlahkan, mempunyai kemungkinan harga resultannya adalah nol. Dalam keadaan ini partikel tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang. Persamaan untuk membuat suatu siatem seimbang adalah,

PENGURAIAN GAYA Dua atau lebih gaya yang beraksi pada sebuah partikel dapat digantikan dengan sebuah gaya tunggal dengan efek yang sama pada partikel tersebut. Demikian juga sebaliknya. Dua hal yang perlu diperhatikan: Salah satu dari dua komponen, P, diketahui. Komponen kedua, Q, diperoleh dengan menggunakan hukum segitiga; besar dan arah Q ditentukan secara grafis atau ilmu ukur segitiga. Garis aksi dari setiap komponen diketahui. Besar dan arah komponen diperoleh dengan menggunakan hukum jajaran genjang dan dengan menggambarkan garis melalui ujung F, sejajar dengan garis gaya yang diketahui. Cara ini memberikan dua komponen P dan Q yang dapat ditentukan secara grafis atau secara ilmu segitiga dengan rumus sinus.

KOMPONEN TEGAK LURUS GAYA Pada gambar berikut, gaya F diuraikan dalam komponen Fx sepanjang sumbu x dan Fy sepanjang sumbu y. Jajaran genjang yang digambarkan untuk memperoleh kedua komponen tersebut berbentuk empat persegi panjang, Fx dan Fy disebut komponen tegak lurus. Dengan menuliskan F sebagai harga satuan gaya F,  sudut antara F dan sumbu x dan Fx serta Fy menyatakan harga komponen Fx dan Fy, diperoleh : Fx = F cos  dan Fy = F sin 

PENJUMLAHAN GAYA Bila tiga atau lebih gaya harus dijumlahkan, tidak ada pemecahan trigonometris yang diperoleh dari gaya poligon yang merupakan resultan dari gaya-gaya tersebut. atau

RESULTAN GAYA

<< CLOSING>> Setiap gaya yang bekerja pada suatu komponen dapat diuraikan menjadi beberapa gaya, yang memiliki pengaruh yang sama. Untuk menyelesaikan penguraian gaya, harus digambarkan diagram benda bebas (DBB) terlebih dahulu.