BAB XVI GAYA PENYAMPAIAN PIDATO Pertemuan 16
Gaya Penyampaian Pidato yang Baik Gaya penyampaian pidato (delivery) yang baik harus diperhatikan dalam berpidato Delivery yang baik menguatkan pembicara untuk menyampaikan ide secara baik dan menarik bagi pendengar Jika kata-katamu membosankan, monoton, kakimu terus bergerak saat berdiri, tidak menatap pendengar, maka pidato Anda tidak menarik bagi pendengar
Saat berpidato, tunjukkan lakon yang baik, dramatisasikan pidato secara menarik dengan nada suara beralun & mempesona Pendengar mengharapkan Anda melakukan variasi berikut: Lakukan ibarat sedang bercakap, langsung, spontan, ekspresi suara / wajah, dan suasana perasaan yang hidup
Sebelum berpidato pasti muncul pertanyaan bagaimana bahasa tubuh saya Sebelum berpidato pasti muncul pertanyaan bagaimana bahasa tubuh saya? Di mana saya berdiri? Bagaimana saya pegang catatan saya dll… Ingat bahwa gaya penyampaian pidato (delivery) bukanlah pengetahuan namun lebih merupakan suatu seni
Anda tidak sukses jika hanya berpatokan pada hukum / tata urutan yang sudah Anda catat rapi dalam catatanmu Jadi gaya penyampaian pidato Anda harus bisa menyentuh hati pendengar Saat persiapan pidato, perhatikan bahwa Anda akan berpidato secara intelektual, kontak mata pada pendengar, rasa nyamanlah di depan pendengarmu
Anda juga harus mampu mengontrol waktu, ritme, dan kesempatan pidato secara piawai sebagaimana seorang dirigen / konduktor mengontrol sebuah orkestra yang sedang dia pimpin
Metode-Metode Delivery Ada 4 metode / gaya penyampaian pidato: Membaca manuskrip Mengulang yg sudah disimpan di memori Pembicaraan spontan (impromptu speech) Pidato ekstemporanous (pidato yang dipersiapkan dengan hati-hati lalu dipresentasikan dengan catatan / notes
Membaca manuskrip: Uraikan secara detil sesuai catatan yang disiapkan, perhatikan waktu, gunakan suara alamiah Anda, lakukan kontak mata Mengulang memori: Untuk jenis pidato singkat (daya ingat kita terbatas), fokus pada apa yang Anda ingat, kontak mata dengan pendengar, bicara dengan singkat
Speaking impromptu: Biasanya dengan persiapan singkat atau tanpa persiapan Jangan panik Lakukan 4 langkah ini: Nyatakan poin yang mau dijawab, tentukan poin yang Anda harap untuk menjawabnya, dukung poin Anda dengan statistik / cerita / testimoni, simpulkan poin Anda
Jika waktu mengizinkan, tulislah outline pada sepotong kertas Berjalan dengan tenang menuju mimbar, sesaat lakukan kontak mata tanpa berkedip pada pendengar, lalu mulailah bicara Untuk membiasakan diri menjadi pembicara impromptu, Anda harus sesering mungkin membuat praktik / latihan sendiri
Pembicaraan ekstraporanous: Anda harus siapkan catatanmu di kertas Tahu / paham topik yang Anda bicarakan Mulailah bicaralah Perhatikan suara Anda, kontak mata, gestikulasi alamiah
Suara Pembicara Volume (keras-kecilnya suara) Tinggi (tinggi-rendahnya suara) Rate (kecepatan rata-rata suara) Pause (momen bresk) Variasi vokal (uh, ehm, er..) Pronunsiasi (standar bunyi/suara) Artikulasi (suara fisik) Dialek (aksen, grammer, vocabulari)
Komunikasi Non-verbal Komunikasi non-verbal yakni jenis komunikasi yang mengggunakan postur tubuh, bahasa tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, dan faktor non-bahasa yang lainnya