Sistem agroforestri
pendahuluan Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian banyak masalah (penurunan kesuburan tanah, erosi, banjir, kekeringan, dll) Agroforestri menjadi salah satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih guna lahan dan sekaligus juga untuk mengatasi masalah pangan. Ilmu agroforestri ini diharapkan dapat bermanfaat selain untuk mencegah perluasan tanah terdegradasi, meningkatkan mutu pertanian serta menyempurnakan intensifikasi dan diversifikasi silvikultur.
Sejarah agroforestri Fase Agroforestri Klasik Sekitar 7000 SM terjadi perubahan budaya manusia dari pola hidup berburu dan mengumpulkan makanan ke cara bercocok tanam dan beternak membuka hutan, membakar serasah, dan melakukan budidaya tanaman Sistem tebang bakar inilah yang menjadi awal dari sistem agroforestry Praktik tebang bakar atau perladangan (ladang berpindah) dijumpai di daerah tropis dan Eropa
Sejarah agroforestri Pra-Agroforestri modern Akhir abad XIX pembangunan hutan tanaman menjadi tujuan utama Pertengahan 1800-an dimulai penanaman jati yang dilakukan dengan cara diselang-seling atau dikombinasikan dengan tanaman pangan semusim (Taungya – Taung: bukit, ya : berselang-seling) Sistem ini kemudian dikenal dengan nama tumpangsari Filosofi yang berlaku pada system taungya pada saat itu adalah pembangunan hutan tanaman dengan memanfaatkan tenaga kerja dari tuna karya dan tuna lahan yang ada
Sejarah agroforestri Pra-Agroforestri modern Imbalannya adalah mereka mereka diperkenankan memanfaatkan lahan-lahan di sela-sela tanaman kehutanan untuk bercocok tanam Agroforestri modern Revolusi hijau sukses meningkatkan produksi pangan, namun sebagian besar petani tidak cukup modal dalam berpartisipasi dalam program tersebut Penciutan kawasan hutan akibat peningkatan jumlah penduduk juga menjadi masalah pada saat itu
Sejarah agroforestri Agroforestri modern World Bank menggalakkan program social forestry yang dirancang khusus untuk peningkatan produksi pangan dan konservasi lingkungan tanpa mengabaikan kepentingan pihak kehutanan
definisi agroforestri Sistem penggunaan lahan terpadu yang memiliki aspek social dan ekologi, dilaksanakan melalui pengkombinasian pepohonan dengan tanaman pertanian dan/atau ternak baik secara bersama-sama atau bergiliran sehingga dari satu unit lahan tercapai hasil total naati atau hewan yang optimal dalam arti berkesinambungan (P.K.R. Nair) Sistem pengelolaan lahan berkelanjutan dan mampu meningkatkan produksi lahan secara keseluruhan, merupakan kombinasi produksi tanaman pertanian (termasuk tanaman tahunan) dengan tanaman hutan dan/atau hewan (ternak) baik secara bersama atau bergiliran, dilaksanakan pada satu bidang lahan dengan menerapkan teknik pengelolaan praktis yang sesuai dengan budaya masyarakat setempat (K.F. S. King dan M.T. Chandler)
definisi agroforestri Dalam Bahasa Indonesia kata agroforestry dikenal dengan istilah wanatani atau menanam pepohonan di lahan pertanian. Agroforestri merupakan gabungan ilmu kehutanan dengan agronomi yang memadukan usaha kehutanan dengan pembangunan pedesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestarian hutan
Sasaran dan tujuan agroforestri Menjamin dan memperbaiki kebutuhan bahan pangan Memperbaiki penyediaan energi lokal khususnya produksi kayu bakar Meningkatkan, memperbaiki secara kualitatif dan diversifikasi produksi bahan mentah kehutanan maupun pertanian Memperbaiki kualitas hidup pedesaan khususnya pada daerah dengan persyaratan hidup yang sulit di mana masyarakat miskin banyak dijumpai Memelihara dan memperbaiki kemampuan produksi dan jasa lingkungan setempat
Sasaran dan tujuan agroforestri Tujuan tersebut diharapkan dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan interaksi positif antara berbagai komponen penyusunnya atau interaksi antara komponen-komponen tersebut dengan lingkungannya
keunggulan agroforestri Produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan monokultur Diversitas yang lebih tinggi baik dari segi produk yang dihasilkan sehingga dari segi ekonomi dapat mengurangi resiko kerugian akibat fluktuasi dari harga pasar Kemandirian. Diversifikasi yang tinggi dalam agroforestri diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan sekaligus melepaskannya dari ketergantungan dari produk luar Stabilitas pendapatan petani.
jenis agroforestri Sistem Penggunaan Lahan Hutan Alami Hutan Buatan Pertanian Agroforestri Perkebunan AF Sederhana AF Kompleks Hutan Tanaman Industri
jenis agroforestri Agroforestri dapat dikelompokkan menjadi dua system yaitu agroforestry sederhana dan agroforestry kompleks Sistem agroforestri sederhana adalah menanam pepohonan secara tumpangsari dengan satu atau beberapa jenis tanaman semusim Sistem agroforestri kompleks merupakan suatu system pertanian menetap yang berisi banyak jenis tanaman (berbasis pohon) yang ditanam dan dirawat dengan pola tanam dan ekosistem menyerupai hutan. Didalam agroforestry kompleks tercakup beraneka ragam jenis pepohonan, perdu, tanaman musiman dan rerumputan
pola agroforestri Trees Along Border (TAB): pola penanaman pohon di bagian pinggir lahan dan tanaman pertanian berada di bagian tengah. Tanaman difungsikan sebagai pagar atau pembatas lahan Alternate Rows yaitu model penanaman yang menempatkan pohon dan tanaman pertanian secara berselang – seling Alley Cropping (pola lorong) yaitu pola penanaman yang menempatkan pohon di pinggir kiri dan kanan tanaman pertanian. Larikan pohon diusahakan membujur dari timur ke barat. Random mixture
Peran agroforestri dalam ekosistem Menjaga kestabilan ekosistem ditandai dengan keanekaragaman hayati yang tinggi Menjaga kestabilan tanah dan ketersediaan unsur hara dalam tanah Menjaga tata air dan ketersediaan air tanah Mencegah terjadinya bencana alam berupa erosi dan tanah longsor Memperbaiki struktur/agregasi tanah Meminimalisir dampak pemanasan global
perkembangan agroforestri Agroforestri Awal. Persentase tanaman pertanian lebih besar daripada persentase tanaman kehutanan. Orientasi agroforestri awal ini lebih ke arah pemenuhan kebutuhan pokok namun secara ekologis belum bisa diharapkan sebagai penjaga ekosistem Agroforestri Pertengahan. Dalam sistem ini persentase tanaman pertanian dan kehutanan hampir seimbang. Sistem ini lebih stabil secara ekologi. Perlu diatur jarak tanam sehingga tidak terjadi persaingan cahaya Agroforestri Akhir. Dalam sistem ini ditandai dengan persentase tanaman kehutanan yang dominan
Terima kasih