TUGAS PRODUCTION PLANNING & INVENTORY PLANNING RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK PT PLN (PERSERO) TAHUN 2010-2019
Disusun Oleh Kelompok 7 HAZENDA BETA (115100300111038) SOLAGRATICA. (115100300111044)
ADI WAHYONO (115100300111054) AHMAD FUADI (115100301111013)
MOCH. ULUL KHILMI (115100301111045) GAMMA ADICO (115100301111053)
PENDAHULUAN PPIC merupakan singkatan dari Production Planning & Inventory Control. PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 2 department yaitu:marketing & produksi. PPIC menterjemahkan kebutuhan pengadaan produk jadi untuk marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku serta bahan pengemas. PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan “cash flow/ aliran dana” & kinerja bagian produksi secara umum. Fungsi Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC ( Production Planning and Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi production planning, PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory. Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual.
PEMBAHASAN RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2010-2019 Dalam perencanaan pengembangan pembangkit listrik, area Indonesia dibagi ke dalam tiga bagian yakni area wilayah operasi Indonesia Barat, Timur dan Jawa Bali. Pada area wilayah operasi Indonesia Barat meliputi area Sumatera dan Kalimatan Barat. Untuk wilayah operasi Jawa Bali meliputi area Seluruh Jawa dan Bali. Sedangkan wilayah operasi Indonesia Timur meliputi area Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Pada pembahasan kali ini, akan dibahas lebih mendalam untuk perencanaan pengadaan dan pengembangan listrik area Jawa Bali. Pada sistem Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah PLTU batubara
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan Beban Puncak Periode 2010-2019
Tabel 1.2 Proyeksi jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan Rasio Elektrifikasi Periode 2010-2019.
Tabel 1.3 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi
Gambar 1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2010-2019
Kategori kandidat pembangkit Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk sistem Jawa-Bali sebesar 1.000 MW per unit didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan kesesuaian dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban puncaknya sudah akan melampaui 25.000 MW. Asumsi harga bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 4.9. Khusus untuk PLTA pompa perhitungan optimasi baru dipertimbangkan mulai tahun 2013 karena masa konstruksi PLTA membutuhkan waktu 5 tahun. Pada sistem Jawa-Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbang- kan untuk rencana pengembangan adalah PLTU batubara supercritical kelas 1.000 MW dan 600 MW, PLTU batubara kelas 400 MW subcritical, PLTGU LNG/gas alam 750 MW, PLTG BBM pemikul beban puncak 200 MW dan PLTA Pumped Storage 250 MW. Selain itu terdapat beberapa PLTP kelas 55 MW dan 110 MW, serta PLTA.
Regional Balance jawa - bali Apabila dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa Bagian Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur & Bali.
maka pengembangan proyek pembangkit baru sebaiknya berlokasi di Jawa Bagian Barat (seputar Karawang, Indramayu, Cirebon) agar dapat diperoleh regional balance.
Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum mengalami kendala penyaluran listrik ke arah barat karena adanya transmisi 500 kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit baru tidak mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang diperkirakan akan muncul kendala penyaluran. Lokasi PLTU batubara skala besar di pantai selatan pulau Jawa belum merupakan pilihan prioritas, karena pertimbangan kesulitan transportasi batubara pada musim-musim gelombang tinggi, diperlukan konstruksi breakwater yang relatif mahal, risiko tsunami dan gempa bumi yang lebih tinggi.
HAL YANG DIPERTIMBANGKAN KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER ANALISIS RISIKO RUPTL 2010-2019
B. ANALISIS RISIKO RUPTL 2010-2019 Analisis risiko RUPTL 2010-2019 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi kerawanan atau kelemahan yang dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang yang dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL. Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi program mitigasi untuk risiko-risiko tersebut.
Risiko yang diidentifikasi dapat mempengaruhi implementasi RUPTL meliputi aspek sebagai berikut : Risiko pengembangan ketenagalistrikan Risiko Keuangan
PENUTUP Dalam perencanaan pengembangan pembangkit listrik, PT PLN, membagi wilayah menjadi 3 yaitu jawa bali, operasi indonesia barat dan timur. Analisis resiko mencangkup identifikasi resiko, pemetaan resiko dan rekomendasi progam mitigasi untuk resiko – resiko. Dari beberapa alternatif maka disimpulkan bahwa lokasi yang berada pada lokasi di jawa bagian barat agar diperoleh regional balance.
TERIMA KASIH