MODEL TINJAUAN TRANSFORMASI BUDAYA
PENGERTIAN Model transformasi budaya merupakan pengamatan perubahan dan pergeseran fenomena desain dalam satu rentang waktu tertentu. Secara umum transformasi budaya diawali oleh adanya unsur keterbukaan, baik yang dipaksakan ataupun karena karakter khas kebudayaan tertentu yang mudah menerima kehadiran kebudayaan asing Transformasi: perubahan bentuk Budaya: s
POLA TRANSFORMASI BUDAYA DIALOG BUDAYA PEMATANGAN & PEMANTAPAN A B AB A’B’ AKULTURASI INKULTURASI A: KEBUDAYAAN DONOR B: KEBUDAYAAN LOKAL AB: SINTESA BUDAYA A’B’: SOSOK BUDAYA AKHIR
Unsur penting terjadinya transformasi budaya: Inkulturasi: suatu upaya dari setiap pelaku kebudayaan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kebudayaan yang terjadi. Akulturasi: Proses ketika dua kebudayaan bertemu dan masing-masing dapat menerima nilai-nilai bawaannya. Proses bagaimana suatu masyarakat menghadapi pengaruh kebudayaan, baik dari luar maupun dari dalam dengan usaha mencari bentuk penyesuaian terhadap nilai dan sikap baru.
Proses akulturasi yang utama adalah unsur diterimanya kebudayaan luar yang diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asal. Unsur kebudayaan yang mudah diterima: kebudayaan kebendaan. Unsur kebudayaan yang sulit diterima: kepercayaan, ideologi, falsafah
TRANSFORMASI BUDAYA DI INDONESIA MASA PRASEJARAH HINDU-BUDHA ISLAM PASCA KOLONIALISASI KOLONIALISASI
ERA HINDU-BUDHA Pergeseran sistem kepercayaan. Terjadi dialog budaya. Kekuatan local genius mampu menerjemahkan bahasa dan idiom kebudayaan besar ke dalam warna lokal Artefak: Candi-candi di Indonesia memiliki kekhasan Nusantara yang tidak akan dijumpai di India. Epos asal India diadaptasi secara kreatif yang sarat dengan muatan lokal. Terjadi proses Jawanisasi berbagai kebudayaan India
ERA ISLAM Masuk ajaran Islam, abad 13. Sintesa kebudayaan Islam dan Jawa-Hindu berjalan lambat karena akar budaya Jawa- Hindu sudah sampai menyerap ke berbagai aspek hidup masyarakat dan ditandai dengan berbagai puncak prestasi yang luar biasa di era Singasari s.d. Majapahit. Sintesa budaya Islam-Jawa belum mantap hingga saat datangnya era kolonialisasi. Sintesa budaya Islam-Jawa pada karya fisik diantaranya terlihat pada Mesjid Demak dan Kudus.
ERA KOLONIALISASI Dimulai abad 17 Dialog budaya Jawa-Islam belum sempat berkembang jauh Kekalahan kerajaan-kerajaan Nusantara diduga bukan dari kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh bangsa Eropa melainkan karena idiom budaya yang lebih ‘modern’, agresif, serta strategi yang canggih dan rasional. Proses penjajahan berlangsung secara bertahap dan bervariasi.
Sintesa budaya yang terjadi lebih bersifat sepihak Sintesa budaya yang terjadi lebih bersifat sepihak. Adanya pihak yang superior (dominan) dan inferior. Terjadi kemacetan dialog antara budaya yang berorientasi kepada sistem nilai magis religius dengan budaya rasional- sekuler. Ketidakharmonisan dapat dilihat dari berbagai bentuk desain