PENGINDERAAN JAUH.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Gerak Satu Dimensi.
Advertisements

METODE MENGGAMBAR PERSPEKTIF
Memahami Dasar –Dasar Survei dan Pemetaan
SKALA PETA Kartografi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM 2011
Geografi Kelas XII Semester 1
FOTOGRAMETRI MATA KULIAH FOTOGRAMETRI.
Presentation Kelompok 12 Presentation Kelompok 12
KINEMATIKA KECEPATAN DAN PERCEPATAN RATA-RATA
FISIKA OPTIK GEOMETRI.
Konsep dasar pembiasan Cahaya Pembiasan cahaya pada lensa tipis
Gerak 2 Dimensi 2 Dimensional Motion
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 3)
CERMIN.
Mangapul PT/Wahana WAHANA by: Mangapul P.Tambunan Laboratory of GIS & RS- Department of Geography Faculty of Mathematics and Natural Sciences University.
Defi Purwantiana A. PGSD UKSW 2012 Pembiasan Cahaya.
TEROPONG Teropong atau teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh agar tampak lebih dekat dan lebih jelas. Ada.
GERAK LURUS Hukum-hukum Newton tentang gerak menjelaskan mekanisme yang menyebabkan benda bergerak. Di sini diuraikan perubahan gerak benda dengan konsep.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
Kinematika.
“Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster”
PEMETAAN.
3. KINEMATIKA Kinematika adalah ilmu yang membahas
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
KUALITAS DATA SPASIAL.
ILMU UKUR TANAH & PEMETAAN (Pertemuan 4)
PETA Oleh: M. Khaidir C.P..
PENGERTIAN UMUM PETA.
PERTEMUAN KE 4.
ILMU DASAR SAINS Ferdinand Fassa GERAK SATU DIMENSI Oleh:
KINEMATIKA DUA DIMENSI
RELIEF DISPLACEMENT.
--- anna’s file PENGINDERAAN JAUH --- anna’s file.
SOAL-SOAL FLUIDA UNTUK TUGAS
G e o m e t r i F o t o U d a r a ?.
KONSEP PEMOTRETAN.
THEODOLIT DAN WATERPASS
THEODOLIT DAN WATERPASS
Peta.
KINEMATIKA.
Kinematika.
Science Center Universitas Brawijaya
FISIKA DASAR MUH. SAINAL ABIDIN.
MEDAN LISTRIK Pertemuan 4.
Oleh : Andari Suryaningsih, S.Pd, M.M.
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
Pembiasan Lensa Ganda.
BAHAN AJAR FISIKA KLS XI SEMESTER 1 KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
Ratna Septi Hendrasari
Kinematika Partikel Pengertian Kecepatan dan Percepatan
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds. Prodi Desain Interior - FDIK
GERAK DALAM DUA DIMENSI (BIDANG DATAR)
I pendahuluan.
PENGUKURAN WATERPASS.
Kinematika.
PERTEMUAN 1.
Kinematika Mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak. Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran,
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
GERAK DALAM BIDANG DATAR Gerak Melingkar Berubah Beraturan
PENGINDERAAN JAUH.
Kinematika Mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau perubahan gerak. Asumsi bendanya sebagai benda titik yaitu ukuran,
PANDUAN PEMBUATAN POLIGON GAYA.
GAMBAR PERSPKTIF Kata “Perspektif” berasal dari kata bahasa Itali “Prospettiva” yang berarti “gambar pandangan”. Menggambar Perspektif adalah suatu.
Optik Geometri Pemantulan.
TINGKATAN 1 SKALA DAN JARAK.
DRAINASE JALAN RAYA.
Minggu 3 Persamaan Gerak Dua Dimensi Tim Fisika TPB 2016.
ILMU DASAR SAINS Ferdinand Fassa GERAK SATU DIMENSI Oleh:
GERAK DALAM BIDANG DATAR
Cara Menggunakan Alat Sipat Datar (Waterpass) Tenti setio ningrum Yudi pratamaSandy komeryansah Sidix adji pratama Wicahya alexsandro k Nama kelompok.
Transcript presentasi:

PENGINDERAAN JAUH

Fotogrametri Fotogrametri digunakan dalam 2 hal : a. Fotometrik (pemetaan/topografi) b. Foto interpretatif (foto interpretasi kualitatif  berkembang menjadi remote sensing) Keduanya dipakai dalam interpretasi bila kita telah mengetahui ukuran benda tersebut. Format udara : ukuran 23 x 23 cm panjang fokus (f) 150 mm

= 1/20.000 digunakan sebagai acuan !!! f B A d = 23 cm D = 4,6 km f = d/D = 23 cm / 4,6 km = 23 cm / 460.000 cm = 1/20.000 digunakan sebagai acuan !!!

. P1 P2 P3 60%

Daerah yang tidak terulang : 28 % . P1 P2 P3 40 % 60 % 70 % Run 1 Run 2 30 % side lap Daerah yang tidak terulang : 28 %

Luas daerah dalam 1 foto udara : 4,6 km x 4,6 km : 21,16 km2 4,6 km (skala 1 : 20.000) 40 % 70 % 23 cm Luas daerah dalam 1 foto udara : 4,6 km x 4,6 km : 21,16 km2 Daerah yang tidak terulang : 28% x 21,16 km2

Jika luas daerah X, maka yang tidak terulang : X km2 28 % x 21,16 km2 Jumlah foto udara : luas daerah = luas daerah 28 % x luas liputan 1 foto udara 28 % x 21,16 km2 Misalnya : Luas daerah 100 km2, maka jumlah foto udara : 100 = 100 = 16,89 ≈ 17 foto 28 % x 21,16 5,92

Garis Basis Foto Udara (Photo Base) Merupakan suatu perpindahan berlawanan dengan arah jalur terbang T1 XT1 y P1 P2’ XT2 P2 P1’ X P1’ : titik pusat perpindahan P1 di foto udara 2 transpose center P2’ : titik pusat perpindahan P2 di foto udara 1 point T1 dan T2  saling komplementer/mengisi, 3 dimensi, tdp 2 mcm tampalan

2 macam tampalan dalam foto udara : fore lap (tampalan depan) 60 % end lap (tampalan belakang) side lap (tampalan samping)  maksimum 30 % Jalur terbang 1 terbang 2 Max 30% 60% 60% Tampalan depan Tampalan samping

Penghitungan dalam Fotogrametri : Prinsip dalam penghitungan fotogrametri : beda tinggi minimum : ∆h : 0,5 x 10ˉ x N N : penyebut skala foto udara 0,5 : konstanta utk f 150 mm Jika kita sulit dalam membedakan bentuk : ∆h > 1 m  dapat dibedakan ∆h < 1m  kenampakan rata, terlihat datar sulit dibedakan 4

Penggunaan skala dalam foto udara : ab = cd = f AB CD H Skala = f = panjang fokus kamera H = tinggi terbang pswt B H A C D a b C’ D’ f Skala 1 : 20.000 artinya 1 cm di foto udara ~ 20.000 cm /200 m di lapangan

Contoh : kamera dengan f 100 mm dan skala foto udara 1 : 10. 000 Contoh : kamera dengan f 100 mm dan skala foto udara 1 : 10.000. Hitung berapa H !!

daerah datar  s = f / H = d / D Skala foto udara untuk daerah yang datar dengan daerah berbukit berbeda : daerah datar  s = f / H = d / D daerah berbukit  s = f / (H - h) = f / (H - h rata-rata) Untuk daerah berbukit : H Tinggi rata-rata permukaan tanah h5 h3 h6 h4 h1 h2

Tinggi rata-rata permukaan tanah = h1 + h2 + h3 + h4 + h5 + h6 Jadi skalanya = f / (H – h rata-rata) misalnya h rata-rata = 50 m dan H = 1000 m maka tinggi terbang pesawat = 950 m Skala foto udara bukan skala mutlak tetapi skala relatif, kecuali daerah tersebut merupakan datar atau ketinggiannya sama Foto udara dapat dikacaukan oleh letak obyek yang dilihat dari bidang horisontal. Ketinggian suatu obyek sama, tetapi memiliki letak yang berbeda terhadap pusat kamera  memiliki kenampakan berbeda  terjadi pergeseran

A1 A2 A1’ A2’ a1’ a1 a2’ a2 r

∆ OAB = r = f  r (H-h) = R . f ....... (1) R H - h Q P R N r1 r H O ∆ OA1N = r 1 = f  r 1 . H = R . f ....... (2) R H d = r . h H N = nilai skala

Keterangan : d = relief displacement (pergeseran) r = jarak radial dari pusat foto ke titik h = tinggi obyek di atas bidang datum H = tinggi terbang di atas bidang datum Dalam melakukan koreksi terhadap pergeseran berlaku prinsip : lembah  pergeseran dilakukan ke luar sebesar bukit  pergeseran dilakukan ke dalam harga d Contoh : jarak titik A dari pusat foto udara 70 mm titik A = 60 m, tinggi terbang 1000 m tentukan relief displacement !!

Jika nilai skala lebih besar  d juga lebih besar, sehingga : Skala foto udara = f = 1 H 20.000 = H = f x 20.000  20.000 merupakan nilai skala (N) = H = f x N Jika nilai skala lebih besar  d juga lebih besar, sehingga : d = r . h f . N Cth : 2 buah kamera, f kamera 1 = 110 mm dan f kamera 2 = 300 mm. Direncanakan, akan dibuat sebuah mozaik foto udara dengan skala 1 : 20.000. Jika r = 70 mm dan tinggi obyek = 60 mm. Tentukan kamera yang akan digunakan !!

Jawab : skala foto udara 1 : 20.000 s1 = f / H  1/20.000 = 110 mm / H H = 20.000 x 110 mm = 2.200.000 mm = 2.200 m s2 = f / H  1/20.000 = 300 mm / H H = 20.000 x 300 mm = 6.000.000 mm = 6.000 m d1 = (r . h)/H  (70 mm x 60 m) / 2200 m = 1,909 mm d2 = (r . h)/H  (70 mm x 60 m) / 6000 m = 0,7 mm untuk membuat mozaik, dibutuhkan kamera dengan nilai displacement (d) kecil  kamera 2 yang digunakan