AKTIVITAS BIOLOGI DARI SENYAWA ORGANISME LAUT Drs. Amir Fatah
Ekosistem Air Laut Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang. 1. Laut Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropic, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropic, suhu laut sekitar 25 derajat celcius. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Bahwa antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak planktonserta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukannya secara horizontal. 1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut: a) Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat. b) Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya kurang lebih 300 meter. c) Batial merupakandaerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m d) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut. a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m. b) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. hewannya misalnya ikan hiu. c) Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. hewan yang hidup didaerah ini misalnya gurita. d) Abisapelagik merupakan daaerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini. e) Hadal pelagic merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbosis dengan karang tertentu. f) Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi structural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggan, moluska, dan remis yang menjadi komsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemone laut, remis dan kerang, siput herbivore dan karnivore, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam intervetebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan bertutur-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut : a) Formasi pes caprae : Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih kea rah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan) b) Formasi baringtonia : Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Achatus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah Heriticra, Lumniitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.
3. Estuari Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuary sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahan mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrient dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau berimigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air. 4. Terumbu karang Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang (coral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang laindan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai intervetebrata, mikroorganisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora sepertisiput, landak laut, ikan siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. (Anggadiredja, 2008)
Tabel 1 : Perkiraan kekayaan biota laut di Indonesia dan sekitarnya *1 : khususnya di Indonesia (sumber : Nontji, 1993) *2 : Indonesia dan sekitarnya
Mangrove mempunyai fungsi ekologis yaitu sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin, dan tsunami, dan lain sebagainya. Selain itu juga, mangrove mempunyai fungsi ekonomis penting seperti penyedia kayu, daun-daunya sebagai bahan baku obat-obatan dan lain-lain. (Dahuri, dkk, 2001). Komponen biota terpenting di suatu terumbu karang ialah hewan karang batu yaitu hewan yang tergolong Scleractinia yang kerangkanya terbuat dari bahan kapur. Terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan bagi berbagai biota dan nilai ekonomis penting. Alga misalnya digunakan sebagai bahan ternak, agar-agar, lalap sampai bahan baku industri kosmetik dan farmasi. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut. Lamun adalah tumbuhan yang memiliki akar, daun dan rhizoma atau batang yang terbenam dan merayap secara mendatar serta berbuku-buku. Di indonesia hanya tetdapat 13 jenis yang tergolong dalam 7 marga, yaitu : tiga marga dari suku Hydrocharitaceae yaitu Enhalus, Thalassia dan Halophia, dan empat marga dari suku Potamogetonaceae yaitu Halodule, cymodoseae, Syringodium dan Thalassodendron. Lamun berfungsi sebagai penangkap sedimen, sumber makanan bagi duyung , penyut laut, bulu babi, serta beberapa jenis ikan, dan juga merupakan habitat bagi ikan (umumnya yang berukuran kecil). (Nontji, 1993)
Pemanfaatan Senyawa Organisme Laut Mangrove Tabel 2 : Manfaat beberapa jenis mangrove sebagai bahan obat (Sumber : Madjowa, 1996)
Beberapa hasil penelitian tentang substansi bioaktif dari mangrove yaitu dapat bersifat antibakteri. Hasil pengujian ekstrak daun mangrove Sonneratia alba dalam membunuh bakteri Escherihia coli dan Staphilacoccus aureus. Kemudian hasil fraksinasi dari kandungan kimia daun mangrove menunjukkan kandungan kimia terdiri dari saponin, tanin, steroid, dan flavonoid. (Kawung, dkk. 2007).
Alga Alga adalah tumbuhan non vaskular yang melakukan proses fotosintesis karena mengandung klorofil a dan struktur reproduksi sederhana. Berdasarkan ukurannya alga dapat dibedakan dalam dua kelompok besar, yaitu alga makro dan alga mikro. Alga mikro adalah organisme yang bersifat uniseluler, hidup mengapung atau melayang dalam air. Bermanfaat sebagai sumber energi, penghasil bahan kimia bahkan untuk perbaikan kualitas lingkungan. Beberapa alga mikro yang mempunyai nilai komersial yang tinggi adalah chlorella, Spirulina, Dunaliella, Chlanydomonas, dan, Nannocloropsis. Umumnya sediaan bahan obat dari alga berasa dari kandungan kimia yang terdapat didalamnya seperti alginat, agar dan karanginan, dan juga dari pigmennya baik klorofil, karotenoid (karoten dan xantofil) dan fikobilin. Alginat adalah bahan yang terkandung dalam alga dan coklat. Industri farmasi memerlukannya untuk pembahasan emulsifer, stabilizer, tablet, salep dan kapsul. Agar adalah produk kering, tidak berbentuk dan mempunyai sifat seperti gelatin. Diperoleh dari berbagai jenis alga merah seperti Gelidium, Gracilaria, dan Hypnea. Agar sudah lama dipakai dalam industri farmasi sebagai pengemulsi larutan parafin untuk mengobaati sembelit (Riley dan Skirrow, 1975). Karanginan terkandung dalam alga merah, manfaatnya sebagai zat tambahan dalam produk sirup, obat salep dan untuk membalut tablet dan kapsul agar tidak mudah hancur. Pigmen-pigmen pada alga memiliki aksi sebagai antioksidaan, proteksi terhadap panas, regulasi kekebalan tubuh, pencegah kanker dan pewarna alami (Mantri dan Kepel, 1999 dalam kapile, 2001). Dunaliella sp adalah salah satu contoh jenis alga yang mempunyai kandungan pigmen beta karoten paling banyak kurang lebih 80% dan sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai sediaan farmasetika.
Lamun Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Wood et al.1969; Thomlinson 1974; Askab 1999). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu: Hydrochaaritacea (9 marga, 35 jenis) dan Potamogetonceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae serulata, dan Thallasiadendrom ciliatum. Dari beberapa jenis lamun, Thalasiadendron ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa tercatat didaerah Riau, Anyer, Baluran, Irian jaya, Belitung dan Lombok. Begitu pula Halophila spinulosa baru ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-Moti dan Kepulauan Aru (Den Hartog, 1970; Askab, 1999; Bengen2001). Menurut Nontji (1987), lamun hidup di perairan dangkal yang agak berpasir sering dijumpai di terumbu karang lamun umumnya membentuk padang yang luas di dasar laut yang masih dapat di jangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya. Padang lamun merupakan ekosistem yang sangat tinggi produktifitas organiknya. Ke dalam air dan pengaruh pasang surut serta struktur substrat mempemgaruhi zona sebagian jenis lamun dan bentuk pertumbuhannya. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitasnya organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata (Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcabaster sp, Linkia sp) dan cacing (Polichaeta) (Bengen,2001).
Berdasarkan kandungan kimia yang dimilikinya, lamun diyakini memilki bahan penting untuk menyehatkan tubuh manusia, yaitu serat kasar. Serat kasar ini dikandung oleh semua tumbuhan hijau yang melakukan fotosintesa dan menghasilkan karbohidrat. Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna dan terserap tubuh, sehingga dianggap nilai gizinya nol (Kustara dan Yahya, 1996). Namun serat ini berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. James scala dalam Kustara dan Yahya (1996), telah meneliti bahwa serat kasar dapat berfungsi membantu membuang sisa-sisa makanan dan bersama-sama keluar dari tubuh, memperlancar buang air besar dan meningkatkan pengeluaran asam empedu, sterol, lemak serta membuat kemampuan mengikat air menjadi lebih tinggi
Sponge (bunga karang) Salah satu jenis organisme yang berpotensi cukup besar dan berpeluang mengandung senyawa aktif adalah spons. Spons merupakan binatang laut yang hidup di kedalaman sampai dengan 50 meter di bawah permukaan laut. Di dunia diduga terdapat sekitar spesies spons dan diperkirakan sekitar 200 spesies hidup di ekosistem terumbu karang Asia Tenggara (Dahuri, 2003). Jumlah spesies spons di Indonesia diperkirakan sebanyak 830 spesies (Sujatmiko, 2000). Sejumlah senyawa metabolit pada spons yang mempunyai bioaktivitas telah diisolasi dan diidentifikasi. Dua alkaloid baru yaitu hyrtiosins A dan B telah diisolasi dari Hyrtioserecta. Alkaloid yang bersifat toksik dari spons Xestopongia caycedoi yaitu reneiramycin G juga telah diisolasi bersama dengan mimosamycin. Dari spons lain, Cribrocholina sp. Diperoleh cribostatins 1 dan 2 merupakan metabolit toksik. Metabolit toksik dari spons Axinella sp. Yaitu (+)- herbindoles A,B,C telah juga didentifikasi. Niptharesines E-H merupakan empat senyawa toksik derivate dari piridin yang bersifat antimikroba terdapat dalam spesies niphates (Lewis, 1994, Faulkner, 1993, Faulkner, 1992). Tiga alkaloid napthridine yaitu aptamine, 9-demetilaaptamine dan isoaaptamine telah diisolasi dari spons Aaptos sp, yang berasal dari Tanaman Laut Bunaken, Suklawesi Utara (Rombang et al., 2004). Terpenoid dalam jumlah besar telah ditemukan dalam spons. Beberapa diantaranya mempunyai aktivitas biologis yaitu empat diterpenbersifat toksik terhadap larva udang. Senyawa ini berasal dari Myrmekioderma styx, Isometachoramin adalah seskuiterpenoid toksik dari spons Hippospongia metachromia (Faulkner, 1993, Faulkner 1992). Beberapa spons Pasifik barat, axinella dan hymeniacidon diketahui mengandung metabolit toksik hymenialdisine dan debromohymenialdisne (Faulkner, 1994, Faulkner 1993). Senyawa discodermolide merupakan metabolit dari spons Discodermia dissoluteyang yang aktif sebagai antikanker. Halichondrin B yang diisolasi dari spons Halichondria akadai terbukti aktif melawan leukemia (Faulkner, -1994). Dari spons stylissa flabeliformis, berhasil diisolasi senyawa jaspamida yang berpotensi sebagai antikanker (Wahyono, 2003).
Pada saat ini bagian P3-TFM BPPT menginventarisasi berbagai spesies spons yang berasal dari berbagai perairan di Indonesia. Spesies yang berasal dari perairan Gili Sulat, Lombok teriventarisasi sebanyak 38 spesies (Sujatmiko, 2000). Pada penelitian ini spesies spons yang berasal dari perairan Gili Sulat akan diskrining toksisitasnya menggunakan bioindikator larva Arlemia salina Leach. Spesies spons yang paling toksik dari hasil skrining tersebut dan masih relevan untuk diteliti selanjutnya diisolasi untuk menentukan senyawa yang bersifat toksik tersebut. Sponge adalah hewan bersel banyak (multiseluler), tetapi tidak memilki sistem pencernaan, sistem saraf dan jaringan sejati lainnya yang dimilki oleh kebanyakan organism multiseluler. Hewan ini tergolong dalam filum porifera, menetap pada permukaan karang yang terlindungi dan mudah memperoleh cahaya. Indonesia kaya akan bermacam-macam jenis sponge yang merupakan salah satu sumber daya hayati laut yang berpotensi sebagai sediaan obat oleh karena kandungan bioaktifnya. Bahan-bahan ini dihasilkan untuk mempertahankan diri dari serangan predator, sehubungan struktur tubuhnya yang lunak dan menetap. Baslow (1977) dalam pindan (1977) merangkum beberapa penelitian dan penemuan yang telah dilakukan oleh para peneliti mengenai aspek biomedik dari sponge, antara lain : a) Cryptotethia crypta, menghasilkan senyawa antivirus yaitu cytosine-arabinosa (Ara-C) yang telah dikembangkan dan diperdagangkan . b) Verongia aerophoba menghasilkan senyawa aeroplysinin – 1 yang memilki aktivitas antibiotik terhadap Staphylacoccus alba, Bacillus cereus dan Bacillus subtilis. c) Dari sponge spesies Verongia thiona berhasil diisolasi senyawa aerothinion dan homoaerothionin. Keduanya menunjukkan aktivitas antibiotic.
Garson (1994) juga telah merangkum beberapa penelitian dan penemuan mengenai kandungan bioaktif sponge, antara lain : a) Tedania digitata menghasilkan senyawa antiinflamasi dan antialergi b) Mycale sp menghasilkan senyawa mycalamide B yang mempunyai aktivitas in vitro melawan sel kanker (terlalu toksik untuk penggunaan klinik). c) Latrunculia magnificia menghasilkan senyawa latrunculin A yang memilki aktivitas antikolinesterase. Senyawa bioaktif pada sponge yang berhasil diisolasi, efektif dalam menghambat aktivitas protein kinase dan senyawa yang potensial untuk terapi tumor dan kanker. Senyawa aktif yang diperoleh secara kimiawi diidentifikasi sebagai jaspamide. Jaspamide ini mampu menghambat pertumbuhan sel kanker (mieloma) in vitro pada konsentrasi sangat kecil yaitu 1,1 x 10-7 M (LD-50 = inhibitory dose 50% atau penghambat 50% pertumbuhan), lebih kecil dari vinkristine (dari daun tapak dara atau Catharanthus roseus) yang secara klinis sudah digunakan sebagai obat antikanker. (Wahyono, 2004). Molinski melakukan penelitiannya mengenai phorboxazole. Phorboxazole adalah ekstrak spons Samudera Hindia Australia yang mampu menekan pertumbuhan sel tumor pada konsentrasi rendah sekalipun. Zat itu juga bersifat anti-karsinogenik yang mampu mencegah pertumbuhan sel kanker sejak dini. Molinski percaya bahwa phorboxazole masih memilki kemampuan medis lainnya yang belum diketahui.
Echinodermata Filum ini memilki karakteristik sebagai hewan yang simetris radial, meliputi hewan-hewan Holothroidea, Echinoidea, Astroidea, Crinoidea dan Ophiuroidea. (Webber dan Thruman, 1991). Organism kelas Holothuroidea telah diketahui mengandung toksin. Ada dua jenis toksin yang telah dikenal yaitu Holothurin A dan Holothurin B. senyawa ini dapat menghambat sintesis protein, juga memilki sifat antimikroba yang sangat ampuh (Baslow, 1977 dalam Pindan, 1977). Cnidaria Terumbu karang jadi amat berharga bukan soal bentuk dan keindahannya semata. Keberadaannya mengundang organisme lain datang dan hidup di sana, lalu berkembang biak. Misalnya, ikan-ikan yang habitatnya di kawasan karang, memanfaatkan kawasan terumbu untuk tempat tinggal dan berkembang biak. Dan sebagaimana kodrat rantai makanan berlaku, keberadaan ikan dan hewan ini mengundang kedatangan hewan lain yang lebih besar, untuk mencari makan. Tak heran, kawasan terumbu karang mirip pasar ikan, artinya dipenuhi berbagai jenis ikan yang lalu lalang dan menetap disana. Hewan yang termasuk dalam filum ini antara lain : ubur-ubur, anemone laut dan karang. Hewan-hewan ini tidak memilki anus, mempunyai organ penyengat (nematocyst) dan ada yang hidup berkoloni juga berenang bebas.
Berbagai hasil penelitian dan penemuan yang telah dilakukan oleh para peneliti dirangkum oleh Baslow (1977) dalam Pindan (1997), beberapa diantaranya adalah : a) Anemone laut jenis Chironex dleckeri telah diteliti dan diketahui mengandung dan menghasilkan protein toksin yang dapat menyebabkan necrosis pada tempat yang diinjeksi, dapat menghemolisis eritrosit, menghambat aktivtas jantung dan pernafasan bila diinjeksi secara intravena. b) Karang jenis Physalia physalis juga menghasilkan protein toksin yang dapat menghambat sistem saraf, menghambat transport sodium pada kulit katak, serta menghambat koordinasi jantung pada vertebrata dan invertebrata. c) Ekstrak dari Remili mulleri menyebabkan berkurangnya aktivitas saraf dan menurunnya tekanan darah. d) Karang gorgonian Plexaura homomalia menghasilkan senyawa prostaglandin Organisme laut seperti karang mempunyai potensi sebagai obat antikanker. Hasil penelitian dosen ilmu Kelautan pada Fakultas Perternakan Universitas Diponegoro (UNDIP) ketika belajar di Jepang menemukan Isis hipporis, salah satu spesies karang gorgonian mempunyai khasiat sebagai obat kanker usus. Saat ini, sekelompok dosen dari Fakultas Perternakan UNDIP tengah mengembangkan penelitian tentang karang sebagai antikanker. Penelitian yang akan mengambil sampel karang di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan pertimbangan karang di sana karang masih murni dan belum rusak. Jenis karang yang akan diteliti meliputi Isis Hipporis, spons, karang lunak, tunikata, dan Nudi branch. Ditemukan bahwa Isis hipporis mempunyai khasiat sebagai obat kanker usus. (Kompas, selasa, 18 Maret 2003).
Luciferase dan Cahayanya Luciferase adalah nama sebuah enzim yang bisa memendarkan cahaya. Produksi cahaya pada kunang-kunang merupakan reaksi kimia yang terjadi pada organ pemancar cahaya, seperti bagian bawah abdomen (perut). Pada bagian ini, enzim luciferase menggunakan luciferin substrat untuk merangsang pemancaran cahaya. Cahaya yang dihasilkan memiliki panjang gelombang antara 510 – 670 nanometer dengan warna pucat kekuningan sampai hijau kemerahan. Reaksi yang terjadi tersebut tergolong sangat efisien karena dari total reaksi , 96% diubah menjadi cahaya. Keberhasilan isolasi gen (cloning) luciferase dari kunang-kunang Photinus pyralis pada awal 1980-an oleh Helinski dan Marlene merupakan salah satu babak baru dalam perkembangan bioteknologi [4]. Sama halnya dengan GUS , luciferase juga digunakan untuk analisa ekspresi gen atau sebagai reporter. Luciferase menghasilkan cahaya dengan cara mengoksidasi luciferin dan pada umumnya bersifat ATP-dependent (Gambar 2). Penggunaan luciferase sebagai reporter gen memilki keunggulan di antaranya luciferin (substrat) yang dipakai bersifat water soluble (larut dalam air) sehingga dapat dengan mudah masuk kedalam sel. Selain itu, luciferase bisa melangsungkan reaksinya didalam sel hidup karena produk reaksinya tidak bersifat toxic (beracun) bagi makhluk hidup.
Sebagai kesimpulan, dari ketiga teknik yang telah dijelaskan diatas, masing-masing memilki beberapa keistimewaan. Tinggal bagaimana seorang peneliti menyesuaikan teknik yang paling tepat untuk diaplikasikan pada alur penelitiannya. GUS, LUC, dan GFP fusion sistem telah memberikan inspirasi dengan kemudahannya dalam mendeteksi ekspresi suatu gen. sehingga dalam aplikasinya akan sangat mudah mengeksplorasi fungsi suatu gen pada tanaman.
Mollusca Moluska merupakan organisme laut yang dominan dihutan mangrove, dimana moluska diwakili oleh sejumlah siput. Moluska termasuk fauna avertebrata yang terbagi dalam beberapa kelas atau golongan. Ada lima kelas filum molluca, yaitu : Chiton, Gastropoda (siput), Pelecypoda (bivalia), Scaphopoda dan Cephalopoda. (Nybakken, 1992). Berbeda dengan hewan vertebrata dan mamalia, mollusca tidak mempunyai sel-sel pertahanan dalam tubhnya seperti limfosit, Makrofag dan produk dari sel-sel ini (Hibbs dan Shumaker, 1936). Karakteristik farmakologi pada mollusca dilaporkan oleh beberapa peneliti antara lain : Hasil ekstrak dari kimia, Mercenaria-mercenaria yaitu Mercene mempunyai aktivitas antitumor. Toksin yang diisolasi dari Octopus maculosa, tepatnya dari kalenjar ludah, adalah maculotoksin yang menyebabkan hipotensi serta menghambat respirasi pada tikus. Dilaporkan pula bahwa maculotoksin memilki aktivitas yang hampir sama dengan tetradotoksin dan saxitoksin. Penelitian Ksatrya (2002) pada tiga jenis mollusca genus Turbo yaitu Turbo cinereus, Turbo brunneus dan Turbo crysostamus menunjukkan adanya aktivitas antipasme bronkus. Hasil ekstraksi dari ketiga jenis mollusca tersebut diujikan pada tikus Rattus norvegicus. Aktivitas senyawa antipasme bronkus bermanfaat untuk merilekskan bronkus dari serangan asma.
Keong laut Belum lama ini para peneliti melaporkan mengembangkan obat pembunuh rasa sakit, yang jauh lebih kuat dari Morphin, tapi hampir tanpa dampak sampingan kecanduan. Unsur aktifnya berasal dari racun sejenis keong laut keluarga Conidae. Meski terhadap manusia racun tersebut tidak mematikan, namun gejala umum yang muncul akibat racun keong laut tersebut, antara lain, rasa terbakar hebat, pusing-pusing, merasa lumpuh atau tidak lagi dapat menggerakan anggota badan sampai yang paling fatal tentu saja kematian. Ternyata racun dari keong laut itu, merupakan senyawa yang amat kompleks . unsur aktifnya Conotoxin, memilki tujuh jenis racun yang berbeda sifatnya. Masing-masing racun, terdiri dari 12 sampa 30 asam amino yang membentuk rantai peptida. Yang disebut alpha Conotoxin misalnya, menyerang jaringan saraf, dan menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Myu, Delta, Kappa, dan Omega Conotoxin bekerja secara berbeda-beda, namun terutama memblokir kanal Natrium diotot, menyebabkan terganggunya fungsi otot. Sementara racun lainnya yang dijuluki peptida King kong, juga berfungsi melumpuhkan sistem saraf, dengan memblokir kanal ion dan reseptor saraf. Dalam uji coba pada tikus di laboratorium, suntikan Delta Conotoxin ke saraf tulang belakangnya dalam toksis tertentu, terbukti mampu memutus sinyal rasa nyeri ke otak. Yang amat menarik, penggunaan terus menerus Delta Conotoxin, tidak menimbulkan rasa kecanduan atau ketagihan. Karena itulah, sejak tahun 1996 uji coba unsur Conotoxin kepada manusia mulai dilakukan. Diharapkan, dalam waktu beberapa tahun lagi, obat penghilang rasa sakit Conotoxin yang 40 kali lebih kuat dari Morphin, sudah dapat dipasarkan. (Aria/dw-world-35).
Chordata Tunikata adalah organisme dalam filum chordata yang semuanya hidup di laut. Mereka hidup berenang bebas, sesil dan sebagian membentuk koloni. Sub filum urachordata atau tunikata terdiri dari tiga kelas yaitu Acidiacea, Larvacea dan Thaliacea. Cara makan dari hewan ini adalah filter feeder, yaitu menyaring plankton-plankton dengan saringan khusus. Sistem peredaran darah sangat unik yaitu sistem bolak-balik, sistem reproduksi dari hewan ini ada dua yaitu seksual dan aseksual. Ekstrak etanol dari golongan tunikata : Ecteinascida turbinata terbukti menghambat sel-sel tumor, dan memperpanjang umur tikus yang semula diberikan sel-sel leukemia. Selanjutnya ditemukan bahwa ekstrak ini menghambat sintesis DNA pada beberapa spesies golongan gorgonian di daerah laut Karibea, telah ditemukan bersifat sitotoksik terhadap berbagai sel kanker pada percobaan dengan memanfaatkan teknik kultur jaringan sel. Krasin asetat dan beberapa senyawa lain mampu melumpuhkan dan merusak silia larva golongan mollusca tertentu. Senyawa sitotoksik lain adalah sinularia dan dihirosinularin. (Suhartono, 2000). Karang lunak jenis Sinularia ovispiculata, Sinularia inexplicita, Sinularia capillosa, Sarchophyton cinereum, Sarchophyton crassocaule, Sinularia prodigiosa dan Sinularia gravis mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Vibrio cholera, Sthaphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis dengan daya hambat yang cukup besar. Namun secara keseluruhan karang lunak yang mengandung substan dengan aktivitas antimikroba yang kuat adalah jenis Sarchophyton cinereum dan Sinularia gravis.
Ikan Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 diseluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthye, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan memiliki bermacam ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout infantish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira ¼ inci). Ada beberapa hewan air yang sering dianggap sebagai “ikan”, seperti ikan paus, ikan cumi, dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong ikan. Beberapa spesies tuna dapat mempertahankan suhu tubuhnya, sehingga tidak dapat selalu dianggap poikilotermik. Ikan hiu putih raksasa (Great White Shark) satu-satunya ikan yang benar-benar endoterm (berdarah panas). (Des Roza dan Fris Johny, 2006). Pola kebiasaan makan ikan masyarakat Eskimo dan jepang menunjukka ke masyarakat memilki resiko kecil terhadap jantung dan penyakit degenerative lain. Minyak ikan mengandung beberapa senyawa tak jenuh / poluyunsaturated-Omega 3 yang berguna untuk : - Pertumbuhan otak - Pencegahan depresi - Schizoprenia - Hiperaktif
Komposisi kandungan gizi ikan Terdapat 4 macam komposisi kandungan gizi ikan (Soenardi, 2000) : a) Protein 18% (asam amino esensial untuk pertumbuhan) b) Lemak 1-20% (asam lemak tak jenuh / polyunsaturated. Mudah dicerna, dapat membantu menurunkan kolestrol darah) c) Berbagai jenis vitamin (A,D,Thiamin, Riboflavin, dan Niacin) d) Mineral (Mg, P, I, FI, Fe, Cu, Zn, Se). (Kompas, Desember 2007) Jenis-jenis minyak ikan yang berkhasiat Sebetulnya sampai sekarang sudah ada beberapa jenis minyak ikan yang sudah diketahui bermanfaat dan berkhasiat bagi kesehatan manusia, sampai saat ini yang sudah diteliti dan dibuktikan baru ada 3 ,Macam minyak ikan yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh manusia yakni : 1. Minyak ikan yang disebut Cod Liver Oil atau Habitat oil, minyak ikan ini berasal dari hati dan lemak ikan hiu besar serta mengandung Vitamin A, D dan triglisirida. Kedua vitamin ini sudah dikenal di kalangan dokter dan orang awam sebagai obat untuk memperbaiki dan menyempurnakan pertumbuhan tulang dan kulit juga sebagai obat pencegah dan pengobatan untuk Xerophthalmia dan kebutaan.
2. Omega 3 adalah nama popular untuk minyak ikan yang mengandung campuran Eicosapentanoid acid (EPA) dan Decoxahexanoid acid (DHA) berasal dari ekstrak jaringan lemak ikan jenis Mackerel, Herring, Sardine, Salem, Lemuru, Ansyoi dan sebagainya. Semua jenis ikan ini hidup di permukaan air. Omega 3 diklaim berkhasiat untuk penggumpalan sel trombosit dan arteriosklerosis. Omega 3 ini sangat terkenal di Eropa dan Amerika Serikat. Namun demikian pada tahun 1989 tim Dr. G.J> Reis dkk (Lancet,1989, 11:177) dan tim Dr. R.A Riemersma dkk (Lencet, 1989 11:1450) melaporkan bahwa omega 3 kalah manfaat dan khasiatnya dengan minyak zaitun (Olive Oil). Hal ini tidaklah mengherankan sama sekali karena seperti telah di diterangkan diatas bahwa minyak zaitun mengandung zak aktiv squalene (DR. Iwan T. Budiarso, (Lencet, 1990, vol. 336:1313). Harga minyak zaitun adalah 10 kali lebih murah dari pada Omega 3 cair dan bila mana omega 3 dibentuk dalam kapsul seperti yang sekarang diresepkan oleh para dokter dan dijual di Apotek dan tokoh-tokoh obat, maka harga naik menjadi 100 kali lebih mahal dari pada minyak zaitun, bukan saja lebih baik dan efektif, akan tetapi juga lebih harum baunya dan lebih gurih rasanyadari pada omega 3 yang sangat amis baik maupun rasanya. Jadi secara singkat kesimpulannya penggunan omega 3 baik secara medis maupun ekonomis kalah dari pada minyak zaitun.
3. Squalene adalah minyak berasal dari ekstrak hati ikan hiu botol (Aizame, Spiny dog, fish, Centrphorus atromarginatus Garman) dan mempunyai khasiat dan manfaat selain untuk menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh, tetapi juga dapat dipakai untuk pengobatan berbagai jenis penyakit antara lain yang akan dipaparkan di bawah ini. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman klinis selama lebih dari setengah abad, para Shin-se, thabib dan dokter di Cina, Jepang, dan korea, mereka dapat menyimpulkan sifat, fungsi dan khasiat squalene terhadap kesehatan manusia antara lain sebagai berikut :
`Squalene Sebagai Penguat Dan Penambahan Gairah Hidup Squalene adalah salah satu bahan baku dalam pembuatan kolestrol dan steroid. Kolestrol adalah bahan organic yang sangat penting dan ditemukan dalam jaringan seperti lemak, sel membrane, susunan saraf, darah, dan sebagainya. Kolestrol juga memegang peranan penting dalam proses metabolisme dan bila diaktifkan juga memgang peranan penting dalam proses metabolisme dan bila diaktifkan dapat membentukvitamin D untuk menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan tulang. Kolestrol dapat juga diproses menjadi hormone. Sedangkan dari steroid juga dapat dibuat menjadi hormone dan hormone ini memegang peranan sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Tanpa hormone manusia adalah tidak berdaya baik secara fisik, mental, seksual maupun sosial. Umumnya pada orang-orang lanjut usia yang sudah menurun gairah seknsnya akibat penurunan kadar baik estrogen (pada wanita) maupun testoteron (pada laki-laki), maka dengan penambahan squalene dalam tubuh, kadar hormone yang rendah tersebut bukan saja dapat dipulihkan akan tetapi bahkan dapat ditingkatkan menjadi lebih maksimal. Squalene pada orang-orang lanjut usia juga dapat memperbaiki dan meningkatkan fungsi kalenjar kelamin dan pituitary yang terkenal sebagai pangkal reaksi sumber gairah.
2. Sebagai Penguat Fungsi Dan Penyembuh Penyakit Hati Telah dilaporkan oleh beberapa rumah sakit kepunyaan Universitas di Tokyo dan Fakuoka dan juga RS Nasional di Jepang, setelah dicoba untuk mengobati para penderita radang hati / Lever, emereka menyimpulkan bahwa squalene bermanfaat dan berkhasiar untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Pada tahun 1970-an para peneliti di jepang sedang melakukan penelitian hasil ekstrak air asal tumbuhan yang disebut Glycyrrhiza radix. Zak aktifnya yang terisoler diberi nama generic Glycyrrhizin. Zat ini sangat ampuh untuk mengobati penyakit hati/lever. Sekarang oleh salah satu pabrik obat di Jepang zat ini dijual dengan merek dagang SNMC (Stronger Neo Menophagen C). hasil trial mengenai manfaat dan khasiat SNMC untuk pengobatan hari telah dipaparkan dan disajikan pada symposium on Prevention of viral Hepatitis di Sixth International Congress of Virology, September 2nd, 1984 di Sandai, Jepang ternyata SNMC yang berkhasiat untuk mengobati penyakit hati ini mengandung senyawa yang mempunyai rantai molekul terdiri dari polimer isoprene dan disebut terpenes dan triterpenes dengan kimianya C30. Senyawa ini banyak ditemukan dalam ektrak hati ikan hiu botol yang disebut Squalene. Squalene adalah zat yang mengandumg tritepene dengan bentuk struktur cincin bensen terbuka dan sudah lama dikenal sebagai Interferon Inducer (IFN). Sudah sejak lama diketahui bahwa Interferon dapat berfungsi untuk meningkatkan baik jumlah maupun aktivitas Natural killer cells (NK) atau lymphocytes. Para dokter dan peneliti dibidang Onkologi percaya bahwa peningkatan jumlah dan aktivitas NK pada pasien penderita kanker memberikan prognosa baik.
3. Berkhasiat Untuk Penyakit Kencing Manis Kecing manis (Diabetes mellitus) adalah suatu penyakit akibat kekurangan insulin. Insulin adalah sejenis hormon yang dihasilkan oleh kalenjar pankreas dan berfungsi untuk proses metabolisme makanan terutama golongan karbohidrat atau gula. Squalene adalah bahan baku untuk hormon, dalam hal ini ialah pembuatan insulin. Dengan demikian squalene selain berfungsi untuk memperkuat dan memperbaiki kalenjar prankeas, ia juga membantu mempertinggi produksi insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. 4. Meningkatkan Ketahanan Tubuh Para dokter di Jepang percaya bahwa bila squalene diminumkan pada pasien dapat membantu memperbaiki sistem ketahanan tubuh (Sistem imunologi), karena molekul squalene terdiri dari polimer isoprene yang disebut terpene dan triterpene. Zat ini sudah dibuktikan dapat sebagai interferon inducer. Interferon apat meningkatkan baik jumlah maupun aktifitas sel-sel yang ditingkatkan kemampuan dan ketahanannya terutama adalah sel-sel limfosit T dan B serta sel makrofag. Maka di Jepang sebelum ditemukan antibiotic, squalene banyak digunakan untuk mengobati tuberculosis, hepatitis, kencing manis, masuk angin, flu, dan sebagainya. 5. Berfungsi Sebagai Pensteril Dan Penyembuh Luka Squalene adalah sebagai sumber pensuplai oksigen yang efektif. Seperti halnya pada ozon (O3) yang bersifat pensteril dan pensuplai O2. Karena ozon terurai menjadi On (Nasendi dan O2) dimana On bersifat pembunuh kuman dan O2 mengaktifkan dan meningkatkan metabolism sel-sel yang bersangkutan. Demikian juga sifat squalene sama seperti ozon. Luka atau radang tadi bukan saja menjadi steril dan cepat sembuh, tetapi juga tidak terasa nyeri/sakit, hal ini sesuai dengan teori yang dikembangkan oleh Dr. Yoka, yakni : Pain is caused by oxygen shortage (Kesakitan adalah akibat kekurangan oksigen).
5. Menghilangkan Letih Lesu Dan Pegal Linu Rasa letih lesu dan pegal linu adalah antara lain akibat pengendapan asam laktat didalam otot skelet karena terjadi pembakaran yang tidak sempurna. Squalene yang kaya akan oksigen di dalam tubuh akan mengalir dan menyebar ke semua jaringan tubuh dan mensuplai oksgen. Dengan demikian asam laktat yang mengendap dalam serabut otot akan dioksider sampai habis menjadi CO2, H2O dan energy. Maka akhirnya fungsi oto pulih kembali dan badan merasa segar dan sehat. 6. Sebagai Pelembab, Pelican, dan Penghalus Kulit Squalene bila dioleskan pada kulit dengan mudah sekali dapat diserap . squalene sudah dapat diserap dalam waktu 0,5 detik dan tersebar luas 1 mm dan dalam waktu kurang dari 1 menit sudah mencapai dan tersebar dalam pembuluh darah kapiler. Karena squalene adalah konstituen normal dan getah sebum maka sangat bermanfaat sekali sebagai pelembab, pelicin, penghalus, dan penghilang keriput kulit. 7. Bermanfaat Untuk Tukak Lambung Dan Usus Duabelas Jari Menurut majalah kedokteran Amerika, dilaporkan bahwa squalene sangat bermanfaat dan berkhasiat untuk mengobati tukak lambung dan usus duabelas jari tanpa menimbulkan efek samping. Dasar keterangannya adalah seperti telah dijelaskan pada butir 5.
9. Dapat Mencegah Kanker Dr. Noguchi mengatakan : “Penyebab segala macam penyakit adalah akibat kekurangan oksigen”. Demikian juga Dr. Wettenberg dari universitas Minnisota menyatakan : “Dengan menghindari kekurangan oksigen, dapat ditahan timbulnya kanker. Dan Dr. Yokota berpendapat : “Substansi penyebab kanker adalah segala macam bahan yang menghabiskan atau merampas oksigen”. Essensi dari ketiga pernyataan/teori itu adalah sama. Hal ini dapat di mengerti karena jaringan kanker dan keadaan jaringan di sekitarnya adalah miskin akan oksigen dan bersamaan dengan ini juga mempunyai derajat keasaman yang tinggi. Pengasaman ini mengakibatkan struktur membrane sel berubah bentukmya dan kumpulan sel-sel yang berubah sifat inilah yang disebut kanker. Dr. Tsujimoto telah menguraikan bahwa squalene berperan sebagai pensuplai oksigen dan memperlancar serta mempertinggi metabolism. Dengan demikian jaringan kanker yang miskin akan oksigen dan asam itu dapat dinetralisir oleh squalene yang kaya oksigen. Pada bulan oktober 1984, Prof Kuwano dari Medical Center, University Oita, Jepang, mengutarakan : “Bahwa umur penderita dapat diperpanjang bila diberi obat kombinasi antara obat kanker plus squalene dari pada yang hanya diobati dengan obat kanker saja”. Demikian juga Dr. Ikegawa dari pusat pengobatan kanker, Jepang, menyampaikan laporan pada symposium penemuan dan pencegahan kanker ke 4 di London yang isinya antara lain : pada percobaan dengan tikus penyebaran kanker paru-paru dapat dicegah dengan squalene. Demikian juga pada pertemuan sedunia mengenai pengobatan dan bedah kanker di Sanremo, Itali, Dr. Okuma menyatakan : “Squalene meningkatkan dan menguatkan antibody terhadap kanker. Squalene mengandung senyawa yang terdiri dari terpene dan triterpene, kedua zat kimia ini sudah dibuktikan berfungsi sebagai interferon inducer. Zat yang akhir ini berfungsi meningkatkan dan mengaktifkan sel-sel limfosit T, terutama Natural killer cell. Natural killer cell adalah pembunuh sel-sel kanker.
10. Befungsi Sebagai Adaptogen Dalam dunia kedokteran saat ini, telah dicetus gagasan teori atau konsep baru yang disebut dengan Adaptogen. Yang disebut adaptogen ialah : - Zat/bahan yang tidak bersifat racun - Tidak mempunyai efek samping - Fungsinya tidak terbatas pada satu organ tertentu saja - Berfungsi sebagai penormal/penetralisir - Bersifat sebagai Chelating agent Gagasan ini dicetus, karena selama ini dibidang kedokteran tidak mau atau tidak berani melakukan pengobatan jika penyebab dari penyakit tersebut tidak diketahui. Squalene ternyata memilki kumpulan sifat-sifat sebagai adaptogen. Dan secara empiris belum pernah ada laporan tentang efek samping dari Squalene. Malah sebaliknya squalene bermanfaat dan berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit jaman sekarang antara lain penyakit degenerative, penyakit hati, kencing manis, tekanan darah rendah dan tinggi, TBC paru, stress, kanker, letih , lesu, pegal linu, masuk angin, dan sebagainya.
Kesimpulan Menguji aktivitas biologi dari bahan obat atau potensi sebagai obat dari materi tumbuhan ataupun suatu organisme memerlukan suatu pendekatan khusus. Investigasi boleh difokuskan pada bioaktivitas dari kandungan ekstrak tumbuhan atau penyediaan sederhana pada pengisolasian bioaktivitas tunggal dari kandungan kimia. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas biologi, yaitu : 1. Sifat fisikokimia seperti daya larut, koefisien partisi dan ionisasi 2. Parameter kimia seperti resonansi, efek induktif, potensi oksidasi-reduksi, jenis ikatan dan isosterism 3. Pertimbangan mengenai ruang seperti dimensi molekuler, jarak interatomik dan stereokimia. Mangrove mempunyai fungsi ekologis yaitu sebagai penyedia nutrient bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin, dan tsunami dan lain sebagainya. Komponen biota terpenting di suatu terumbu karang ialah hewan karang batu yaitu hewan yang tergolong Scleractinia yang kerangkanya terbuat dari bahan kapur. Terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrient bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, tempat bermain dan asuhan bagi berbagai biota dan memiliki nilai ekonomis penting. Alga misalnya digunakan sebagai makanan ternak, agar-agar, lalap sampai bahan baku industry kosmetik dan farmasi. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam dalam laut. Lamun adalah tumbuhan yang memilki akar, daun dan rhizome atau batang yang terbenam dan merayap secara mendatar serta berbuku-buku. Lamun berfungsi sebagai penangkap sedimen, sumber makanan bagi duyung, penyu laut, bulu babi serta beberapa jenis ikan, dan juga merupakan habitat bagi ikan (umumnya yang berukuran kecil).