PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR OLEH SRI WAHYUNI 151386
Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir Anamesa berfokus pada kondisi neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir Pemeriksaan umum
Pertama, pengkajian segera setelah lahir Pertama, pengkajian segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi appearence (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace (refleks atau respon terhadap rangsang), activity (tonus otot), and respiratory effort (usaha bernafas).
Kedua, pengkajian keadaan fisik Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian segera setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik/penunjang lain dan catatan medik yang menunjang.
Tonus otot atau tingkat kesadaran Pemeriksaan umum Pernapasan Warna kulit Denyut Jantung Suhu Aksiler Postur dan gerakan Tonus otot atau tingkat kesadaran Ekstremitas Kulit Tali pusat Berat badan
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir , bayi, balita dan neonatus. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir Pemerikriksaan Fisik ( Head to toe )
Pemeriksaan fisik ( head to toe ) Kepala Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2. Wajah Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
4. Hidung Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
5. Mulut Periksa adanya bibir sumbing (labioskizis) , adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut) Periksa keutuhan langit-langit (labiopalatoskizis), terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak.
6. Telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
7. Leher Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
8. Dada, Paru dan Jantung Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung.
9. Abdomen Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten. Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
10. Ekstermitas Atas Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
11. Ekstermitas Bawah Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.
12. Spinal Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
13. Genetalia Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis Periksa adanya hipospadia dan epispadia Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
14. Anus dan Rectum Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
15. Kulit Perhatikan kondisi kulit bayi. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir Periksa adanya pembekakan Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan). Perhatikan adanya lanugo (rambut halus yang terdapat pada punggung bayi)
Bercal mongol Hemagioma Icterus seborea Miliaria Obstipasi Infeksi MERUMUSKAN DIAGNOSA DAN MASALAH MASALAH POTENSIAL PADA BAYI BARU LAHIR , BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH. Bercal mongol Hemagioma Icterus seborea Miliaria Obstipasi Infeksi
Bercal mongol
Hemagioma
Ikterus
Miliaria
Seborea
MERENCANAKAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH. Aspek-aspek penting asuhan segera bayi baru lahir: Memantau pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit sekali Jaga agar bayi tetap kering dan hangat dengan cara ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut serta pastikan kepala bayi telah terlindung baik
Memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit: Jika telapak bayi dingin periksa suhu aksila bayi Jika suhu kurang dari 36,5 derajat c segera hangatkan bayi.
Rencana rasional Jalin komunikasi dengan keluarga klien. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan pemeriksaan. Pertahankan suhu tubuh bayi. Lakukan perawatan tali pusat. Kaji tanda-tanda bahaya pada bayi
Implementasi Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada klien berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menangani diagnosa / masalah yang telah terindentifikasi
THANK YOU