Ruang lingkup antropologi
Ruang lingkup antropologi Dalam buku "Anthopology", William A. Haviland (1985:12) membahas antropologi yang secara garis besar terdiri empat cabang yaitu: 1. Antropologi Fisik 2. Antropologi Budaya (Arkeologi, Linguistik, dan Etnologi). Dari keempat bagian tersebut Haviland kemudian menjabarkannya ke dalam berbagai bagian yang meliputi : Evolusi Biologi Umat Manusia Evolusi Kultural Umat Manusia, serta Kebudayaan dengan segala macam aspeknya seperti komunikasi, pengasuhan anak, pola penghidupan, sistem perekonomian, perkawinan dan keluarga, kekerabatan dan keturunan, organisasi politik dan pengendalian social, agama, kesenian, dan perubahan kebudayaan.
Antropologi Fisik Antropologi fisik (antropologi ragawi) adalah bagian dari antropologi yang memusatkan perhatiannya kepada manusia sebagai organisme biologis yang berkembang dan hendak ditentukan bagaimana dan apa sebabnya bangsa-bangsa berbeda menurut keadaan fisiknya. Salah satu yang menjadi perhatian antropologi fisik adalah evolusi manusia (Haviland, 1985:12 dan Ihromi, 1994:5). Dua pertanyaan yang menyolok dari cabang antropologi fisik adalah: a. Tentang munculnya manusia, dan perkembangannya kemudian (paleontology manusia) b. Mengenai bagaimana dan apa sebabnya manusia masa kini secara biologis berbeda (variasi manusia)
Antropologi budaya meliputi etnologi, linguistic, dan arkeologi. a. Etnologi Atau dikenal dengan ilmu bangsa-bangsa. Etnologi menurut Haviland (1985:17) adalah cabang dari antropologi budaya yang memusatkan perhatian terhadap kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang. Sub disiplin ini lebih mengkhususkan diri kepada perilaku manusia sebagaimana yang dapat disaksikan, dialami, dan didiskusikannya dengan orang-orang yang kebudayaannya hendak dipahami.
Etnologi Sementara itu, menurut Ihromi (1994:10) berpendapat bahwa seorang ahli etnologi berusaha memahami bagaimana perbedaan dari cara berpikir dan cara berlaku yang sudah membaku pada orang-orang masa sekarang dan masa lalu, serta memahami sebab-sebab dari perbedaan itu. Dengan kata lain etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat istiadat perkawinan, struktur kekerabatan, sistem politik dan ekonomi, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik.
Etnologi Serta bagaimana perbedaan diantara pola-pola itu dalam berbagai masyarakat masa kini. Selain itu etnologi juga mempelajari dinamika kebudayaan tersebut dan kebudayaan lain saling mempengaruhi termasuk juga interaksi antara berbagai kepercayaan dan cara-cara melaksanakannya di dalam suatu kebudayaan dan pengaruhnya terhadap kepribadian seseorang.
b. Linguistik Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu tentang bahasa ini agak lebih tua dibandingkan dengan antropologi. Kedua disiplin tersebut menjadi amat erat hubungannya, karena ketika para ahli antropologi melakukan penelitian lapangan, mereka meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa primitive.
Linguistik Terdapat perbedaan antara ahli linguistik dengan ahli-ahli bahasa yang lain. Ahli linguistik lebih tertarik pada sejarah dan struktur bahasa-bahasa yang tidak tertulis. Pusat perhatian demikian memerlukan tekhnik analisa dan penelitian yang lebih luas jenisnya dibandingkan dengan yang digunakan oleh para ahli bahasa yang lain
Linguistik Lebih jauh ahli linguistik juga tertarik untuk mempelajari timbulnya bahasa selama masa yang lalu dan juga pada variasi bahasa pada masa kini sehingga dapat dikatakan bahwa ahli antropologi linguistik mempelajari timbulnya bahasa dan bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa-bahasa selama dalam jangka waktu berabad-abad.
Linguistik Ketika antropologi linguistik tertarik mengenai bagaimana terjadinya perbedaan bahasa-bahasa sekarang, khusunya sehubungan dengan konstruksi dan cara penggunaannya, maka kemudian berkembang cabang ilmu bahasa deskriptif. Secara rinci, ilmu mengenai konstruksi bahasa disebut ilmu bahasa struktual, dan ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa dipergunakan dalam logat sehari-hari disebut sosialinguistik atau etnolinguistik.
c. Arkeologi Arkeologi menurut Haviland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatian dipusatkan kepada masa lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali hanya berupa benda dan bukan gagasan. Ahli arkeologi mempelajari alat-alat, tembikar, dan peninggalan lain yang tahan lama, yang masih ada sebagai warisan dari kebudayaan yang telah punah.
Arkeologi Atau dengan kata lain menurut Ihromi (1994:7) berusaha mengkonstruksikan dan menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah, serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterengan tentang kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu. Pokok perhatiannya sama dengan ahli sejarah, hanya saja ahli arkeologi menelusuri masa lalu yang lebih jauh, karena para ahli sejarah hanya mempelajari kebudayaan yang mempunyai catatan-catatan tertulis dan hanya membatasi diri pada 5.000 tahun terakhir ini.
Cabang-cabang antropologi Menurut Koentjaraningrat : 1. Antropologi fisik Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (spesies). Contoh : Para antropolog umumnya memiliki anggapan bahwanenek moyang manusia adalah sejenis kera dan monyet, karena memiliki kemiripan-kemiripan tertentu. Antropologi fisik dibagi dua, yaitu paleoantropologi dan antropologi biologis
Paleoantropologi Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi makhluk hidup manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.
Antropologi Biologis Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik), seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh maupun sifat bagian dalam (genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia dimuka bumi ini terdapat beberapa golongan berdasarkan persamaanmengenai beberapa ciri tubuh. Pengelompokkan seperti itu dalam ilmu antropologi disebut ras
2. Antropologi Budaya Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial,bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, dimana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat manusia (Burke, 2000:193) Cabang antropologi budaya dibagi lagi menjadi enam bagian, yaitu prehistori, etnolinguistik, etnologi, etnopsikologi, antropologi spesialisasi, dan antropologi terapan.
Antropologi prehistori Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya makhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahun yang lalu hingga sekarang, dibagi menjadi dua bagian yakni masa sebelum mengenal tulisan atau huruf, dan masa setelah manusia mengenal tulisan atau huruf. Sub ilmu prehistori ini sering disebut ilmu arkeologi. Di sini ilmu arkeologi sebenarnya adalah sejarah kebudayaan dari zaman prehistori
Etnolinguistik Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu antropologi dengan berbagai metode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat dimuka bumi ini. Dari bahan ini telah berkembang ke berbagai macam metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah, juga ilmu linguistik umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia masih tetap berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan bagian dari ilmu antropologi.