Menyampaikan Berita Duka Sampaikan berita tersebut dengan jelas dan singkat Sesuaikan bahasa tubuh dengan situasi Jika penerima pesan tidak bisa menerima berita tersebut, histeris atau pingsan yakinkan diri anda bahwa itu adalah reaksi yang wajar Jika hal diatas terjadi, responlah dengan tenang, berilah pernyataan yang menenangkan, ungkapkan keprihatinan anda, jika memungkinkan respon secara fisik misalnya dengan sentuhan
PEMELIHARAAN DAN PENGUATAN DIRI (Manajemen stes)
Self Care
What?
Merupakan serangkaian metode Peduli terhadap Diri Sendiri untuk memelihara, menjaga dan meningkatkan daya tahan mental yang dapat dilakukan siapa saja.
Who?
Kegiatan peduli diri adalah untuk SEMUA ORANG tanpa terkecuali Khususnya: Relawan, pekerja kemanusiaan, profesional kesehatan mental dan siapa saja yang aktif terlibat sehari-hari dalam membantu orang lain PERLU melakukan kegiatan Pemeliharaan dan Penguatan Diri secara RUTIN
Situasi di tempat penugasan sangat menguras energi mental dan bisa mempengaruhi siapapun termasuk para pekerja kemanusiaan yang terlatih dan profesional. Tidak ada satupun orang yang benar-benar kebal terhadap situasi bencana dan dampaknya → “relawan juga manusia”
Memastikan keselamatan dan kesehatan diri terlebih dahulu merupakan syarat mutlak untuk dapat membantu orang lain secara tepat dan efektif. Pekerja kemanusiaan perlu memberikan contoh kepada para penyintas dalam hal kemampuan menghadapi situasi bencana, krisis maupun darurat.
Sumber stres relawan Diri sendiri Keluarga Pekerjaan (Tugas) Masyarakat (penyintas)
Dampak psikologis yang bisa terjadi pada pekerja pemanusiaan : A. Stress B. Trauma Sekunder
Gejala stres pada relawan: Mudah tersinggung/ konflik Marah-marah saat ada masalah Melamun atau menarik diri (tidak mau bergaul) Menyalahkan diri Kehilangan semangat (tidak punya motivasi) Inisiatif kerja berkurang, kerja sering salah-salah
Keluhan fisik : sakit perut, pusing, tegang, sesak nafas, dll. Mimpi buruk atau gangguan tidur lain (kebanyakan tidur atau sulit tidur) Keluhan fisik : sakit perut, pusing, tegang, sesak nafas, dll. Tidak percaya atau berpikiran negatif terhadap teman. Menolak bercerita pengalaman yang dihadapi. Mudah lupa, sulit konsentrasi Rokok, kafein, alkohol dan obat-obatan dikonsumsi lebih banyak.
Trauma Sekunder Trauma sekunder adalah luka batin (dalam bentuk respon stres traumatik) yang bisa terjadi karena menyaksikan atau mengetahui penderitaan atau pengalaman buruk orang lain. Pekerja kemanusiaan seringkali dihadapkan pada orang-orang yang terkena dampak bencana secara langsung, sehingga dapat mengidentifikasikan dirinya seperti mereka. Respon emosional seperti yang dialami oleh orang-orang yang terkena dampak langsung dari suatu bencana bisa juga dialami oleh pekerja kemanusiaan yang tidak mengalami langsung bencana tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya trauma sekunder Frekuensi (tingkat keseringan), Identifikasi (kemiripan-kesamaan), Daya tahan emosional.
Gejala-gejala Kelelahan Trauma sekunder: Terlalu memikirkan (“kepikiran”) Gelisah, gugup, mudah kaget Sulit memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan Terpengaruh kejadian traumatik Mudah tersinggung, mudah marah dgn ketidakadilan Merasa depresi (sedih, tidak berdaya, tidak berarti) Mengalami pengalaman negatif orang lain Menghindari kejadian yang mirip dengan korban Lupa dengan detail dari trauma penyitas Ketakutan
Peduli Diri Sebelum Penugasan Saat Penugasan Pasca penugasan
Sebelum Penugasan Diri & Keluarga Pekerjaan/ penugasan: Ijin dan restu dari keluarga dan orang terdekat Ijin dari kantor & serah terima tugas Memastikan kondisi rumah dalam keadaan siap ditinggalkan (pembayaran-pembayaran beres, hewan/ tanaman kesayangan sudah dititip, dll). Bawa perlengkapan pribadi Pekerjaan/ penugasan: Pelajari situasi & budaya tempat penugasan Bawa identitas & perlengkapan Mendapatkan briefing (pengarahan) terkait penugasan.
Saat Penugasan Diri Menerima stres sebagai hal yang normal Berpikir positif Jaga kesehatan Hindari Alkohol & obat-obatan terlarang Tetap bina hubungan baik dengan teman & keluarga “komunikasikan stres” Tidak berharap terlalu tinggi Aktivitas spiritual
Saat Penugasan Pekerjaan/ penugasan Rencana kerja realistis Jaga semangat kelompok/ tim kerja, bicarakan kalau ada masalah/ hambatan Dengar dan bantu rekan lain Pahami respons (reaksi) umum stres yang terjadi pada penyintas.
Pasca Penugasan Siapkan diri cerita pengalaman (menyenangkan-tidak) ke siapa saja Jangan kecil hati kalau dukungan tidak sesuai harapan Selesaikan masalah yang terjadi saat penugasan → mengikuti sesi dukungan kelompok (debriefing) PMI. Cari bantuan dukungan psikologis secara personal (jika diperlukan).
Perhatikan Keseimbangan Lima prinsip dasar melakukan pemeliharan dan penguatan diri secara optimal Kenali diri sendiri Peduli diri sendiri Perhatikan Keseimbangan Bersikap Proaktif dalam Mencegah Gangguan Stress Sinergi
Terima Kasih