Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK Axonometri 45° / 45° Pertemuan 14 Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds Prodi Desain Interior - FDIK
GAMBAR PARALINE Terdiri atas : Proyeksi Aksonometri : Isometri Dimetri Trimetri Proyeksi Miring : Tampak Miring Denah Miring
PROYEKSI AKSONOMETRI Istilah ‘aksonometri’ sering disalahgunakan untuk menjelaskan gambar paraline berupa proyeksi miring / seluruh gambar paraline. Singkatnya, proyeksi aksonometri adalah bentuk proyeksi ortografi dimana proyektornya paralel terhadap yang lain dan tegak lurus terhadap bidang gambar.
PROYEKSI MIRING Menyajikan bentuk atau konstruksi 3D dengan memproyeksikan garis-garis paralel ke beberapa sudut yang sesuai selain 90º terhadap bidang gambar. Garis mundur yang tegak lurus terhadap bidang gambar (garis tinggi) biasanya digambar dengan skala yang sama dengan garis yang paralel terhadap bidang gambar.
PROYEKSI MIRING 2 tipe Gambar Miring : Denah miring / Plan Oblique Denah miring memiliki sudut pandang yang lebih tinggi daripada gambar isometri Tampak miring / Oblique Tampak miring mengorientasikan satu perangkat bidang vertikal utama dari subjek paralel terhadap bidang gambar.
DENAH MIRING / PLAN OBLIQUE Denah miring mengorientasikan bidang horizontal dari subjek paralel terhadap bidang gambar. Karena itu, bidang-bidang horizontal ini diperlihatkan dalam ukuran dan bentuk sebenarnya, sementara perangkat bidang vertikal utama lainnya diperpendek (¾ atau ½). Keuntungan dari membuat denah miring adalah kemampuan untuk menggunakan denah lantai sebagai gambar dasar.
JENISA GAMBAR PARALINE
PLAN OBLIQUE Dalam Isometri 30°-30°, tampilan interior sulit untuk dilihat. Isometri lebih digunakan dalam menggambar eksterior bangunan. Sedangkan untuk bagian interior akan lebih terlihat tampilannya dengan Plan Oblique. Sudut yang digunakan, antara lain : 45°-45°, 30°-60°, 15°-75°. Terkadang, dalam menggambar Plan Oblique akan ada pengurangan ½ sampai 7/8 dari ketinggian utuh lantai sampai langit-langit.