OTONOMI DAERAH & KESEJAHTERAAN SOSIAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FORMAT PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN. ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN  Asas asas dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah Sentralisasi, konsentrasi,
Advertisements

Otonomi Daerah Pengantar
Hasil Diskusi Definisi Otonomi Daerah
MAPEL : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PELUANG PEMBIAYAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Dosen Pengampu : ROBIYANOOR, S.H
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
Otonomi Daerah.
BAB 7 Otonomi Daerah.
GOOD GOVERNANCE.
ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
PENGERTIAN Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan.
Oleh: Kelompok V Yusrizal Rita Marlinda Suyitno Zulminiati
SUMBER-SUMBER KEUANGAN DAERAH
DESENTRALISASI KESEHATAN
SUB DIREKTORAT STATISTIK KEUANGAN PADA DIREKTORAT STATISTIK KEUANGAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN PARIWISATA.
ETIKA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRI
Elemen (unsur-unsur) Daerah Otonom
Pengaruh Lingkungan luar terhadap Perubahan (2)
AKUNTABILITAS BIROKRASI Bahan - 11 Etika Administrasi Negara Semester VI.
PETA KOMPETENSI 4 Dapat menjelaskan peran BUMN dan BUMD sebagai sumber penerimaan publik 5 Dapat menjelaskan administrasi perpajakan 6 Dapat menganalisis.
Kepala Biro Organisasi Setda Prov. Sumbar
ADPU 4440 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH
Otonomi Daerah.
TEORI DESENTRALISASI I
TIPE DAN ASAS PEMERINTAHAN LOKAL
OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DAERAH OLEH : DEDY ARFIYANTO , SE.MM
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Dosen Pengampu : Eka Yuli Astuti, MH
PEMERINTAHAN DAERAH NOVIA KENCANA, S.IP., MPA PRODI ILMU PEMERINTAHAN
Pertemuan 3 Pola Hubungan Keuangan
OTONOMI DAERAH.
ADMINISTRASI PEMDA Konsep Dasar Pemerintahan Daerah
HUBUNGAN ANTAR PEMERINTAHAN – KELAS H
SISTEM PERENCANAAN STRATEJIK PEMBANGUNAN NASIONAL
AKUNTABILITAS BIROKRASI
Oleh : Bambang Supriyono
Otonomi Daerah Pengantar
Kelompok 1 PUJI HARTONO ( )
MATA KULIAH DINAMIKA POLITIK LOKAL DOSEN: RATRI ISTANIA, SIP, MA
J. Kristiadi (Peneliti Senior CSIS, Jakarta)
PB. 6b. PEMERINTAHAN DESA PENDAHULUAN
KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
Dasar Hukum DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH
POLITIK LOKAL DAN OTONOMI DAERAH
Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah
Pertemuan 3 Pola Hubungan Keuangan
MEKANISME PENYERAHAN URUSAN KEWENANGAN PEMPUS-PEMDA
IMPLIKASI PERUBAHAN LINGKUNGAN BAGI DINAMIKA POLITIK LOKAL
SISTEM PERENCANAAN STRATEJIK PEMBANGUNAN NASIONAL
ASAS PENYLENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI DAERAH Desi Harsanti Pinuji.
Disusun Oleh Pipit Fitriyani, S.Pd
Otonomi Daerah dan Good Governace
Otonomi Daerah.
DR.Suharto,SH.,M.Hum.
OTONOMI DAERAH Pengertian
Hubungan Kewenangan Pusat dan Daerah
ISU DAN KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
Otonomi Daerah KELOMPOK 8: Rahmat Firdaus Hasan :
Model pemisahan kekuasaan dalam bangunan negara Pancasila.
Teori dan Konsep Keuangan Daerah
DINAMIKA SISTEM KETATALAKSANAAN PEMERINTAHAN
DESENTRALISASI & PEMERINTAHAN DAERAH
DINAMIKA SISTEM KETATALAKSANAAN PEMERINTAHAN
DINAMIKA SISTEM KETATALAKSANAAN PEMERINTAHAN
Penguatan Kapasitas Kecamatan untuk Meningkatkan Pelayanan Dasar
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ISU STRATEGIS UNDANG-UNDANG NOMOR 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Transcript presentasi:

OTONOMI DAERAH & KESEJAHTERAAN SOSIAL Rissalwan H. Lubis

ISU SEPUTAR OTONOMI DAERAH Otonomi daerah vs globalisasi Desentralisasi vs dekonsentrasi Proses politik vs proses administratif Money vs authority Nasionalisme vs primordialisme

Otonomi daerah vs globalisasi Perilaku konsumerisme  aturan lokal, tindakan global: qanun & baju ketat. Batas tanpa batas  teritori dilampaui oleh internet dan antena parabola. Duplikasi struktur sosial-ekonomi dominan  pecinan dan kotaisasi daerah.

Desentralisasi vs dekonsentrasi Desentralisasi  daerah otonom yang menjalankan pemerintahan wilayah umum dengan teritori terbatas (Hoessein, 2003)  local self government Dekonsentrasi  sub-negara yang menjalankan pemerintahan wilayah umum dengan keseluruhan wilayah negara (Hoessein, 2003)  local state / local administration. UU 32/2004: tidak ada asas dekonsentrasi, tapi dalam prakteknya tetap ada. Kebingungan birokrasi: pamong praja vs PNS pusat Anggaran pusat dan anggaran daerah

Proses politik vs proses administratif Pilkada yang destruktif  energi politik menutupi fungsi pelayanan publik. Biaya otonomi daerah terserap untuk kepentingan politik daripada pelayanan administrasi publik. Birokrasi lokal dikendarai oleh kepentingan politik tertentu. Paradoks otonomi daerah: upaya duplikasi kekuasaan politik tingkat nasional

Money vs authority Kewenangan vs PAD  mentalitas mata duitan. Derajat otonomi = jumlah PAD Kesejahteraan rakyat vs kesejahteraan elit lokal  kerajaan-kerajaan kecil. Kewenangan tergadai untuk memperoleh dana perimbangan pusat-daerah (DAU & DAK)  project oriented. Indeed, there is no local autonomy practice so far.

Nasionalisme vs primordialisme Isu ‘putra daerah’ dalam pilkada  praktek quasi demokrasi. Nasionalis dalam menghadapi masalah, primordialis dalam mengambil keuntungan  pendanaan bencana adalah tanggung jawab pemerintah pusat, pengadaan logistik adalah urusan pemda. Ancaman konflik & disintegrasi melalui pemekaran daerah yang tiada henti  kesalahan dalam desain desentralisasi.

Pemerintahan yang efektif & efisien OTONOMI DAERAH Demokrasi lokal KESEJAHTERAAN RAKYAT Penghargaan keragaman lokal

Tipologi Daerah menurut Perspektif Kesejahteraan

Sebab-sebab Perbedaan Tipologi Variasi kekayaan sumber daya alam. Variasi mobilitas sosial dan pembangunan daerah. Variasi tatakelola pemerintahan (local governance).

Daerah-daerah yang mempromosikan kesejahteraan

Faktor yang mempengaruhi promosi kesejahteraan dalam konteks otonomi daerah Komitmen yang kuat dari elit lokal  pola kepemimpinan lokal, i.e: Solok, Tanah Datar, Blitar, Jembrana (Leisher & Nanchuk, 2006). Reformasi birokrasi dan anggaran daerah  efisiensi melalui perampingan struktur birokrasi, tranparansi dan akuntabilitas, mekanisme insentif dan disinsentif. Partisipasi masyarakat  sebagai umpan balik dari benevolent capture.