SUKSESI DALAM PERUSAHAAN KELUARGA Lecture Note : Ir. Mhd. Yamin Siregar, MM
Manajemen Estafet Paul Karofsky mengemukakan bahwa rata-rata umur perusahaan keluarga hanya 24 tahun karena peralihan antar generasi kurang berjalan mulus Salah satu kelemahan yang sering dimiliki oleh perusahaan di Indonesia adalah kelemahan pola pengembangan sumber daya manusia pada level menengah dan pengelolaan persiapan suksesi untuk tujuan jangka panjang
Multi Generation Issues DO NOT WANT TO SHARE THE POWER Do not acknowledge The maturity and expertise Successors do not have high motivation to improve the company Enjoy the life Please the Big Boss Do not receive enough support from Owners/Seniors Second Class Decision Reduction of authority
Hambatan dalam Rencana Suksesi Cara yang buruk dalam mengekspresikan perasaan dan keinginan Perbedaan yang dilihat sebagai beban, bukan sebagi aset Komunikasi tidak langsung Kelangkaan (Scarcity) : sumber daya finansial, peranan dan kekuasaan Sejarah Orientasi terhadap yang lain (other oriented) menyangkut perubahan Pengendalian
7 Langkah dalam Proses Suksesi Mengevaluasi struktur kepemilikan Mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah suksesi Mengevaluasi keinginan keluarga dan contigency plan Mengembangkan proses pemilihan, melatih dan mentoring penerus masa depan Melakukan aktivitas team building dari keluarga Menciptakan dewan direksi yang efektif Memasukkan penerus pada saat terbaik, yakni ketika pendiri berusia sekitar 50 tahun dan usia penerus diawal 30 tahun
7 Langkah dalam Proses Suksesi Untuk mengawal proses suksesi di atas, prinsip utama “Lima Pemikiran” (Five Insights) dan “4P” yang diperkenalkan Ward (2004) dapat diterapkan
Lima Pemikiran (Five Insights) Menghargai perubahan Perusahaan keluarga yang sukses sangat menghargai tantangan dalam menggabungkan keluarga dan bisnis Penanganan Isu. Isu suksesi Bagaimana membiayai pertumbuhan bisnis dan likuiditas keluarga Bagaiaman menarik minat, mempertahankan, memotivasi dan memberi penghargaan kepada manajer-manajer utama yg bukan anggota keluarga 4 Mempekerjakan anggota keluarga, yaitu siapa yang diijinkan untuk bergabung dalam bisnis dan apa persyaratannya
Lima Pemikiran (Five Insights) Pentingnya komunikasi Komunikasi yang baik berarti bahwa informasi, pemikiran dan perasaan tidak hanya disampaikan tapi juga diterima dan dimengerti Perencanaan Penting dan Kontinuitas Keluarga yang memiliki bisnis harus merencanakan 4 hal : Rencana strategi bisnis (business strategy plan) Rencana suksesi kepemilikan dan kepemimpinan (leadership and ownership succession plan) Rencana finansial pribadi (personal financial plan) bagi anggota keluarga Rencana kontinuitas keluarga (family continuity plan) Keharusan berkomitmen
“4P” (The Four P’s) oleh Ward (2004) Policies before The Need : menetapkan kebijakan-kebijakan sebelum kebutuhan akan kebijakan-kebijakan itu muncul, misal isu kompensasi dan performance appraisal Sense of Purpose, menjawab pertanyaan berikut ini : Mengapa kita melakukan ini? Mengapa bekerja sangat keras? Mengapa kita menghabiskan waktu untuk mengembangkan kebijakan? Mengapa kita menghabiskan energi begitu banyak untuk menyiapkan masa depan? Process , semua pikiran dan pertemuan serta diskusi yang dilakukan bersama anggota keluarga untuk memecahkan isu-isu Parenting, Sejauh mana orang tua memberi perhatian untuk mempersiapkan anak-anak atau generasi berikutnya dalam mengelola masa depan perusahaan keluarga
Strategi Mengelola Perubahan Harus menyediakan ruang untuk langkah-langkah perbaikan secara bertahap dan memungkinkan untuk dilakukan evaluasi disetiap milestone Contoh : JCG Mastery of Change Model : a Holistic Approach
JCG Octagon Managerial Competency Profil kompetensi manajerial terbagi menjadi 8 dimensi atau cluster : Performance Planning Risk Aweraness Strategic Orientation Leadership Implementation Entrepreneurial Spirit Problem Solving
JCG Octagon Managerial Competency Menggambarkan 8 dimensi kompetensi yang saling berpasangan Leadership – Performance : Kepemimpinan yang baik harus teraktualisasi dalam peningkatan kinerja Planning – Implementation : Perencanaan yang baik harus direalisasikan dalam implementasinya Strategic Orientation – Problem Solving : Orientasi strategis harus menuju kepada pemecahan masalah Entrepreneurial Siprit – Risk Awareness : Semangat entrepreneurial harus dimbangi oleh kesadaran terhadap resiko
JCG Octagon Managerial Competency