Aplikasi dari Model Persaingan Sempurna Pertemuan 9 Aplikasi dari Model Persaingan Sempurna © 2004 Thomson Learning/South-Western
Surplus Konsumen Surplus Konsumen adalah tambahan nilai yang diterima individu dari konsumsi suatu barang atas apa yang mereka bayar untuk barang tersebut. Dengan kata lain, merupakan apa yang bersedia dibayar oleh seseorang demi mendapatkan hak untuk mengkonsumsi suatu barang pada harga tertentu.
Surplus Konsumen Pada gambar 1, P* dan Q* adalah tingkat harga dan jumlah barang keseimbangan. Kurva Permintaan, D, menunjukkan apa yang orang bersedia bayarkan untuk konsumsi barang tersebut. Nilai total dari barang untuk pembeli adalah seluas bidang dalam kurva permintaan dari Q = 0 sampai Q = Q* (AEQ*0).
Surplus Konsumen Pengeluaran konsumen untuk Q* adalah seluas bidang P*EQ*0. Konsumen menerima “surplus” (Total nilai dikurangi apa yang di bayar) sama dengan daerah AEP*.
Surplus Produsen Surplus Produsen adalah tambahan nilai yang diterima oleh produsen dari suatu barang yang melebihi biaya oportunitas yang muncul karena memproduksi barang tersebut. Dengan kata lain, mencerminkan berapa biaya yang bersedia dibayarkan oleh produsen demi mendapatkan hak untuk menjual suatu barang pada harga pasar yang berlaku.
Surplus Produsen Pada gambar 1, produsen menerima total penerimaan seluas bidang P*EQ*0. Jika produsen menjual satu unit barang pada saat harga mencapai titik terendah, produsen akan memproduksi sebesar Q* dengan penerimaan sebesar BEQ*0. Sehingga, produsen akan menerima surplus seluas bidang P*EB.
Gambar 1: Keseimbangan Persaingan Sempurna dan Surplus Konsumen/Produsen Harga A S P* E D B Q* Quantitas per periode
Surplus Produsen Jangka Pendek Slope kurva penawaran jangka pendek yang positif menggambarkan “the diminishing return” untuk input variabel yang dipakai jika output meningkat. Untuk produksi sampai dengan Q*, harga melebihi biaya marjinal, sehingga total laba jangka pendek sama dengan bidang P*EB dikurangi biaya tetap.
Surplus Produsen Jangka Pendek Surplus produsen (bidang P*EB), mencerminkan jumlah total dari laba dan biaya tetap jangka pendek. Surplus produsen jangka pendek merupakan bagian dari laba total yang merupakan kelebihan laba yang didapat jika produsen memilih untuk tidak memproduksi apa-apa. Surplus produsen = surplus konsumen.
Surplus Produsen Jangka Panjang Dalam jangka panjang laba ekonomis adalah nol dan tidak ada biaya tetap, sehingga surplus produsen akan berbeda dalam jangka panjang. Slope positif dalam krva penawaran jangka panjang menggambarkan kenaikan biaya input jika output dinaikkan.
Surplus Produsen Jangka Panjang Bidang P*EB pada gambar 1 juga merupakan surplus produsen jangka panjang. Mengukur semua peningkatan biaya pada situasi dimana industri tidak menghasilkan output dan harga input menjadi lebih rendah.
Ricardian Rent Ricardian rent Laba jangka panjang yang diterima oleh perusahaan dengan biaya produksi yang rendah. Misalkan ada banyak petak lahan yang bisa ditanami tomat.. Ada lahan yang sangat subur (biaya rendah), ada juga lahan yang jelk dan kering (biaya tinggi).
Ricardian Rent Pada harga tomat yang rendah, hanya lahan yang subur saja yang akan digunakan. Ketika output meningkat, biaya tinggi dari penggunaaan lahan yang kering akan diterima oleh produsen, karena tingginya harga akan membuat lahan ini menguntungkan (profitable). Kurva Penawaran jangka panjang berslope positif karena kenaikan biaya yang berhubungan dengan penggunaan lahan yang kurang subur.
Ricardian Rent Harga dan jumlah barang keseimbangan, P*, Q*, ditunjukkan oleh gambar 2 (d). Perusahaan dengan biaya rendah, gambar 2 (a) dan perusahaan dengan biaya sedang, gambar 2 (b), menghasilkan laba ekonomis jangka panjang. Lahan marjinal pada gambar 2 (c) menghasilkan laba ekonomis nol.
Gambar 2: Ricardian Rent Price Price MC AC MC AC P* P* q* q per q* q per period period (a) Low-Cost Farm (b) Medium-Cost Farm Price Price MC AC S P* P* E D B q* q per Q* Q per period period (c) Marginal Farm (d) The Market
Ricardian Rent Laba akan di terima oleh perusahaan intramarjinal dalam jangka panjang, karena mereka memilki sumber daya yang langka (lahan dengan biaya rendah). Pesaing yang masuk tidak dapat mengurangi laba ini bahkan dalam jangka panjang. Laba dalam jangka panjang (P*EB) sana dengan surplus produsen ( Ricardian rent).
Efisiensi Ekonomi Keseimbangan pasar persaingan sempurna menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien, jika terjadi surplus terbesar yang merupakan penjumlahan dari surplus produsen dan konsumen. Pada gambar 3, tingkat output Q1, bidang FEG akan hilang. Konsumen bersedia membayar P1 untuk barang yang produsen bersedia produksi dengan biaya P2, sehingga terjadi transaksi yang saling menguntungkan.
Gambar 3: Keseimbangan Persaingan dan Surplus Konsumen/Produsen Harga A S F P1 P* E P2 G D B Q1 Q* Quantity per period
Pengendalian Harga dan Kelangkaan Pada gambar 4, keseimbangan pasar berada pada P1, Q1 (titik E). Kemudian permintaan meningkat dari D ke D’. Harga naik ke P2, sehingga dalam jangka pendek akan menarik masuknya perusahaan baru ke pasar. Pada akhirnya, masuknya perusahaan baru akan menurunkan harga menjadi P3 dan pasar akan berada dalam kondisi keseimbangan jangka panjang.
Pengendalian Harga dan Kelangkaan Misalkan ketika permintaan naik, pemerintah memberlakukan kontrol harga dibawah harga keseimbangan P1. Perusahaan hanya akan menjual sebesar Q1 dan tidak akan ada perusahaan lain yang akan masuk pasar. Karena pada harga tersebut jumlah barang yang diminta olh konsumen adalah sebesar Q4, maka akan ada kekurang produk sebesar Q4 - Q1.
Pengendalian Harga dan Kelangkaan Konsekwensi kebijakan pengendalian harga terhadap kesejahteraan dapat dianalisis menggunakan konsep surplus konsumen/produsen. Konsumen akan menikmati surplus sebesar P3CEP1 karena dapat membeli barang pada harga yang lebih rendah. Merupakan transfer surplus dari produsen ke konsumen.
Gambar 4: Pengendalian Harga dan Kelangkaan Price SS A LS P 2 C P 3 E’ P 1 E D’ D Q Q Q Quantity 1 3 4 per period
Pengendalian Harga dan Kelangkaan Jika output meningkat, konsumen akan diuntungkan sebesar bidang AE’C. Jika output berkutrang karena pengendalian harga, maka bidang tersebut juga merupaka kerugian surplus konsumen. Demikian juga, produsen tidak bisa mendapatkan daerah CE’E yang akan dihasilkan dari kenaikan output. Bidang AE’E adalah total kesejahteraan yang hilang.
Pengaruh Pajak Merupakan studi tentang beban akhir pajak setelah mempertimbangkan semua reaksi pasar terhadap pajak. Gambar 5 memperlihatkan pengaruh “pajak khusus” yang jumlahnya tetap per unit output, yang dibebankan pada semua perusahaan dalam industry berbiaya tetap.
Gambar 5: Efek dari Pembebanan Pajak Khusus pada Industri Persaingan Sempurna dan Berbiaya Tetap Price Price S’ S SMC MC P 4 AC P 3 P 1 LS P 2 Pajak D D’ q2 q1 Output Q Q Q Quantity 3 2 1 per week (a) Perusahaan tertentu (b) Pasar
Pengaruh Pajak Untuk harga yang dibayar konsumen, P, perusahaan hanya perlu menjaga P - t (pajak per unit), dampaknya dapat dilihat dari penurunan permintaan. Jarak vertikal antara kurva permintaan adalah t. Menciptakan batas antara apa yang dibayar oleh konsumen dan apa yang sebenarnya didapat oleh produsen.
Pengaruh Pajak Jangka Pendek Pengaruh jang pendeknya adalah berupa penurunan output dari Q1 ke Q2, diman perusahaan menerima P2 dan konsumen membayar P3 (P3 - P2 = t). Selama P2 lebih tinggi dari biaya variable, maka perusahaan akan tetap berproduksi dan pajak akan dibagi dengan konsumen, berupa kenaikan harga ke P3, dan perusahaan hanya menerima P2 bukan P1.
Pengaruh Pajak Jangka Panjang Dalam jangka panjang, perusahaan tidak akan terus beroperasi pada keadaan rugi, sehingga akan ada beberapa perusahaan yang akan meninggalkan pasar dan kurva penawaran jangka pendek akan kembali ke S’. Pada keseimbangan jangka panjang yang baru, output akan kembali ke Q3 dimana perusahaan akan menerima P1 lagi dan konsumen akan membayar P4.
Pengaruh Pajak Jangka Panjang Dalam jangka panjang, keseluruhan pajak dikonversi menjadi harga yang lebih tinggi, meskipun perusahaan secara nyata membayar pajak.
Pengaruh Pajak Jangka Panjang karena Meningkatnya Biaya Ketika slope kurva penawaran jangka panjang positif, maka konsumen dan produsen akan membayar bagian pajaknya masing-masing. Pembebanan pajak tersebut menyebabkan kurva permintaan jangka panjang bergeser ke D’ (Gambar 9.6). Hal ini akan menyebabkan harga turun dari P1 to P2 dan membuat perusahaan keluar dari pasar, harga input turun.
Gambar 6: Pengaruh Pajak pada Industry Berbiaya Meningkat Price LS A P 3 P E 1 B 1 P 2 E 2 Tax D D’ Q Q Quantity 2 1 per period
Pengaruh Pajak Jangka Panjang karena Meningkatnya Biaya Konsumen akan membayar bagian pajak jika harga sebesar P3 yang lebih besar dari harga sebelum adanya pajak. Total pajak yang dikumpulkan adalah bidang P3ARE2P2. Pajak sebagian dibayar oleh konsumen dan sebagian lagi dibayar produsen yang sekarang menikmati harga input yang lebih murah P2.
Pajak dan Efisiensi Pajak mengurangi output dari komoditi yang terkena pajak dan ada relokasi produksi ke wilayah lain. Relokasi mengandung arti bahwa transaksi yang saling menguntungkan sebelumnya akan hilang sehingga kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan akan menurun.
Pajak dan Efisiensi Pada gambar 6, total surplus konsumen yang hilang adalah P3AE1P1. Bidang P3ABP1 ditransfer menjadi penerimaan pajak dan bidang AE1B hilang. Surplus produsen yang hilan adalah P1E1E2P2 dimana P1BE2P2 adalah penerimaan pajak dan BE1E2 hilang.
Pajak dan Efisiensi Bagian yang hilang daru surplus konsumen dan produsen di kenal sebagai the deadweight loss adalah hilangnya surplus konsumen dan produsen yang tidak ditransfer ke pihak lain. Kerugian ini juga disebut sebagai “kelebihan beban” dari pajak.
Biaya Transaksi Biaya trnasaksi, misalnya biaya broker real estate, juga akan mempertemukan antara harga penjual dan pembeli. Selama biaya transaksi dasarnya adalah per uni, analisis yang sama seperti pajak juga berlaku, kedua belah pihak menanggung sebagian dari biaya dan output akan berkurang.
Biaya Transaksi Jika biaya transaksi adalah jumlah biaya per transaksi (lump-sum), seperti biaya berkendara ke supermarket untuk membeli barang, individu akan berusaha untuk mengurangi jumlah transaksi. Harga tidak akan berubah secara signifikan, orang akan membuat persediaan yang lebih banyak untuk mengurangi biaya transaksi mereka.
Keuntungan dari Perdagangan Bebas Gambar 7 menunjukkan kurva permintaan dan penawaran domestic untuk barang tertentu, misalnya sepatu. Tanpa perdagangan internasional, harga dan jumlah barang keseimbangan adalah PD, QD. Jika harga dunia untuk sepatu adalah PW, perdagangan bebas akan menyebabkan harga turun dan jumlah barang yang diminta akan naik menjadi Q1.
Keuntungan dari Perdagangan Bebas Jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen domestik akan turun ke Q2 dengan impor sebesar Q1 - Q2. Surplus konsumen akan naik seluas bidang PDE0E1PW, yang merupakan transfer dari produsen dan sisanya merupakan keuntungan kesejahteraan (E0E1A).
Gambar 7: Pembukaan Perdagangan Internasional meningkatkan Total Kesejahteraan Price LS P E D E P 1 W A D Q Q Q Quantity 2 D 1 per period
Proteksi Tarif Produsen akan menolak kerugian mereka, karena keuntungan yang yang diperoleh konsumen lebih besar dari kerugian yang harus mereka tangggung, sehingga produsen menginginkan adanya proteksi perdagangan. Jenis paling penting dari proteksi perdagangan adalah “tariff” yang merupakan pajak atas barang impor.
Gambar 8: Efek Tarif Price LS E P B 2 R E P 1 W C F A D Q Q Q Q Quantity 2 4 3 1 per period
Proteksi Tarif Kondisi keseimbangan perdagangan bebas adalah E1, pengenaan tarif per unit dalam jumlah t akan meningkatkan harga efektif menjadi PW + t = PR. Jumlah barang yang diminta turun menjadi Q3 sementara itu produksi dalam negeri bertambah menjadi Q4. Pendapatan tariff adalah seluas bidang BE2FC, sama dengan t(Q3 - Q4).
Proteksi Tarif Total surplus konsumen akan berkurang menjadi PRE2E1PW. Bidang PRBAPW merupakan transfer dari surplus produsen Sedangkan bidang BCA and E2E1F merupakan kerugian yang tidak tertransfer. Ada kerugian beban baku (deadweight losses) dari tarif.
Jenis lain dari Proteksi Perdagangan Karena adanya kesepakatan umum atas tarif dan perdagangan (GATT: The General Agreement on Tariffs and Trade), maka tariff secara bertahap diusahakan untuk turun. Ada banyak macam proteksi yang lain: kuota, pengendalian ekspor sukarela, dan berbagai pembatasan non kuantitatif seperti di bidang kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.
Jenis lain dari Proteksi Perdagangan Kuota yang membatasi import dari Q3 - Q4 akan berdampak sama terhadap tarif. Harga pasar akan naik menjadi PR. Surplus konsumen akan ditransfer ke produsen domestic (PRBAPW). Terjadi juga deadweight loss.
Jenis lain dari Proteksi Perdagangan Namun tidak ada penerimaan pajak yang dikumpulkan pemerintah Bidang BE2FC bisa menjadi milik produsen asing atau juga milik lisensi impor.