KONSUMSI KALSIUM PADA REMAJA SYAFRIANI, M.KES
KONSUMSI KALSIUM PADA REMAJA Kalsium merupakan mineral dengan jumlah terbesar yang terdapat dalam tubuh. Kebutuhan kalsium pada masa remaja sangat tinggi karena pada masa pembentukan tulang terbesar terjadi pada saat ini. Di Indonesia, hasil Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 2004 menetapkan Angka Kecukupan Gizi untuk kebutuhan kalsium bagi remaja usia 13-19 tahun sebesar 1000 mg/hr masih cukup jauh berbeda dengan angka kecukupan Negara- negara maju. Asupan kalsium yang kurang pada remaja putri merupakan masalah yang potensial karena akan menyebabkan berkurangnya cadangan kalsium dalam tulang.
Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Keseimbangan kalsium terutama diatur oleh parathyroid hormone, growth hormonedan vitamin D. Jumlah kalsium dalam tulang berubah menurut ukuran, umur, dan komposisi tubuh dan akan mengalami penurunan masa tulang sejalan dengan pertambahan umur.
Absorpsi dan Ekskresi Kalsium Dalam keadaan normal, kalsium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi oleh tubuh sebanyak 30-50 %. Kemampuan absropsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan menurun pada proses penuaan. Absorbsi kalsium dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya kalsium hanya bisa di absorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorbsi dikeluarkan melalui feses.
Asam oksalat yang terdapat dalam bayam dan sayuran lain serta cokelat dapat membentuk garam oksalat yang tidak larut sehingga menghambat absorbsi kalsium. Factor lain yang dapat menghambat absorbsi kalsium adalah ketidakstabilan emosional yang dapat mempengaruhi efisiensi absorbsi kalsium, seperti stress, tekanan, dan kecemasan.
Fungsi Kalsium Kalsium mempunyai peran yang penting dalam tubuh, yaitu dalam pembentukan tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan ekstraseluler dan intraseluler, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan menjaga permeabilitas membrane sel. Selain itu, kalsium juga mengatur pekerjaan hormone-hormon dan factor pertumbuhan (Kkrummel, 1996; Almatsier, 2002; Wahlqvist, 1997: Winarmo, 1997).
Pembentukan Tulang Almatsier (2002) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai dua fungsi: a) sebagai bagian integral dari struktur tulang, b) sebagai tempat penyimpanan kalsium. Menurut Krummel (1996), factor yang mempengaruhi penulangan adalah genetic (untuk menentukan massa tulang); hormone seks dan aktifitas fisik (mempengaruhi metabolisme tulang); dan berat badan berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.
Selama pertumbuhan, proses klasifikasi tulang berlangsung terus dengan cepat sehingga saat anak siap berjalan, tulang-tulang dapat menyangga berat tubuh. Pada ujung tulang panjang terdapat bagian yang berpori yang disebut trabekula, yang menyediakan suplai kalsium siap pakai untuk mempertahankan konsentrasi kalsium normal dalam darah.
Pembentukan Gigi Mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan membentuk tulang, yaitu hidroksiapatit. Namun, Kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih redah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah kolagen.
Kekurangan kalsium Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap kerusakan gigi.
Pertumbuhan Kalsium secara nyata diperlukan untuk pertumbuhan karena merupakan bagian penting dalam pembentukan tulang dan gigi, juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil untuk mendukung fungsi sel dalam tubuh.
Lanjutan.. Dalam masa pertumbuhan ukuran tulang, kandungan kalsium dan kebutuhan kalsium meningkat. Setelah pertumbuhan terhenti, kemungkinan fase di mana penambahan jumlah tulang dan kalsium bersama akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30 tahun. Namun, hal ini masih diperdebatkan
Pembekuan Darah Bila terjadi luka ion kalsium di dalam darah merangsang pembebasan fosfolipida Trombloplastin dari platelet darah yang terluka Trombloplastin ini mengatalisis perubahan protrombin bagian darah normal menjadi Thrombin kemudian membantu perubahan Fibrinogen bagian lain dari darah menjadi Fibrin yang merupakan gumpalan darah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Kalsium pada Remaja 1. Konsumsi Makanan Hidayat (1979) menyebutkan bahwa pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu factor internal dan factor eksternal. a. Factor internal merupakan factor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri, dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara itu,
b. factor eksternal adalh factor yang berasal dari luar manusia, seperti ketersediaan bahan pangan yang ada di alam sekitarnya serta kondisi social ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap bahan pangan.
Factor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Makan pada Remaja Social ekonomi politik, Ketersediaan makanan, Produksi, system distribusi Factor internal : Kebutuhan fisiologis Body image Self-concept Nilai kepercayaan individu Pemilihan dan arti makanan Psikologis Kesehatan Faktor eksternal: Jumlah dan karakteristik keluarga Peran orang tua Teman sebaya Social budaya Media Massa Fast food Mode Pengetahuan gizi Pengalaman Life style Perilaku makan individu
2. Pendidikan dan Pengetahuan Perlu dipertimbangkan bahwa factor tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh.
Pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan: 1) status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan; 2) setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperluka jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi; 3) ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
3. Jenis Kelamin Kebutuhan zat gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan biasanya lebih tinggi karena anak laki-laki memiliki aktivitas fisik yang lebih tinggi. Khumaidi (1989) menyebutkan bahwa anak laki-laki biasanya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dalam hal makanan dibandingkan anak perempuan. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kekurangan gizi lebih banyak terdapat pada anak perempuan daripada anak laki-laki.
4. Sosial Ekonomi Factor yang berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat social ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian kecil pendapatannya untuk makanan.
Lanjutan.. sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan bertambah belanjanya untuk makanan. Dengan kata lain, semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran, dan beberapa jenis bahan makanan lainnya.
5. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik atau disebut juga aktivitas eksternal adalah sesuatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, berolahraga, dan lain-lain. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada orang yang tingkat aktivitas fisiknya cukup dengan jenis olahraga yang dapat meningkatkan densitas tulang, seperti basket, sepak bola, lari, jalan kaki, dan lain-lain.
Lanjutan.. Selain itu, tingkat aktivitas fisik seseorang berpengaruh baik terhadap absorbsi kalsium. Stress fisik dan mental cenderung menurunkan absorbsi kalsium dalam usus halus dan meningkatkan ekskresi kalsium dalam urin.