ABSTRAK Salasiah. 2010. Pengembangan Model Permainan untuk Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 7-9 Tahun di SDN Karang Besuki I Malang. Skripsi, Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Roesdiyanto, M.Kes (II) Drs. Mulyani Surendra, M.S. Kata kunci: pengembangan, model permainan, kecerdasan kinestetik. Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Perkembangan gerak dasar dan penyempurnaannya merupakan hal penting selama masa kanak-kanak. Dalam kegiatan bermain, semua aspek kecerdasan anak terpancing untuk berkembang, salah satunya kecerdasan kinestetik anak. Kecerdasan kinestetik lebih menekankan pada kemampuan seseorang dalam menangkap informasi dan mengolahnya sedemikian cepat, lalu diaplikasikan dalam wujud gerak, yakni dengan menggunakan badan, kaki, dan tangan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di SDN Karang Besuki I Malang, diketahui bahwa 87,34% dari jumlah siswa kelas I dan II, mereka lebih sering bermain game atau menonton televisi. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan gerak anak tersebut. Sehingga 92,41% orangtua siswa merasa anak mereka perlu mendapat permainan yang dapat mengembangkan kecerdasan kinestetiknya. Dari data analisis kebutuhan guru, dinyatakan pula bahwa guru menyetujui jika model-model permainan kecerdasan kinestetik tersebut diterapkan pada siswanya. Rumusan masalah dalam penelitian ini, belum adanya model permainan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak usia 7-9 tahun di SDN Karang Besuki I Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model permainan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak usia 7-9 tahun di SDN Karang Besuki I Malang. Dalam penelitian pengembangan ini peneliti merujuk model pengembangan (Research and Development) Borg dan Gall. Langkah-langkah yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) Melakukan observasi dan pengumpulan data informasi termasuk kajian pustaka dan analisis kebutuhan, (2) Mengembangkan bentuk produk awal, (3) Evaluasi ahli dengan kualifikasi yaitu, 1 ahli perkembangan motorik, 1 ahli perkembangan anak, dan uji coba (kelompok kecil), (4) Revisi produk awal (sesuai dari hasil evaluasi para ahli dan uji coba), (5) Uji coba lapangan, dengan mengujicobakan hasil revisi produk awal, (6) Revisi produk akhir (sesuai dari hasil uji lapangan), (7) Hasil akhir, produk pengembangan model permainan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak usia 7-9 tahun di SDN Karang Besuki I Malang.. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk ahli dan observer, dengan kualifikasi 1 orang ahli perkembangan motorik, 1 orang ahli perkembangan anak, dan 6 orang observer. Sedangkan uji coba (kelompok kecil) dilakukan oleh 12 siswa dan uji lapangan (kelompok besar) dilakukan oleh 79 siswa. Hasil penilaian atau evaluasi model permainan ini yaitu sebagai berikut: dari ahli perkembangan motorik yaitu 91,25% (valid), dari ahli perkembangan anak yaitu 92,11% (valid), dari uji coba (kelompok kecil) 86,25% (valid) dan dari uji lapangan (kelompok besar) 91,46% (valid). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan model permainan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik ini menyenangkan dan mudah dilakukan siswa serta diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik. Produk yang dihasilkan berupa model permainan untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak usia 7-9 tahun di SDN Karang Besuki I Malang. Peneliti menyarankan, model permainan tersebut digunakan sebagai buku pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan materi gerak dasar pada siswa sekolah dasar usia 7-9 tahun. Disarankan pula untuk digunakan oleh para orangtua yang ingin mengembangkan kecerdasan kinestetik putra-putrinya di rumah. Saran diseminasi dari peneliti yaitu sebelum disebarluaskan sebaiknya produk ini dievaluasi kembali dan disesuaikan dengan kondisi sasaran yang ingin dituju, dan disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait seperti: Dinas Pendidikan, tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) pendidikan jasmani, dan sekolah-sekolah dasar untuk memperoleh pengakuan dan perijinan untuk penerapan model pembelajaran ini, jika ingin diajarkan di sekolah. Saran untuk penelitian lebih lanjut, untuk subyek penelitian, sebaiknya dilakukan pada subyek yang lebih luas, baik itu anak usia dini maupun anak usia sekolah dasar yang digunakan sebagai kelompok uji coba. Hasil pengembangan ini hanya sampai tersusun sebuah produk, belum sampai pada tingkat efektivitas produk yang dikembangkan, jadi sebaiknya dilanjutkan pada penelitian mengenai efektivitas produk yang dikembangkan.