Arsitektur Neural Network Pertemuan 2 Matakuliah : T0293/Neuro Computing Tahun : 2005 Arsitektur Neural Network Pertemuan 2
Single-Layered Networks Walaupun sebuah neuron (tunggal) mampu melakukan fungsi deteksi pola sederhana, kemampuan komputasi berasal dari koneksi sejumlah neuron menjadi satu kesatuan jaringan (neural networks) Y1 Y2 Yn X2 Xn X1 W
Weight-weight pada neural networks dapat dipandang sebagai elemen-elemen suatu matriks W Dimensi adalah m x n, dimana m adalah sejumlah input dan n jumlah neuron Sebagai contoh, bobot yang menghubungkan input ketiga dengan neuron yang kedua adalah W3.2. Dengan demikian, untuk melakukan perhitungan output suatu jaringan merupakan perkalian matrik N = X W, dimana N dan X adalah vector baris
Nonlinear Activation Function Multilayer Networks Nonlinear Activation Function Multilayer networks tidak akan lebih meningkat kemampuan komputasinya dibendingkan dengan ‘Single layer network’, kecuali jika ada ’Non-linear Activation Function’ diantara layer- layer. Menghitung output dari sebuah layer yaitu dengan mengalikan vektor input dengan matrik bobot yang pertama. Kemudian, jika tidak ada ‘Non-linear Activation Function’, mengalikan hasilnya (vektor) dengan matrik bobot yahng kedua.
Perhitungan diatas dapat diekspresi-kan sebagai berikut : (X W1) W2 Karena perkalian matrik bersifat associative, maka perhitungan diatas dapat ditulis sebagai berikut: X(W1 W1)
Hal ini menunjukkan bahwa ‘Two-layer linear network’ persis sama / ekivalen dengan ‘single layer network’ yang memiliki matrik bobot yang merupakan perkalian dua buah matrik bobot. Dengan demikian, setiap ‘multi-layer network’ dapat dirubah / digantikan fungsinya oleh ‘single-layer network’. Dalam kuliah selanjutnya akan dibahas bahwa ‘single-layer network’ memiliki kemampuan komputasi yang sangat terbatas. Dengan demikian, ’non-linear activation function’ merupakan sesuatu yang sangat vital terhadap perkembangan kemampuan komputasi dari neural networks.
X1 X2 Xm W1n W11 W12 W22 W2n Wm1 Wm2 Wmn K11 K12 Kmn Y1 Y2 Yp Contoh Two Layer Neural Network X1 X2 Xm W1n W11 W12 W21 W22 W2n Wm1 Wm2 Wmn K11 K12 Kmn Y1 Y2 Yp Weight array W Weight array K
Recurrent Networks Networks yang telah dibahas sebelumnya tidak terdapat koneksi timbal balik, yaitu koneksi yang melalui output suatu layer menuju ke input da-ri layer yang sama atau sebelumnya, dan disebut non recurrent atau feed forward network. Secara umum network yang memiliki koneksi timbal-balik disebut ‘recurrent network’. Non recurrent network tidak memiliki memory, dimana outputnya ditentukan oleh input dan nilai-nilai da-ri bobot. Dalam beberapa konfigurasi, recurrent networks memutar kembali outputnya menjadi input.
Dengan demikian output dari recurrent network ditentukan oleh input dari output sebelumnya. Dengan alasan ini, recurrent network memiliki sifat-sifat serupa dengan ‘short-turn memory’.
KONSEP DASAR NEURAL NETWORKS Prototipe Biologis Perkiraan Jumlah Neuron = 10 11 Perkiraan Jumlah Koneksi untuk setiap neuron = 10 4 Perkiraan Jumlah Koneksi untuk setiap neuron = 10 15 Artificial Neuron Artificial neuron dirancang berdasarkan sifat-sifat / karakteristik Biologikal neuron. Gambar berikut adalah model yang mengimplementasikan ide tersebut
Artificial Neuron X1, X2, … , Xn adalah input dari neuron W W1 W2 Wn NET = XW NET = X1 W1 + X2 W2 + … + Xn Wn Artificial Neuron X1, X2, … , Xn adalah input dari neuron W1, W2, … , Wn adalah bobot (weight) NET = X W
Activation Functions Signal NET biasanya diproses lebih lanjut dengan activation functions F untuk menghasilkan output OUT linear: OUT = F(NET) OUT = 1 jika NET > T OUT = 0 selainnya dimana T adalah nilai threshold Sigmoid: OUT = 1 . (1 + e -NET)
Artificial Neuron with Activation Function NET OUT = F (NET) F ARTIFICIAL NEURON X1 X2 Xn W1 W2 Wn Artificial Neuron with Activation Function
Fungsi Logistik Sigmoid Fungsi Tangen Hiperbolik OUT = 1 / ( 1 + e -NET ) = F (NET) OUT 1 5 NET 1 - 1 OUT NET