Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS & INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN Mata kuliah Klasifikasi , Kodifikasi Penyakit dan Masalah Terkait KKPMT - 1 6 SKS Semester 1 Dr.Noor Yulia Kuliah 5
Uraian dan Tujuan Mata Kuliah Pembahasan mata kuliah ini diselenggarakan secara blok yang mengintegrasikan aspek anatomi , fisiologi , patofisiologi ,terminologi medis serta klasifikasi kodefikasi penyakit dan tindakan medis meliputi sistim Respirasi sebagai dasar untuk mencapai kompetensi clinical coder .
Tujuan Instruksional Mampu memahami hubungan Struktur dan fungsi sistim Respirasi Memahami Proses terjadinya gangguan funfsi dan berbagai penyakit pada sistim Respirasi. Memahami istilah dan singkatan medis yang terkait dengan sistim Respirasi meliputi kondisi klinis , pemeriksaan penunjang , diagnosis dan terapi Istilah , singkatan dan simbol yang digunakan oleh staf medis dalam mendiagnosa pasien yang digunakan dalam pendokumentasian layanan kesehatan meliputi pembentukan dan penggunaannya Jenis dan fungsi klasifikasi & kodefikasi terutama ICD 10 meliputi struktur, cara penggunaan , dan tatacara pengkodean secara umum Tatacara penentuan kode diagnosis sistim Respirasi berdasarkan ICD 10. Tatacara penentuan kode Tindakan medis sistim Respirasi berdasarkan ICD 9 CM
Daftar Pustaka Ganong William F 2003 REVIEW of MEDICAL PHISIOLOGY 21st Ed.McGraw – Hill Companies ,San Francisco Guyton Arthur C 2007 Buku ajar Fisiologi Kedokteran EGC Jakarta Hazelwood,Anit & Venable,Carol,2006,ICD-9-CM DIAGNOSTIC CODING AND REIMBURSEMENT FOR PHYSICIN SERVICES AHIMA,Illionis ICD-10 general & morbidity coding online training packagr, http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20training/Start/index.html ICD-10 mortality coding online training package, http://apps.who.int/classifications/apps/icd/ICD10Training/ICD-10%20Death%20Certificate/html/index.html Marie A,Moisio & Elmer W,Moisio 2002,MEDICAL TERMINOLOGY-a Student centered approach.Delmar Thomson Learning Canada Sudarto Pringgoutomo dkk,2002 , BUKU AJAR PATOLOGI 1 ( UMUM) Sagung Seto Jakarta Syaifuddin 2006 ANATOMI FISIOLOGI untuk mahasiswa keperawatan EGC Jakarta Genevieve love smith ,Phyllis E Davis 1967 MEDICAL TERMINOLOGY a programmed text 2nd John Wiley & Sons Inc.New York MEDICAL TERMINOLOGY an illustrated Guide 4th ed ,Schraffenberger,Lou Ann,2006.BASIC ICD-9-CM CODING,AHIMA Illionis The Centers for Medicare and Medicaid services (CMS) and the National center for Health Statistics (NCHS)2006 .ICD-9-CM OFFICIAL GUIDELINES FOR CODING AND REPORTING Wedding Mary Ellen,2005,MEDICAL TERMINOLOGY SYSTEMS,A Body systems Approach F.A.Davis Company .Philadelphia World Health Organization,2004 ICD-10 2ND ed Vol 1,2,3 Geneva
Substansi Kajian : Anatomi Fisiologi Patofisiologi Terminologi Medis Klasifikasi dan kodefikasi
SISTIM RESPIRASI ANATOMI
PENDAHULUAN Pada sistim pernafasan terjadi pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida Pada proses pernafasan terjadi proses ganda yaitu : Terjadinya pertukaran gas didalam jaringan disebut pernafasan dalam / respirasi internal dan Terjadi pertukaran gas diparu – paru disebut pernafasan luar / respirasi eksternal. Pada waktu bernafas O2 masuk melalui batang tenggorok/ trakea dan pipa bronkial ke alveoli, berikatan dengan darah didalam kapiler pulmonarris
Perjalanan O2 DAN CO2 : Dari atmosfer O2 masuk melalui hidung, faring , Laring , Trakea ,Brinkus , Bronkiolus sampai ke alveoli O2 berdifusi masuk kedalam darah dan dibawa oleh eritrosit. Didalam darah O2 dibawa ke jantung untuk dipompakan dan disalurkan / diedarkan oleh pembuluh darah keseluruh jaringan tubuh O2 masuk kedalam sel dan dimitokondria akan digunakan untuk proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan hidup. Sisa metabolisme berupa CO2 akan berjalan kebalikan dari O2 dan dikeluarkan dari pernafasan berupa hembusan nafas keudara luar.
ANATOMI SISTIM PERNAFASAN Organ pernafasan zona konduksi Organ pernafasan zona respirasi Alveolus dan surfactant Otot – otot pernafasan
Organ pernafasan zona konduksi Otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut : Muskulus interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga. Muskulus sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada). Muskulus skalenus yang mengangkat 2 iga teratas. Muskulus interkostalis internus (antar iga dalam ) yang menurunkan iga-iga. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
Organ pernafasan zona respirasi Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar. Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter
Organ pernafasan zona respirasi Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru me ngandung 150 juta alveoli
Alveolus dan surfactant Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Tegangan permukaan yang rendah ketika alveolus mengecil disebabkan adanya surfaktan dalam caitan yang melapisi alveolus Surfaktan ; suatu zat lemak yang menurunkan tegangan permukaan Surfaktan juga berfungsi mencegah terjadinya odem paru Proses pematangan surfaktan diparu dipercepat oleh hormon glukokortikoid
Otot – otot pernafasan Otot pernafasan melakukan kerja untuk meregangkan jaringan elastis dinding dada dan paru ( kerja elastis), menggerakkan jaringan non elastis ( tahanan viskositas) , serta menggerak kan udara melalui jalan pernafasan .
ORGAN – ORGAN PADA SISTIM SALURAN PERNAFASAN: Saluran lubang hidung ( Nares anterior ) Rongga Hidung ( vestibulum ) pangkal tenggorok (Laring) Tenggorok (Faring) Nasofaring Orofaring Laringofaring Batang tenggorok (Trakhea) Bronkhus ( cabang batang tenggorok ) Paru – paru ( pulmonum )
NARES ANTERIOR Saluran – saluran didalam lubang hidung Adalah saluran – saluran didalam lubang hidung yang bermuara kedalam rongga hidung ( vestibulum ) Vestibulum dilapisi oleh epitel bergaris bersambung dengan kulit Lapisan nares anterior mengandung kelenjar yang bermuara kedalam rongga hidung Sebelah atas rongga hidung berhubungan dengan kelopak mata melalui 2 lubang yang disebut Khoane yang dapat mengalirkan air mata yang berlebih Mukosa sinus merupakan lanjutan mukosa rongga hidung sehingga bila ada radang pada rongga hidung dapat menjalar ke daerah sinus.
4 rongga paranasal yang berhubungan dengan rongga hidung yaitu : Sinus maksilaris Sinus frontalis Sinus Ethmoidalis Sinus sfenoidal
HIDUNG Udara yang dihirup akan masuk kerongga hidung yang disebut cavum nasi Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan , Pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis Ke2 lubang hidung menghubungkan atmosfer dengan rongga hidung Rongga hidung dibagi menjadi dua kanan dan kiri oleh septum nasalis , Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan , sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid.
HIDUNG Permukaan rongga hidung diselaputi oleh epitel berlapis pipih dengan rambut kasar yang berfungsi untuk menyaring debu – debu kasar dan serangga Disebelah dalam hidung diselaputi oleh epitel berlapis semu bersilia bersel goblet yang dibawahnya mengandung banyak kapiler. Batas rongga hidung : Bawah ; tulang palatum , maksila Samping : tulang maksila, kochlea , nasalis inferior,ethmoid Atas : tulang etmoid Tengah : septum nasalis
Fungsi hidung : Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernafas Selaput lendir berfungsi tempat indra pembau dan menempelnya kotoran / debu Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernafasan Saraf pembau berfungsi mengirimkan sinyal bau-bauan ke otak
FARING Merupakan suatu saluran sepanjang 12-13 cm yang terletak antara koane sampai belakang laring Faring dibagi 3 bagian yaitu : Nasofaring ; terletak diantara koane sampai palatum Orofaring : terletak dibelakang rongga mulut Laringofaring : diantara tulang hioid sampai belakang laring Pada Nasofaring terletak tonsil faringika / ademoid dan 2 lunang tuba eustakhius Dinding nasofaring diliputi oleh epitel berlapis semu bersilia Pada Orofaring terletak tonsil palatina dan tonsil lingualis
Orofaring dilapisi oleh epitel berlapis pipih yang merupakan selaput yang tahan terhadap gesekan dan Orofaring merupakan tempat persilangan saluran pernafasan dan saluran pencernaan Saluran nafas ( nasofaring) akan terbuka ketika kita bicara , sehingga bila kita makan sambil bicara memungkinkan makanan masuk kedalam saluran nafas dimana saluran nafas akan terangsang untuk engeluarkan kembali makanan yang masuk , disebut peristiwa tersedak . Pada bagian belakang faring terdapat laring
LARING Menghubungkan Faring dengan Trachea Merupakan organ untuk membuat suara karena terdapat pita suara ( plica vocalis) Laring diliputi membran mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup cukup tebal dan kuat untuk menahan getaran – getaran suara pada laring Membran mukosa membentuk 2 pasang lipatan : Lipatan bawah disebut pita suara sejati ( vocal fold) dimana terdapat serat- serat elastis yang berhubungan dengan otot otot laring dan tulang rawan , sehingga pita suara dapat dibuka , ditutup, diregangkan dan ditegangkan Lipatan atas disebut pita suara palsu ( ventricular fold ) dapat merapat untuk menahan nafas.
Bila pita suara bergetar karena masuknya udara pada faring , akan menimbulkan suara Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi 9 tulang rawan yang saling berhubungan oleh sendi membran elastikus dan ligamen dan otot penggerak tulang rawan : Tulang rawan epiglotis (1) terletak dipuncak laring Tulang rawan Tiroid (1) terletak sebelah anterior dari laring Tulang rawan Krikoid (1) membatasi bagian bawah laring berbentuk cincin Tulang rawan Aritenoid (2) terletak diatas krikoid Tulang rawan Kuneiformis (2) terletak antara epiglotis dan aritenoid Tulang rawan Kornikulatum (2) terletak diatas aritenoid
TRACHEA Bentuk seperti tabung dan merupakan lanjutan laring Merupakan saluran udara sejati Panjang 10 cm Dinding trakhea terdiri dari otot polos dan ditunjang oleh sejumlah 16-20 cincin tulang rawan berbentuk huruf C Lapisan mukosa dinding trakhea terdiri dari epitelium bersilia yang mengandung kelenjar – kelenjar mukosa untuk mensekresi mukus Bila timbul obstruksi pada trakhea dapat terjadi asfiksia
BRONKUS Bronkus primer kiri lebih horizontal,panjang dan lebih kecil dibanding bronkus kanan. Bronkus primer kanan bercabang menjadi 3 bronkus lobaris ( sekunder) sedangkan bronkus primer kiri menjadi 2 bronkus lobaris sesuai dengan jumlah lobus masing – masing paru. Bronkus lobaris bercabang – cabang lagi menjadi bronkus tersier, bronkiolus dan bronkiolus terminalis Sepanjang percabangan terjadi perubahan – perubahan epitel menjadi epitel selapis kubus pada bronkiolus , tidak ada tuang rawan dan otot polos pada bronkiolus menjadi besar dan tebal.
PARU – PARU PULMONUM Struktur seperti karet busa / spons, lunak tapi kenyal Paru-paru berjumlah 2 buah kanan dan kiri Mengisi rongga thoraks dipisahkan oleh jantung dan pembuluh darah besarnya.dan struktur lain yang terletak didalam mediastinum Rongga thoraks dipisahkan dengan rongga abdomen oleh sekat rongga badan / diafragma . Dialveolus terjadi pertukaran oksigen dari udara dengan carbon dioksida dari darah .
PARU – PARU Dibungkus oleh pleura ; Pleura parietalis yang menempel pada rongga dada dan pleura Viseralis yang melekat pada organ paru Diantara pleura terdapat rongga yang berisi cairan serous yang berfungsi sebagai pelumas untuk menahan gesekan pada waktu respirasi. Disebut kavum pleura
Segmen paru – paru
Segmen paru – paru Segmen paru – paru kiri : Lobus Superior Segmen Apiko posterior Segmen anterior Segmen superior Segmen Inferior Lobus Inferior Segmen Superior Segmen Ateriomediobasal Segmen Lateralbasal Segmen laterobasal Segmen paru – paru kanan : Lobus superior Segmen apical Segmen superior Segmen anterior Lobus medius Segmen lateral Segmen medial Lobus inferior Segmen mediobasal Segmen antero basal Segmen Laterobasal Segmen posterobasal
Pembuluh Limfe Paru Didalam paru-paru terdapat dua pasang pembuluh limfe yang saling berhubungan Bagian superficial pembuluh limfe yang terletak didalam pleura berukuran relatif besar dan membatasi lobus dipermukaan paru Pembuluh limfe yang lebih kecil membentuk jala – jala halus pada tepi lobulus Pembuluh superficiali mengalir sepanjang tepi paru-paru menuju ke hilus Bagian profunda atau pulmonal berjalan bersama ke bronkus Arteri pulmonalis dan bronki meluas hanya sampai duktus alveolaris bagian tepi Semua mengalir kebagian pusat hilus dan bertemu dengan pembuluh limfe eferen superficialis Nodus limfatikus banyak dijumpai dibagian hilus
Persarafan paru-paru Didalam jaringan paru dijumpai serat – serat saraf kecil terutama di daerah hilus berkaitan dengan bronkus dan pembuluh besar Serat saraf berhubungan dengan percabang bronkhial membentuk pleksus pulmonalis yang tersusun dari cabang nervus vagus ( bron ko konstriktor ) dan cabang dari ganglia simpatis Berjalan bersama dengan pembuluh darah pulmonalis dan sekelompok kecil sel saraf yang terdapat pada dinding bronkial
SISTIM PERNAFASAN FISIOLOGI
Fisiologi Sistim Pernafasan Pernafasan atau respirasi adalah suatu peristiwa tubuh kekurangan Oksigen ( O2 ) , dimana oksigen yang ada diluar tubuh akan dihirup ( inspirasi ) melalui organ pernafasan masuk kedalam paru – paru .dan pada saat tertentu tubuh kelebihan zat karbon dioksida ( CO2) maka tubuh akan berusaha mengeluarkannya dari dalam tubuh dengan cara menghembuskan nafas ( ekspirasi ) sehingga terjadi suatu keseimbangan peredaran antara oksigen dan karbon dioksida didalam tubuh .
O2 dalam udara dibawa masuk kedalam paru-paru dan berdifusi dalam darah, dan mengeluarkan CO2 yang dibawa darah ke udara luar O2 dibutuhkan oleh sel dalam tubuh untuk kelangsungan hidupnya sedangkan CO2 merupakan sisa metabolisme tubuh yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
PERNAFASAN Mencakup 2 proses ; Pernafasan eksterna ; yaitu penyerapan Oksigen (O2) dan pengeluaran Carbon dioksida ( CO2)dari tubuh secara keseluruhan Pernafasan interna ; yaitu penggunaan oksigen dan pembentukan carbon dioksida oleh sel serta pertukaran gas diantara sel tubuh dan media cair disekitarnya .
SISTIM PERNAFASAN Terdiri atas ; Organ pertukaran gas ( paru-paru) Pompa ventilasi paru Dinding dada Otot pernafasan : memperbesar dan memperkecil ukuran rongga dada Pusat pernafasan , diotak : yang mengendalikan otot pernafasan Jaras dan saraf : yang menghubungkan pusat pernafasan dengan otot pernafasan
Nilai normal Frekuensi pernafasan normal : 12 – 15 X/ menit dalam 1 x bernafas udara dihirup sekitar 500 ml atau 6 – 8 liter udara permenitdihirup dan dikeluarkan dari paru
SALURAN PERNAFASAN Yaitu bagian dari sistim pernafasan yang digunakan untuk jalannya gas – gas yang terlibat dalam pernafasan , Dalam bernafas setiap sel didalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang bersamaan melepaskan hasil oksidasinya berupa karbon dioksida Setelah melalui saluran hidung dan faring tempat udara pernafasan dihangatkan dan dilembabkan oleh uap air , udara inspirasi berjalan menuruni trakea , melalui bronkhus , bronkhiolus respiratorius, dan duktus alveolaris sampai ke alveolus
Zona konduksi Terdiri atas bronkus, bronkiolus , bronkiolus terminalis Menyalurkan udara dari dan kelingkungan luar Zona respirasi ; Tempat terjadinya pertukaran gas, Terdiri atas bronkiolus respiratorius , duktus alveolus dan alveolus
BERSIN Saluran hidung akan mengeluarkan refleks bersin pada saat saluran hidung teriritasi oleh masuknya partikel debu Sel pembau didaerah olfaktorius yang berada pada selaput lendir hidung terangsang , impuls akan dikirim ke otak ,akan timbul perintah dari otak untuk otot pernafasan tertentu berkontraksi , udara akan dihirup dalam – dalam , glotis terbuka dan langit – langit lunak pada posisi rendah kemudian udara akan dikeluarkan dengan keras melalui hidung untuk mengeluarkan partikel asing tersebut
BATUK Batuk diawali dengan inspirasi dalam diikuti oleh ekspirasi kuat melawan glotis yang tertutup . Hal ini meningkatkan tekanan intra pleura . Glotis terbuka secara tiba – tiba sehingga terjadi semburan aliran udara keluar Refleks ini membantu pengeluaran iritan dan menjaga agar saluran nafas tetap bersih.
FISIOLOGI SISTIM PERNAFASAN Ventilasi paru Hukum Boyle Otot pernafasan dan fungsinya Faktor – factor yang berpengaruh terhadap ventilasi Pengendalian pernafasan Kemoreseptor dalam pernafasan Pusat pernafasan Faktor – factor yang berpengaruh terhadap pola pernafasan
PROSES PERTUKARAN GAS DIDALAM PARU - PARU Dalam sistim pernafasan terdapat 4 fungsi utama yaitu : Ventilasi paru yaitu keluar masuknya udara antara atmosfer dan alveoli paru Difusi O2 dari udara dan CO2 dari darah dialveoli Transport O2 dan CO2 dalam darah dari cairan tubuh ke dan dari sel Pengaturan ventilasi dan hal – hal lain dari pernafasan Perubahan volume paru pada berbagai keadaan pernafasan : Volume tidal : yaitu volume udara yang masuk / keluar dari hidung sewaktu bernafas dalam keadaan istirahat sebesar 500cc Volume cadangan ekspirasi ( suplemen ) : volume udara ekspirasi yang masih dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal , sebesar 1250 cc Volume cadangan inspirasi ( Komplemen) : volume udara inspirasi yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal ,sebesar 3000 cc Kapasitas Vital ( Vital volume) : volume suplemen + volume tidal + volume komplemen = volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan dalam 1x ekspirasi setelah inspirasi maksimal , volumenya sebesar 4750 cc Volume residu : Sisa udara didalam paru-paru yang tidak dapat dikeluarkan dengan ekspirasi biasa, sebesar 1200 cc
Hukum Boyle Pada waktu satu kali bernafas terjadi 2 hal yang selalu bergantian : Menarik nafas / inspirasi Menghembuskan nafas / ekspirasi Inspirasi terjadi kerena terdapat selisih tekanan udara diluar tubuh dengan tekanan udara didalam paru – paru Berdasarkan hukum Boyle : P1 X V1 = P2 X V2 Maka udara akan mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ketempat yang bertekanan rendah akibatnya udara masuk kedalam paru – paru.
2 mekanisme pernafasan : 1. Mekanisme Inspirasi : Otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat , menambah besarnya rongga dada sehingga udara dari luar masuk kedalam paru melalui hidung , trakea, kecabang – cabang bronkus dan alveolus diparu-paru Merupakan proses aktif ; kontraksi otot inspirasi akan meningkatkan volume intra toraks
2. Mekanisme ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk mengendur diafragma akan melengkung kearah rongga thoraks, tualng rusuk kembali keposisi semula , menyebabkan rongga thoraks mengecil , akibatnya udara dalam paru-paru terdorong keluar Ekspirasi merupakan proses pasif dimana tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurun kan volume intra toraks
OTOT PERNAFASAN DAN FUNGSINYA M.Intercostalis ; M.Intercostalis eksterna Fungsi menutup dan meregangkan rongga interkostalis pada waktu inspirasi M.Intercostalis interna Fungsi ; menutup dan menegangkan rongga interkostalis pada waktu ekspirasi M.Subkostalis Fungsi : menegangkan dinding dada pada waktu ekspirasi M.Transversus torasikus Fungsi ; menegangkan dinding dada ekspirasi M.Diafragmatikus Pars kostalis ; membantu gerak menekan perut pada waktu inspirasi
PROSES PERNAFASAN Udara dapat keluar masuk paru-paru karena adanya tekanan antara udara luar dengan udara dalam paru-paru. Perbedaan tekanan disebabkan karena terjadinya perubahan besar kecil rongga dada, rongga perut dan rongga alveolus oleh otot pernafasan
Pernafasan dibedakan menjadi : Pernafasan dada : menggunakan gerakan otot otot antar tulang rusuk , rongga dada membesar karena tulang dada dan tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang terdapat diantara tulang – tulang rusuk , paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi besar sedangkan tekanannya menjadi lebih kecil dari pada udara diluar , sehingga udara luar dapat masuk kedalam paru-paru. Pernafasan perut : menggunakan gerakan otot diafragma, Otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma yang semula cembung menjadi agak rata sehingga paru-paru dapat mengembang kearah abdomen , sehingga rongga thoraks bertambah besar dan udara terhirup masuk.
Pernafasan rusuk ( sisi) Dilakukan untuk keleluasaan gerak lengan Contoh pada atlit angkat besi , pelari maraton
Pengendalian pernafasan Dipengaruhi oleh ; Kemoreseptor dalam pernafasan Pusat pernafasan Faktor – factor yang berpengaruh terhadap pola pernafasan
KEMORESEPTOR DALAM PERNAFASAN Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor utama yaitu : secara kimiawi dan pengendalian oleh saraf Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak didalam medula oblongata Bila dirangsang maka pusat akan mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh saraf spinalis ke otot pernafasan (otot diafragma & otot interkostalis Karbon dioksida (CO2) adalah hasil asam metabolisme dan bahan – bahan kimia yang asam merangsang pusat pernafasan dan otot pernafasan
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP POLA PERNAFASAN Gerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intra thoraks sebesar 75% selama inspirasi muskulus interkostalis eksternus berkontraksi iga- iga dibawahnya akan terangkat. mendorong sternum keluar dan memperbesar diameter antero posterior rongga dada. Pada awal inspirasi terjadi kontraksi otot abduktor laring yang akan memisahkan pita suara dan membuka glotis . Bronkus mengalami dilatasi selama inspirasi dan berkonstriksi saat ekspirasi .
RIWAYAT GANGGUAN DAN PENYAKIT SISTIM PERNAFASAN Merokok memperhebat penyakit – penyakit sistim pernafasan Misal : bronkhitis kronik , Emfisema pulmonum , Karsinoma bronkogenik Riwayat pekerjaan --> Dispnea : perasaan subyektif ketidaknyamanan yang dirasa berhubungan dengan nafas pendek Batuk : Sputum Hemoptisis Sianosis
PENYAKIT SISTIM PERNAFASAN Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering dibanding infeksi pada organ lain misal common cold Kanker paru merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada pria dewasa Insiden penyakit pernafasan kronis terutama emfisema paru-paru dan bronkitis kronis merupakan penyebab utama gangguan serta cacat kronis pada pria
GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN Gangguan Genetik Jarang dijumpai Fistula Trakeoesofageal pada bayi yang baru lahir Fibrosis kistik Infeksi Pneumonia , dapat menyerang semua umur ,KU memburuk PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronik ) Tuberkulosis Infeksi pulmoner an aerob Gangguan traumatik / degeneratif Bronkitis kronik Emfisema Obstruktif Ektasia
GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN Gangguan Toksik / Metabolik Udema paru Penyakit paru restriktif kronik Gangguan Vaskular Hipertensi pulmoner Gangguan Imunologik Asma Bronkhiale Gangguan Fungsional Tumor : Karsinoma paru – paru
GAGAL NAPAS (RESPIRATORY FAILURE) Ketidakmampuan paru mempertahankan pernapasan normal. Ini bisa diakibatkan oleh blokade saluran napas atau gagal paru dalam melaksanakan pertukaran gas di dalam kantung paru. Gagal napas bisa disebabkan karena kurang O2 (hypovolumic failure) atau masalah transfer gas-2 (ventilatory failure) . Suatu tanda hypoxemia failure adalah hyperventilasi (excess breathing) yang bisa timbul pada penyakit-2 emphysema, infeksi fungal, leukaemia, pneumonia, kanker paru, atau Tb.
Ventilatory failure pada penyakit paru jangka panjang bisa disebabkan oleh tambahan stress, seperti juga pada gagal jantung, operasi, anestesia, atau infeksi saluran napas atas. Terapi: - mempertahankan kebersihan saluran napas dengan suction - bronchodilatotor, - tracheostoma. Terapi untuk mempertahanakn atau meningkatkan fungsi saluran napas.
LANJUT KULIAH MENDATANG