Pembagian Linear.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DISUSUN OLEH : SITI MUTHOHAROH HENDRA ELIA DWI CHANDRA RINDHY ANTHIKA N. YOHANES.
Advertisements

bentuknya, yang dapat berubah pada saat runtime.
List, Stack & Queue (1) Dr. Anto Satriyo Nugroho, M.Eng
MANAJEMEN KOLISI.
Proses pencarian : Waktu Pencarian ≈ Jumlah perbandingan Bagaimana agar waktu pencarian konstan, artinya tidak tergantung pada jumlah perbandingan ? 
Organisasi Berkas Langsung dan Metode Hashing
Organisasi Berkas Sekuensial Berindeks
ORGANISASI FILE INDEKS SEKUENSIAL
CAATT untuk Ekstraksi dan Analisis Data
SISTEM BERKAS.
STRUKTUR DATA (12) organisasi berkas
SISTEM OPERASI Pertemuan 6 : Manajemen File
Digital Signature Standard (DSS)
ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT
ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT
ORGANISASI BERKAS RELATIF
ORGANISASI BERKAS RELATIF
Manajemen Rekam Medis Tugas Online 2 Ayu Gusmita Sari ( )
LICH (Late Insertion Standard Coalesced Hashing)
9. BILANGAN BULAT.
BILANGAN BULAT (lanjutan 1).
Nopem KS. Teori Bilangan
ORGANISASI BERKAS PRIMER
ORGANISASI BERKAS LANGSUNG
SISTEM MANAJEMEN FILE DEFIANA ARNALDY, M.Si
ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL
ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL berINDEKS
Sistem Berkas Materi 7,8 MANAJEMEN KOLISI.
Collision Collision merupakan kondisi dimana terdapat lebih dari satu key yang menempati slot address yang sama Collision dapat diminimalisir dengan cara.
Sistem Berkas Sesi 10 dan 11 MANAJEMEN KOLISI.
File Sekuensial Adanya keberurutan rekord-rekord di file
ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL
P14 Hash Function TIF42/SIF42
STRUKTUR DATA (HASHING).
Organisasi Berkas Langsung dan Metode Hashing
PROGRESSIVE OVERFLOW.
ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL berINDEKS
ORGANISASI BERKAS RELATIF
Organisasi Berkas Relatif 2
MANAJEMEN KOLISI.
Collision Collision merupakan kondisi dimana terdapat lebih dari satu key yang menempati slot address yang sama Collision dapat diminimalisir dengan cara.
File Hash Konsep File Hash Fungsi Hash Collision.
Circular QUEUE 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
CHAPTER 3 ORGANISASI FILE.
BILANGAN CACAH, BILANGAN GENAP, BILANGAN GANJIL
BILANGAN CACAH, BILANGAN GENAP, BILANGAN GANJIL
MANAJEMEN KOLISI (COALESCED HASHING)
Fungsi Hashing Abdul Haris,S.Kom.
STACK & QUEUE Struktur Data.
ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL berINDEKS
ORGANISASI BERKAS RELATIF
ORGANISASI BERKAS RELATIF
OLEH : ADIL GANDA SJN D A-PGMI
IMPLEMENTASI LINKED LISTMENGGUNAKAN ARRAY
Methode Hash.
PENERAPAN MATRIKS DALAM BIDANG ILMU MILITER
Notasi Sigma Budiharti.
Kelas 7 SMP Marsudirini Surakarta
File Hash Konsep File Hash Fungsi Hash Collision.
MANAJEMEN KOLISI.
LOGIKA MATEMATIKA OLEH LASMI, S.S.I, M.PD.
ORGANISASI BERKAS LANGSUNG
ORGANISASI BERKAS RELATIF
PROGRESSIVE OVERFLOW.
STRUKTUR DATA (HASHING).
ORGANISASI BERKAS SEKUENSIAL berINDEKS
Sistem Berkas Materi 9 dan 10
Materi KD 4.2 Himpunan MATEMATIKA BAHAN AJAR 1. Himpunan Kosong
BUCKETS.
Ini Kosongan. Kosong Kosong kosong kosong Kosong Kosong kosong kosong.
Transcript presentasi:

Pembagian Linear

Resolusi kolisi dengan teknik pembagian linear merupakan varian dari progressive-overflow Tujuan inkremen yang variable adalah mereduksi pengklusteran sekunder yang terjadi pada progressive-overflow, yang artinya pembacaan probe akan berkurang Terdapat inkremen yang merupakan fungsi dari kunci yang akan disisipkan. fungsi tersebut dapat juga disebut sebagai fungsi hashing lain karena fungsi tersebut digunakan untuk mengkonversi kunci menjadi sebuah inkremen Pembagian linear dapat dikelompokkan sebagai metode resolusi kolisi dengan hashing-ganda.

Di lakukan hash untuk menentukan home address, dalam hal ini menggunakan fungsi H1 Di lakukan hash untuk mendapatkan inkremen, dalam hal ini menggunakan fungsi H1 Terdapat 2 alternatif bentuk H2: H2 : Pembagian (kunci/P) modulus P H2’ : (kunci modulus (P-2)) + 1 di mana P adalah bilangan Prima dari ukuran berkas.

Hash kunci yang akan disisipkan ke dalam berkas untuk memperoleh home-address sebagai tempat menyimpan rekaman jika home-address kosong, sisipkan rekaman ke dalam lokasi tersebut, jika tidak maka : tentukan inkremen dengan menghitung hasil bagi kunci dengan modulus ukuran berkas. Jika hjasilnya nol, maka inkremennya = 1 beri harga awal pencacah untuk perhitungan lokasi yang akan dicari dengan 1 selama jumlah lokasi yang dicari lebih kecil dari ukuran berkas, maka :

Tentukan alamat yang akan dicari berikutnya dengan menambahkan inkremen terhadap alamat terakhir dan kemudian cari modulusnya terhadap ukuran berkas Jika alamat tersebut tidak ada yang menempati, maka sisipkan rekaman serta akhiri penyisipan dengan sukses. Jika lokasi sudah ditempati oleh rekaman yang memiliki kunci yang sama dengan yang akan disisipkan, akhiri proses dengan pesan “ rekaman dobel ” Tambahkan 1 pada pencacah pencarian lokasi. Akhiri proses dengan pesan “ berkas penuh “

pada berkas dengan kapasitas 11 Akan disisipkan rekaman-rekaman dengan kunci 38 51 40 61 83 24 60 20 94 pada berkas dengan kapasitas 11

Sisipkan rekaman dengan kunci : 44 26 74 133 70 129 8 29 ke dalam kapasitas berkas 11 44 25 70 163 50 120 27 ke dalam kapasitas berkas 9