EKOSISTEM Drastya Amalia XII IPA 3
Ekosistem Komponen penyusun ekosistem Interaksi antarkomponen ekosistem Aliran energi Daur biogeokimia Kerusakan lingkungan dan upaya pelestarian Limbah dan daur ulang limbah
Pengertian Ekosistem Hubungan timbal balik antar mahluk hidup dengan komponen abiotik dalam satu kesatuan tempat hidup.
Komponen Pembentuk Ekosistem Komponen Abiotik Komponen Biotik
Komponen Abiotik Komponen fisik dan kimiawi yang terdapat dalam ekosistem sebagai medium (substract) untuk berlangsungnya suatu kehidupan.
Udara Komponen abiotik dalam Ekosistem yang pertama dan utama adalah udara. Udara merupakan sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang menyelimuti permukaan bumi. Udara bersih dan kering di atmosfer mengandung gas dengan komposisi yang permanen, yaitu : 78,09% nitrogen(N2) ; 21,94% oksigen (O2); 0,032% karbon dioksida (CO2), dan gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, N2O). Selain itu, udara juga mengandung gas yang jumlahnya bisa tidak tetap (berubah-ubah), yaitu uap air (H2O), ozon (O3), Sulfur dioksida (SO2), dan nitrogen dioksida (NO2). Udara memiliki fungsi penting untuk menunjang kehidupan penghuni ekosistem. Contohnya, gas O2 untuk respirasi makhluk hidup dan gas CO2 untuk proses fotosintesis tumbuhan.
Air Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia yang jumlahnya bervariasi, contohnya natrium, amonium, kalsium, nitrit, nitrat, dan fosfat. Jumlah unsur yang terkandung di dalam air bergantung pada kualitas udara dan tanah yang dilalui oleh air tersebut. Air dapat berubah wujud menjadi uap, cairan, atau es;,bergantung suhu lingkungan di sekitarnya.
Tanah Tanah terbentuk karena proses destruktif yaitu pelapukan batuan serta pembusukan senyawa organik dan sintesis (pembuatan mineral). Komponen utama dari tanah ialah bahan mineral, bahan organik, air, dan udara. Tumbuhan mengambil air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Sementara manusia menggunakan tanah untuk keperluan lahan pemukiman, pertanian, peternakan, perindustrian, perkantoran, pertambangan, dan kegiantan transportasi.
Garam Mineral Tumbuhan menyerap garam mineral dari dalam tanah untuk pertumbuhannya. Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan asam dan basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan diguanakan pada proses metabolisme.
Sinar Matahari Sinar matahari merupakan sumber energi bagi seluruh kehidupan di muka bumi. Di dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam bentuk transformasi energi. Sebagaian kecil sinar matahari mencapai permukaan bumi untuk kelangsungan makhluk hidup disana.
Suhu Suhu merupakan derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang bersumber dari matahari. Suhu udara berbeda-beda di ekosistem satu dengan yang lainnya, bergantung pada letak garis lintang (latitude) dan ketinggian tempat (altitude). Makin dekat dengan kutub, suhu udara semakin dingin dan kering. Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan dan mempengaruhi keanekaragamn hayati di suatu ekosistem.
Kelembapan Kelembaban di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas dari sinar matahari, angin, dan curah hujan. Kelembaban sangat memengaruhi pertumbuhan suatu tumbuhan. Daerah dengan tingkat kelembaban berbeda akan menghasilkan ekosistem dengan komposisi tumbuhan yang berbeda pula.
Derajat Keasaman (pH) Keadaan pH tanah berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan di atasnya. Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum, yaitu berkiar 5,8 - 7,2. Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar tanaman dan penguraian mineral tanah.
Topografi Topografi adalah keadaan naik turun ataupun tinggi rendahnya permukaan bumi.Topografi memengaruhi keadaan iklim menyangkut suhu dan kelembaban udara. Topografi menentukan keanekaragaman hayati di suatu wilayah dan penyebab suatu organisme.
Komponen Biotik Komponen biotik dalam ekosistem meliputi seluruh makhluk hidup di bumi. Antara lain bakteri, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, hewan invertebrata, dan hewan vertebrata termasuk manusia. Berdasarkan segi tingkatan trofik atau nutrisi, maka komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Komponen autotrof Komponen heterotrof
Komponen Autotrof Organisme autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler yang memiliki klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis, misalnya fitoplankton, ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji. Dari hasil fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (O2). Organisme autotrof merupakan produsen utama dalamekosistem.
Komponen Heterotrof Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof terdiri atas: -herbivor sebagai konsumen primer (I) -karnivor memakan herbivor sebagai konsumen sekunder (II) -karnivor yang memakan karnivor sebagai konsumen tersier (III) -dekomposer dan detritivor
Dekomposer Mikroorganisme yang menguraikan zat organik sisa tumbuhan atau hewan (detrius), seperti selulosa atau kitin, menjadi zat yang lebih sederhana, contoh dekomposer yaitu bakteri dan fungi. Nutrien anorganik hasil penguraian dilepaskan ke ekosistem (proses mineralisasi) yang kemudian digunakan kembali oleh produsen. Organisme heterotrof juga dikelompokkan menjadi parasit dan detritivor. Parasit hidup di luar atau di dalam tubuh inang yang masih hidup, misalnya kutu yang hidup di kepala manusia. Detritivor hidup dengan cara memakan serpihan tumbuhan atau hewan yang sudah mati, misalnya rayap, cacing tanah dan hewan kaki seribu (keluwing).
Interaksi antarkomponen Ekosistem
Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui : Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Begitu pula selanjutnya. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Interaksi antar Komponen Biotik Interaksi makhluk hidup terjadi di dalam ekosistem, baik saling menguntungkan, menguntungkan salah satu pihak, maupun merugikan salah satu pihak. Interaksi terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga makhluk hidup akan bergantung dengan makhluk hidup yang lainnya. Diantara tiap komponen penyusun ekosistem terjadi interaksi: antar organisme, antar populasi, antar komunitas, antara komponen biotik dan komponen abiotik.
Interaksi antar Organisme 1) Mutualisme 2) Komensalisme 3) Predasi 4) Kompetisi 5) Parasistisme 6) Netral
Interaksi antar Organisme Mutualisme Merupakan hubungan/interaksi antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh: Bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, Kerbau dengan burung jalak.
Interaksi antar Organisme 2) Komensalisme Merupakan hubungan antara dua jenis organisme yang berbeda spesies di mana salah satu spesies diuntungkan, sedangkan spesies yang lain tidak dirugikan/diuntungkan. Contoh: tanaman bunga anggrek sebagai tumbuhan epifit pada tumbuhan mangga.
Interaksi antar Organisme 3) Predasi Merupakan hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator), hubungan inisangat erat sebab tanpa mangsa perdator tidak bisa hidup. Proses interaksi yang terjadi bisa berupa antar hewan, hewan dengan tumbuhan dan tumbuha predator dengan mangsanya. Jumlah populasi predator dengan mangsa berbanding lurus. Contoh: Singa memangsa rusa, kuda memangsa rumput, bunga Dionaea muscipula yang memangsa serangga yang hinggap dijebakannya.
Interaksi antar Organisme 4) Kompetisi Terjadi karena persaingan makhluk hidup untuk memperoleh kebutuhan hidup dan kekuasan salah satu atau semua hal tersebut. Contoh: Kuda dan sapi yang hidup di padang rumput yang sama akan saling berkompetisi untuk memperoleh makanan (rumput).
Interaksi antar Organisme 5) Parasistisme Hubungan antar organisme yang berbeda spesies di mana akibat dari hubungan tersebut terdapat pihak yang dirugikan (inang) dan pihak yang diuntungkan(parasit).Contoh: Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, benalu dengan pohon inang, kutu dengan manusia.
Interaksi antar Organisme 6) Netral Merupakan hubungan yang tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama, hal ini bersifat netral yaitu tidak diuntungkan dan juga tidak dirugikan.Contoh: Capung dengan sapi.
Interaksi antar Populasi Contoh interaksi antar populasi adalah alelopati, yaitu interaksi antar populasi di mana populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi yang lain. Pada mikrorganisme, alelopati dikenal dengan istila anabiosa. Misalnya: Rumput teki menghasilkan zat kimai yang bersifat toxic yang dapat menghalangi tumbuhan yang lainnya, Jamur Penicillium sp menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Interaksi antar Komunitas Interaksi antar komunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tetapi juga aliran enrgi dan makanan. Interaksi ini dapat diamti pada daur carbon (karena melibatkan ekosistem yang berbeda (laut dan darat).
Interaksi antar Komponen Biotik dan Abiotik Interaksi ini menyebabkan terjadinya aliran energi dalam ekosistem. Selain aliran energi di dalam ekosistem juga terdapat struktur atau tingkatan trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan demikian ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya.
Aliran Energi
Daur Biogeokimia Daur ulang air dan komponen-komponen kimia (unsur kimia) yang melibatkan peran serta dari makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur Biogeokimia memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Yang termasuk daur biogeokimia antara lain : Daur Fosfor Daur Air Daur Belerang/Sulfur Daur Karbon dan Oksigen Daur Nitrogen
Daur Fosfor
Daur Air
Daur Sulfur
Daur Karbon dan Oksigen
Daur Nitrogen
Kerusakan Lingkungan Hidup dan Upaya Pelestarian
Kerusakan Lingkungan Hidup a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan. c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). b. Perburuan liar. c. Merusak hutan bakau. d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. e. Pembuangan sampah di sembarang tempat. f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
Upaya Pelestarian Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan) Pelestarian udara Pelestarian hutan Pelestarian laut dan pantai Pelestarian flora dan fauna
Pelestarian Tanah Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
Pelestarian Udara Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut.
Pelestarian Hutan Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
Pelestarian Laut dan Pantai Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
Pelestarian Flora dan Fauna Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa. Melarang kegiatan perburuan liar Menggalakkan kegiatan penghijauan
Limbah dan Daur Ulang Limbah
Limbah Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Karakteristik Limbah : Berukuran mikro Dinamis Berdampak luan (penyebarannya) Berdampak jangka panjang (antar generasi) Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah : Volume limbah Kandungan bahan pencemar Frekuensi pembuangan limbah
Berdasarkan sumbernya limbah digolongkan menjadi : Limbah Organik yang mudah busuk. Misalnya , sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan Limbah Organik yang tidak mudah membusuk. Misalnya , kertas dan kayu Limbah Anorganik. Misainya, plastik, pecahan kaca, karet, kaca, botol, dan besi. Limbah berbahaya. Misalnya, paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa dan batu baterai bekas. Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan : Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai). Yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain. Limbah yang tidak akan / sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak dapat terurai). Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya.
Limbah yang Dapat di Daur Ulang Kertas. Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus. Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai kaleng pengemas. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo.
Terima Kasih