KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ekonomi Pertanian di Indonesia
Advertisements

Oleh Sri Suramti SMA N 1 Kalasan
Pola Keruangan Desa - Kota Nama : Acep M Nawawi Kelas : XII ips 3
PETA SEBAGAI SKETSA WILAYAH DARI BENTUK ASLI MUKA BUMI
PEMBELAJARAN IPS Materi Kelas VII SMPN 128 Nari Hastuti,S.Pd.
Peta.
MATA PELAJARAN IPS GEOGRAFI
BAHAN AJAR KELOMPOK 3.
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
KAWASAN ASIA TENGGARA.
USAHATANI DI iNDONESIA
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
GAMBARAN UMUM KOTA BANJARMASIN
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
KONDISI FISIK  Luas dataran total ± 150 KM² pada ketinggian M (DPL)  Kemiringan tanah rata-rata 0-5º ke arah Barat  Ketinggian tanah berkisar.
Bab 3 INTERAKSI DESA DENGAN KOTA
Klasifikasi tata guna lahan
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
KOTA MAKASSAR Terletak dekat garis khatulistiwa
Siapa yang menciptakan Bumi?
Kegiatan ekonomi masyarakat
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA
OLEH : Rizqy Febriandari D
POLA RUANG DESA DAN KOTA
MEMBUAT MEDIA PENGAJARAN
Sejarah Kota Pertemuan 1
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
BIOSFER PENDAHULUAN PENGERTIAN BIOSFER
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
TIPOLOGI DESA NEXT BACK MENU
Sistem Informasi Geografis
POLA KERUANGAN DESA AMALUDIN, S.IP, MM.
By Siti Nurul Chotimah, S. Pd
Kenampakan Alam di Lingkungan Setempat
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
IKLIM DAN HIDROLOGI UNSUR-UNSUR IKLIM
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA oleh LIA YULIYANTI
KOTA.
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KOTA SERTA PROSES PEMBENTUKANNYA
EIS MARLIA NINGRUM K / 5B PGSD UNS SURAKARTA
INTERPRETASI PETA.
Kondisi tapak lahan basah desa tungkaran
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
PRESENTASI DESA BENDUNGAN, WATES, KULON PROGO
Pola Pengembangan Desa
4 POLA KERUANGAN DESA dan KOTA MATERI Struktur Ruang Desa dan Kota
Rantau Binuang Nangroe Aceh Darussalam
PENATAAN RUANG DESA PANTAI
INDONESIA KELOMPOK 1 KETUA : KEISHA SHOFINA SALSABILA ANGGOTA : NANDA REHANA CINDY NABILA SEPTIAN AGUNG BAGAS.
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia Oleh: Haris Al Farizi ( )
KONDISI GEOGRAFIS WILAYAH
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
GEOGRAFI Bila ada pertanyaan : Facebook : Heryanto Geografi PSKD I
LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN (untuk siswa SD kelas 3 semester 1)
Konsep Geografi.
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.
KEADAAN ALAM INDONESIA
Oleh: Risyana Hermawan
Karakteristik di Wilayah Indonesia
SPESIFIKASI PERTANIAN SUBSISTEN VS KOMERSIL
PERBEDAAN DESA DAN KOTA
WILAYAH PERWILAYAHAN. Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region dapat dibentuk oleh hal-hal berikut ini. 1.Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga.
Kondisi Geografis dan Penduduk Indonesia
KARTOGRAFI Nama : Shauqi Isyana Tristantio NIM :
DESA Oleh Sutarno,S.Pd SMA NEGERI 2 BLORA. Pokok Materi 1.Pengertian desa 2.Unsur-unsur Desa 3.Fungsi Desa 4.Potensi Desa 5.Klasifikasi Desa 6.Struktur.
Potensi fisik dan sosial wilayah indonesia
GEOGRAFI KELAS XII MACAM - MACAM PETA
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Transcript presentasi:

KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN Mata Pencaharian Penduduk Penduduk adalah kelompok manusia yang tinggal di suatu wilayah. Dalam perkembangannya, mata pencaharian penduduk dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Bentuk muka bumi akan mempengaruhi mata pencaharian dan corak kehidupan penduduk. Berdasarkan cara hidupnya, corak kehidupan penduduk dapat dibedakan atas corak kehidupan penduduk modern dan penduduk tradisional. Penduduk tradisional (sederhana), umumnya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Penduduk modern (maju), memiliki mata pencaharian yang beragam. Pola kegiatan ekonomi penduduk modern lebih kompleks.

PENGGUNAAN LAHAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN A. PEDESAAN Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri dan menjadi daerah otonom. Ciri masyarakat desa antara lain bersifat kekeluargaan, statis, tertutup, dan umumnya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Lahan di pedesaan umumnya digunakan untuk permukiman dan pertanian. Namun, ada pula kegiatan perdagangan dan industri dalam skala kecil.

B. PERKOTAAN Kota adalah suatu wilayah yang merupakan pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, dan budaya. Ciri masyarakat perkotaan antara lain mata pencaharian penduduk beragam, umumnya di bidang non agraris, jumlah penduduk sangat besar, terdapat keragaman status sosial dan ekonomi, bersifat individualistis, terbuka, dinamis, dan sangat beragam (heterogen). Untuk menentukan penggunaan lahan di perkotaan, harus diperhatikan faktor alami penggunaan lahan, yaitu sebagai berikut. Faktor lokasi menyangkut situs-situs alami dan situasi yang mendukung kemudahan fasilitas kota. Faktor fisiografi meliputi keadaan wilayah yang berhubungan dengan bentuk lahan, keadaan tanah, dan tata airnya. Faktor sumber daya alam dan manusia sebagai pendukung aktivitas yang berlangsung di wilayah tersebut.

KAITAN BENTUK MUKA BUMI DENGAN PENGGUNAAN LAHAN Kehidupan di daerah dataran yang luas Di dataran luas, terutama jika terdapat sumber air yang cukup akan timbul corak kehidupan pertanian persawahan, yaitu merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia. Daerah dataran yang luas juga memiliki banyak rawa-rawa yang sangat asam sehingga tidak cocok untuk lahan pertanian. Sawah yang diusahakan di daerah rawa-rawa pada umumnya merupakan sawah pasang surut.

Kehidupan di daerah pantai Pantai barat Sumatera terdiri atas tanah pegunungan yang berdekatan dengan laut. Sebagian besar daerah pantai ini merupakan pantai curam (pantai klif) dan hanya di beberapa bagian saja yang berupa pantai landai. Pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa berhadapan dengan Samudera Hindia yang dalam dan memiliki gelombang besar. Berbeda dengan pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa, pantai timur Sumatera dan pantai utara Jawa merupakan dataran rendah yang luas. Kedua pantai ini berhadapan dengan Laut Cina Selatan dan Laut Jawa yang dangkal dan relatif tenang. Perbedaan bentuk permukaan daratan di kedua daerah tersebut ternyata mempengaruhi corak kehidupan penduduk di sekitarnya. Misalnya, perahu nelayan di Laut Jawa umumnya berukuran lebar dengan layar yang berukuran besar. Adapun perahu nelayan di Samudera Hindia, umumnya relatif panjang dengan ukuran layar yang tidak terlalu besar.

Kehidupan di daerah bergunung-gunung Daerah lereng antara dataran rendah dengan tanah bergunung-gunung banyak dimanfaatkan sebagai wilayah pengembangan budidaya perkebunan. Akibatnya, corak kehidupan penduduk di wilayah tersebut mencerminkan penduduk yang hidup dari budidaya perkebunan. Umumnya, jenis tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman kopi, teh, cengkeh, dan palawija. Jenis tanaman yang dibudidayakan bergantung pada ketinggian tempat dan faktor pendukung kegiatan budidaya seperti kesuburan tanah, iklim, dan ketersediaan air.

POLA DAN PERSEBARAN PERMUKIMAN PENDUDUK Pola permukiman penduduk merupakan perwujudan adaptasi manusia dengan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya. Pola permukiman penduduk di pedesaan berbeda dengan perkotaan. Kepadatan penduduk yang tinggi serta areal kota yang terbatas membuat pola permukiman penduduk kota umumnya berbentuk melingkar, menuju pusat kegiatan ekonomi. Bentuk pola permukiman dipengaruhi oleh kebutuhan dan kemajuan penduduk pada umumnya. Secara umum, persebaran permukiman penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis, kesuburan tanah, iklim, topografi wilayah, jumlah penduduk, dan kegiatan ekonomi penduduk.

Pola Permukiman Penduduk Memanjang (Linier) Pola permukiman linier dapat dilihat pada susunan rumah-rumah penduduk yang berderet atau memanjang. Pola permukiman linier mengikuti jalan raya Pola permukiman linier mengikuti alur sungai Pola permukiman linier mengikuti jalur pantai Sumber: Dokumen Penerbit

Pola Permukiman Penduduk Terpusat (Nucleated) Pola Permukiman Terpusat, biasanya dihuni oleh penduduk yang memiliki garis keturunan yang sama. Pola permukiman ini bermanfaat untuk memudahkan komunikasi antarpenduduk. Umumnya, terdapat di daerah perkotaan, kawasan industri, dan daerah pelabuhan.

Pola Permukiman Penduduk Tersebar (Dispersed) Pola permukiman tersebar umumnya terbentuk di daerah yang kurang subur seperti daerah kapur. Sumber: Dokumen Penerbit