PERMASALAHAN SAAT BENCANA DAN PENANGANANNYA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Advertisements

Perumahan yang Sehat.
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
Sanitasi dan Keamanan.
Good Manufactory Practices
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
Blok vi. SANITASI LINGKUNGAN.
JAMBAN SEHAT Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan.
Budaya hidup sehat = sehat kesehatan pribadi-kesehatan lingkungan
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
LINGKUNGAN FASILITAS RUMAH SAKIT
HASIL STUDI EHRA ( Environmental Health Risk Asessment ) KAB
PERSYARATAN KESEHATAN PERUMAHAN
MASALAH AIR BERSIH & AIR MINUM KETIKA BENCANA
Dalam Penanggulangan Bencana
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
RUMAH SEHAT.
Good Manufactory Practices
TUGAS AKHIR UTS BUATLAH POSTER YG BERTEMA SANITASI MAKANAN & MINUMAN ATAU KEAMANAN PANGAN PRINTOUT DIKUMPULKAN SAAT UTS, DITARUH DITENGAH LEMBAR JAWAB.
Masalah Pangan Ketika Bencana
PLAMBING DAN INSTRUMENTASI
HEALTH SYSTEM Health Delivering Service & Puskesmas.
SOSIALISASI KANTIN SEHAT SEKOLAH
Kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja disusun oleh: farah fadillah ade rismana annisa prima hani lestari (1-b kesmas)
Peran Air Bersih dan Air Minum Ketika Terjadi Bencana
Deteksi Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
SANITASI PEMUKIMAN Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes.
MI.5. “SANITASI LINGKUNGAN DI KELUARGA”
BAGIAN-BAGIN RUMAH YG PERLU DIPERHATIKAN A. LANTAI
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
Persyaratan Tehnis Sarana & Prasarana RS
PENGANTAR KESEHATAN LINGKUNGAN
Saniter Pengetahuan bahan bangunan II, week 6
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PERMASALAHAN SAAT BENCANA DAN PENANGANANNYA
Pengendalian Penyakit Menular Ketika Bencana
DASAR- DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
Kesehatan Lingkungan dalam Bencana
PENGELOLAAN EKSKRETA KETIKA BENCANA
FOOD HYGIENE Kelompok 2.
SANITASI DAN KEAMANAN.
PHBS DI TEMPAT-TEMPAT UMUM(TTU)
PENDAHULUAN Sistem penyediaan makanan nasional di Indonesia salah satu di antaranya dipenuhi oleh industri pangan. Dalam penyediaan makanan tersebut, Industri.
KERUSAKAN LINGKUNGAN Depok, 2012.
KESEHATAN LINGKUNGAN.
OM SWASTIASTU Gusti Ayu Made Indah Setiawati G/II.
Surveilens penyakit diare
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )
PERUNDANG-UNDANGAN SANITASI PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
NAMA KELOMPOK: RUSYDAN & ROKHMAD ISWANUR
Dalam Penanggulangan Bencana
“BANGUNAN DAN FASILITAS” RIYANDA Sfarm.,Apt.
SANITASI PASAR Pasar sehat.
SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Oleh: Siti Masfiah, SKM, M.Kes, M.A Kesehatan Masyarakat – UNSOED
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
HIDUP SEHAT DENGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT ( STBM ) 1.
KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
Materi 3 MANAJEMEN OPERASI TANGGAP DARURAT
Kesehatan Lingkungan & Bencana
Setiap manusia, dimana saja berada, membutuhkan tempat untuk tinggal yang layak : disebut rumah; Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat.
J AMBAN S EHAT F AKULTAS KEDOKTERAN U NIVERSITAS TRISAKTI.
Dr dr Purwanto AP SpPK(K) Studi kasus rumah sakit.
PHBS di Institusi Kesehatan. Institusi Kesehatan Institusi Kesehatan adalah : sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yg digunakan.
STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT). MDGs 2015 RPJMN SDGs – 0 – % Akses Air Minum 0% Kawasan Kumuh 100% Akses Sanitasi.
Assalmmualikum Wr.Wb Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
PHBS RUMAH TANGGA (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Oleh : Almayda Anastasia,SKM Puskesmas Cipadu.
Manajemen penanganan Air Bersih dan Sanitasi Pada Situasi Bencana Yusria, SSiT, MPH.
PERMENKES RI NO. 37 TAHUN 2012 dr. Melinda Wilma Dinas Kesehatan Kota Padang 17 Oktober 2019 KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN DI LABORATORIUM PUSKESMAS.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

PERMASALAHAN SAAT BENCANA DAN PENANGANANNYA

Permasalahan Saat Bencana Air Bersih dan Air Minum Penyediaan Pangan Pemukiman Penyakit Menular Pengelolaan Ekskreta Pengelolaan Sampah

PEMUKIMAN SAAT BENCANA

Pedoman bangunan yang dipakai sebagai tempat sementara (WHO, 2003) Tempat tidur (ranjang atau tikar) minimum terletak di lantai seluas 3,5m2 atau ruang 10m2. Jika atap cukup tinggi dapat dipakai ranjang susun, Jarak antar ranjang atau tikar minimum 0,75 m. Ventilasi cukup, udara: 20-30 m2/orang. Dapat dengan bantuan ventilasi buatan. Dilarang memasak dengan dapur berasap dan merokok Suhu ruangan dijaga agar nyaman: 25-26C Bangunan dilengkapi dengan pintu darurat

Pedoman bangunan yang dipakai sebagai tempat sementara (WHO, 2003) Penerangan dengan cahaya lampu atau listrik Cukup akses air minum, air untuk memasak, higiene perseorangan dan domestik Setiap 10 orang mendapat bak untuk mencuci, atau bak besar 4-5 m untuk setiap 100 orang. Dibuat pengaturan untuk pembuangan ekskreta manusia. Toilet siram di dalam bangunan. Tersedia juga jamban di luar bangunan dalam jarak 50 m dari bangunan. Tersedia tong sampah 50-100 liter untuk setiap 12-15 orang. Tong sampah dengan penutup  jadwal pembuangan sampah.

Pemilihan Tempat Bernaung Darurat Jika tidak ada bangunan permanen dapat menggunakan tanah lapang. Dengan membuat tenda (plastik, terpal atau atap rumbia) Tersedia air bersih, makanan dan fasilitas sanitasi

Syarat pemukiman darurat Tempat dipilih harus bebas dari bahaya penularan penyakit. Topografi lahan harus memungkinkan penyaluran air limbah yang mudah dan terletak lebih tinggi Tempat terlindungi secara alami dari kondisi cuaca yang tidak bersahabat Hindarkan dengan tempat yang berdekatan dengan zona industri, perdagangan, bising, pencemaran udara, dll

Syarat pemukiman darurat Terdapat lahan untuk pengelolaan sanitasi dan sampah yang cukup dekat dengan pemukiman. Area pemukiman menghadap berlawanan dengan arah angin agar terhindar dari bau yang berasal dari jamban. Tersedia cukup ruang untuk korban bencana. Tempat distribusi makanan harus diatur agar tercipta kondisi aman untuk orang mengambil makanan dan membagikan makanan.

Syarat pemukiman darurat Kamp pengungsian jangan menampung lebih dari 10.000 – 12.000 orang  lebih baik dipecah menjadi 1000/unit  menghindari terjadinya penularan penyakit Saluran limbah digali di sekeliling tenda atau tempat bernaung. Alirkan jauh dari tempat bernaung,juamban, pusat kesehatan dan gudang. Pemukiman dilengkapi dengan 2 akses jalan demi keamanan dan mengurangi kemungkinan terputusnya jalan karena banjir. Permukaan jalan dapat diperciki air untuk mengurangi debu.

Syarat pemukiman darurat Tempat bernaung diatur berbaris atau berkelompok sebanyak 10-12 unit di kedua tepi jalan (lebar minimal 10 m, supaya lalu lintas lancar dan dapat dilewati ambulan) Pada daerah yang cukup dingin, sediakan kompor penghangat, ajarkan cara pemakai untuk mencegah kebakaran. Jika tidak ada tenaga listrik, gunakan lampu minyak atau baterai Sedikan cukup ventilasi.

Syarat pemukiman darurat Sediakan: air bersih, jamban (1 untuk 20 orang), tempat sampah. Tempat pengungsian harus dibersihkan secara teratur  dijadwalkan. Disediakan unit-unit rehabilitasi gizi (dapur umum)

Pengendalian Penyakit Menular Saat Bencana

Faktor Risiko Peningkatan Penyakit Menular Saat Bencana Adanya agen patogen setempat yang asing bagi korban bencana Kelelahan, stress para korban bencana Penurunan kekebalan tubuh para korban bencana Kepadatan hunian di tempat pengungsi Proporsi anak-anak yang banyak Kelangkaan air bersih

Faktor Risiko Peningkatan Penyakit Menular Saat Bencana Kelangkaan sarana dasar sanitasi Sumber air yang tidak aman Kelangkaan higiene perorangan Peningkatan jumlah vektor Angka kurang gizi yang besar Kelangkaan sarana kesehatan preventif (imunisasi) Kelumpuhan/kehancunan sarana pelayanan dasar kesehatan Runtuhnya struktur keluarga

Strategi Pengendalian Penyakit Menular Saat Bencana KESIAGAAN Sebelum Terjadi Letupan Penyakit Ketika Terjadi Letupan Penyakit Susun rencana umum kegiatan Meningkatkan pengedalian vektor nyamuk dengan pengasapan Kelola Sarana program imunisasi Meluaskan HACCP penyediaan makanan Koordinasikan, latih, siapkan relawan dan tenaga kesehatan Meluaskan program imunisasi Terapkan surveilan dibantu penduduk dan relawan Memberikan pengobatan profilaksis (misal: malaria) Nilai dan petakan klinik-klinik (status operasional dan kapasitas) Petakan sumber air dan tempat pembagian makanan dan lalu lintas Sediakan obat-obatan dasar, P3K

Strategi Pengendalian Penyakit Menular Saat Bencana KESIAGAAN Sebelum Terjadi Letupan Penyakit Ketika Terjadi Letupan Penyakit Awasi Infeksi saluran pernapasan, tenda, tempat bernaung Sediakan toksoid tetanus dan serum tetanus, imunisasi balita Perlindungan terhadap nyamuk (kelambu, foging, obat nyamuk) Sediakan air bersih Sediakan sarana sanitasi dasar Sediakan Tempat berteduh Sediakan sarana pelayanan dasar kesehatan dan sistem rujukan Adakan pendidikan kesehatan

Strategi Pengendalian Penyakit Menular Saat Bencana PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN KASUS Sebelum Terjadi Letupan Penyakit Ketika Terjadi Letupan Penyakit Diagnosis klinik (kemampuan diagnosis dasar, mikroskop, tes cepat/sederhana) Rencana kedaruratan Kerjasama dengan laboratorium Diagnostik dan pengobatan Laboratorium lapangan Persediaan obat

Strategi Pengendalian Penyakit Menular Saat Bencana SURVEILANS Sebelum Terjadi Letupan Penyakit Ketika Terjadi Letupan Penyakit Pantau morbiditas & mortalitas penyakit-penyakit yang sering muncul Pantau morboditas dan mortalitas penyakit-penyakit yang sering muncul Infeksi akut saluran pernapasan Infeksi kulit dan mata Diare Infeksi saluran kemih, penyakit kelamin Campak Infeksi parasit Gangguan Kesehatan Ibu dan Anak TB Paru HIV Gangguan Gizi Kesehatan Reproduksi

Strategi Pengendalian Penyakit Menular Saat Bencana PERBAIKAN SISTEM Sebelum Terjadi Letupan Penyakit Ketika Terjadi Letupan Penyakit Lanjutan pemantauan, evaluasi & peninjauan ulang program Diskusi perbaikan-perbaikan Evaluasi mendalam

Pengelolaan Ekskreta

Indikator Utama Akses dan Jumlah Jamban di Tempat Pengungsian Setiap instalasi jamban dapat dimanfaatkan oleh maksimum 20 orang Pemakaian jamban sesuai dengan kelompok rumah tangga atau jenis kelamin Kebersihan jamban umum dirawat dan dijaga Jamban terletak maksimum 50 m dari tempat pemukiman Jamban digunakan secara higienis Kotoran anak-anak dibuang segera dan secara higienis

Program Sanitasi Penerimaan masyarakat: rancagan tempat tidak ditolah oleh masyarakat Kemudahan akses Pemakaian: masyarakat tahu cara menggunakan secara saniter Perawatan: masyarakat bersedia merawat sarana pembuangan secara saniter Drainase: sarana pembuangan ekskreta secara saniter

Program Sanitasi Budaya: disesuaikan dengan budaya yang berkembang di masyarakat. Tempat umum: perlu disedian sarana pembuangan ekskreta Bertanggungjawab Dana