Bab 2 Penalaran (Reasoning) 4/19/2018
Tujuan Pembelajaran Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk: Menjelaskan pengertian penalaran. Menyebut dan menjelaskan komponen penalaran. Menyatakan asersi secara makna dan diagram. Menyebut dan menjelaskan sifat keyakinan. Menyebutkan dan menjelaskan jenis argumen. Membedakan antara argumen dan strategem. Menjelaskan dan memberi contoh strategem dan salah nalar. Mengevaluasi validitas argumen. Menjelaskan aspek manusia yang menghambat argumen yang sehat. 4/19/2018
Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran. 4/19/2018
Unsur atau Komponen Penalaran Pernyataan atau asersi (assertion) Keyakinan (belief) Argumen (argument) 4/19/2018
Proses dan Struktur Penalaran Masukan Proses Keluaran Asersi sebagi elemen Keyakinan bahwa asersi konklusi benar/valid Argumen Asersi Asersi inferensi Asersi konklusi 4/19/2018
Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi. Arti Penting Argumen Serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat di dalamnya. Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi. Merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu pernyataan. Argumen membentuk, memelihara, atau mengubah keyakinan. 4/19/2018
Asersi Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan. Pengkuatifikasi asersi Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik dan menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi. Pengkuantifikasi: sedikit, banyak, tak semua, beberapa, semua. 4/19/2018
Penyajian Asersi B A Makna atau arti Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan pencari laba. Struktur atau bentuk Semua A adalah B. Diagram B A 4/19/2018
Penyajian Asersi B A B A Hubungan eksklusi: Tidak satupun A adalah B = Tidak satupun B adalah A B A Hubungan inklusif: B Semua A adalah B dapat bermakna Tidak semua B adalah A A 4/19/2018
Penyajian Asersi Hubungan saling isi B A 4/19/2018
Penyajian Asersi “Beberapa B adalah A” Tanpa diagram tidak diketahui apakah: Ada sebagian A yang bukan B. Semua A adalah B. B sama dengan A Asersi menyangkal “Semua B adalah A” Asersi menegaskan “Tidak semua B adalah A” “Beberapa B adalah A” tidak selalu sama dengan “Tidak semua B adalah A” 4/19/2018
Penyajian Asersi B A A B Interpretasi: Beberapa B adalah A. atau Umumnya ini yang dimaksud. Menyangkal Semua B adalah A. Menegaskan Tidak semua B adalah A 4/19/2018
Asersi untuk Evaluasi Istilah Interpretasi: meja bundar biru (blue round tables) meja biru bundar (round blue tables) certified public accountant (CPA) = bersertifikat akuntan publik (BAP)? 4/19/2018
Jenis dan FungsiAsersi Asumsi (assumption) Hipotesis (hypothesis) Pernyataan fakta (statement of facts) Fungsi: Sebagai pernyataan premis dan konklusi Kaidah/prinsip: Kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas terendah premis-premis yang diajukan dalam argumen. 4/19/2018
Keyakinan Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak. Properitas Keyakinan Keadabenaran Bukan pendapat Bertingkat Berbias Bermuatan nilai Berkekuatan Veridikal Berketertempaan 4/19/2018
Anatomi Argumen Premis 1 inferensi inferensi Premis 3 Premis 2 Asersi inferensi inferensi Asersi Asersi Premis 3 Premis 2 inferensi inferensi Asersi Konklusi 4/19/2018
Indikator Argumen Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks, tidak selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi. Indikator premis: oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi bahwa, jika Indikator konklusi: oleh karena itu, dengan demikian, maka, sehingga, sebagai akibatnya Cara mengenali: Prinsip/kaidah interpretasi terdukung (principle of charitable interpretation) 4/19/2018
Jenis Argumen Deduktif Nondeduktif: Induktif Analogi Sebab-akibat 4/19/2018
Argumen Deduktif Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut premis baik major maupun minor). Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut argumen logis (logical argument). Premis major: Premis minor: Konklusi: Semua binatang menyusui berparu-paru. Kucing adalah binatang menyusui. Kucing berparu-paru. 4/19/2018
Kriteria Kebenaran Argumen Deduktif Kelengkapan Kejelasan Kesahihan Keterpercayaian Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah kebenaran logis bukan kebenaran empiris (realitas). Kriteria kebenaran logis: Semua premis benar Konklusi mengikuti semua premis Semua premis dapat diterima 4/19/2018
Hubungan Premis dan Konklusi Bila konklusi mengikuti premis secara logis, kebenaran logis konklusi bergantung pada kebenaran semua premis. Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: B Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: S Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: B Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: S Pasti/harus Tak mungkin Mungkin Mungkin B = Benar, S = Salah 4/19/2018
Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar. Argumen Induktif Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai premis. Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan argumen ada benarnya (plausible argument) bukan argumen pasti benarnya atau logis (logical argument). Premis: Konklusi: Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya. Beberapa biji berikutnya manis rasanya. Semua jeruk dari karung A manis rasanya. Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar. 4/19/2018
Perbedaan Argumen Deduktif dan Induktif Argumen induktif Premis 1: Semua burung berbulu. Premis 2: Bebek berbulu. Konklusi: Bebek adalah burung. Premis 1: Beberapa burung dapat terbang. Premis 2: Bebek adalah burung. Konklusi: Bebek dapat terbang. Pasti benar (necessarily true) Boleh jadi benar/ada benarnya (not necessarily true) Untuk meyakinkan perlu dilekatkan tingkat keyakinan (confidence level), misalnya 90% atau 95%. 4/19/2018
Argumen Sebab-Akibat (Causal Generalization) Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor tertentu disebabkan oleh faktor yang lain. Kriteria Penyebaban: Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek). Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor akibat. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang diidenfikasi. 4/19/2018
Kecohan (Fallacy) Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak valid. Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain dengan argumen yang valid. Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran: Strategem Salah nalar (reasoning fallacy) Aspek manusia dalam berargumen 4/19/2018
Kecohan lantaran Strategem Persuasi taklangsung Membidik orangnya Menyampingkan masalah Misrepresentasi Imbauan cacah Imbauan autoritas Imbauan tradisi Dilema semu Imbauan emosi 4/19/2018
Kecohan lantaran Salah Nalar Menyangkal anteseden Pentaksaan Perampatan-lebih Parsialitas Pembuktian dengan analogi Merancukan urutan kejadian dengan penyebaban Menarik simpulan pasangan Ketegaran ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of falsifiability) bukan salah nalar. 4/19/2018
Kecohan lantaran Aspek Manusia Puas dengan penjelasan sederhana Kepentingan mengalahkan nalar Sindroma tes klinis Mentalitas Djoko Tingkir Merasionalkan daripada menalar Persistensi Fiksasi fungsional 4/19/2018
TERIMA KASIH 4/19/2018