Pengkajian Sistem Persarafan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Asuhan Keperawatan dengan Cedra Kepala
Advertisements

Pemeriksaan Fisik Sistem Neurologi
TRAUMA KEPALA Tujuan Umum Tujuan khusus
Psikiatri: Asesmen diagnosis-spesifik
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia.
DOSEN PEMBIMBING : Ns.HANI RUH DWI, S.Kep
SISTEM SARAF.
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM SARAF.
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Proses menelan makanan atau minuman pada manusia
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
Satu-Satunya Buku KKD yang Anda Butuhkan :p
Bebas Nyeri Kebutuhan Rasa Nyaman Tri Ws 2011.
Askep klien tidak sadar
STUDI KASUS PENGKAJIAN FISIK
Menilai Tingkat Kesadaran
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
LATIHAN FISIK PADA LANSIA
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
PENGKAJIAN NEUROLOGI Yani Sofiani.
Psikiatri: Asesmen diagnosis-spesifik
PENGKAJIAN OFTALMIK.
Riwanti Estiasari, Darma Imran
ANAMNESA dan PEMERIKSAAN FISIK NEUROLOGI
SISTEM SARAF.
Pemeriksaan Fisik Sistem Saraf
Radiologi Abdomen.
BIOMEKANIKA.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
Biopsikologi: Anatomi sistem saraf (Bagian 2)
PRESENTASI KASUS Vertigo
ASKEP ANAK DENGAN FEBRIS KONVULSI
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
Sindrom Guillain–Barré
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM 12 NERVUS CRANIAL
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS
PENILAIAN GLASGOW COMA SCALE
Roihatul Zahroh, S.Kep.Ns., M.Ked.  Kulit kepala  Tulang tengkorak  Meningen  Otak  Cairan serebrospinalis  Tentorium.
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
TRAUMA KEPALA Kelompok 4 Chiquita Silalahi, Malkhi Lintang, Marini Wahani, Rendy Woran, Vivi Sangkota.
ALZHEIMER Aloysia Martha Dessy Nadia Ermelinda Soares Grace Ludji Leo
Cidera Kepala Sholihin.
ASKEP PARKINSON.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
PROSES BERFIKIR.
TRAUMA KEPALA.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS
Kortikospinal dan Kortikobulbar
PENILAIAN PENDERITA.
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
Menilai Tingkat Kesadaran
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
MANAJEMEN NYERI TEKNIK DISTRAKSI
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
Penjagaan Pesakit Dalam Keadaan Koma (Coma Nursing Care).
Tumbuh Kembang 1 Iis Sri Patmawati, S.Kep. TUMBUH KEMBANG USIA BAYI.
TRAUMA ABDOMEN.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
01 Minggu 5 Cerebral Palsy.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
KEASADARAN DAN KETIDAKSADARAN MANUSIA
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
 KELOMPOK 3 ABDUL HARIS I MARSAOLY ( PO ) HASRIANI MANJE ( PO MELISA AMALIA (PO NURHAYATI USMAN (PO ) NURSYAWATI.
Transcript presentasi:

Pengkajian Sistem Persarafan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas ilmu-Ilmu Kesehatan Univ. INDONUSA Esa Unggul

Tujuan Pengkajian Mengumpulkan data tentang fungsi sistem saraf dengan cara objektif dan berurutan Menghubungkan data setiap saat dan saling berkaitan Menentukan efek dari disfungsi pada kehidupan sehari-hari dan kemampuan dalam melakukan perawatan diri

Fokus Keperawatan Membantu pasien dalam mengatasiperubahan-perubahan nyata aatau potensial dalam kehidupan sehari-hari dan perawatan diri

Riwayat Kesehatan Analisis masalah terakahir yang membawa pasien pada fasilitas perawatan kesehatan Survei umum sistem yang lain untuk menentukan apakah terdapat masalah pada area yang lain

Riwayat Kesehatan (lanjutan) Trauma yang terjadi yang mempengaruhi sistem persarafan (jatuh, kecelakaan lalu lintas) Infeksi yang baru terjadi, sinusitis, infeksi telinga, infeksi gigi Sakit kepala, masalah konsentrasi dan ingatan Perasaan pusing, kehilangan keseimbangan Kelemahan ekstremitas, kesulitan berjalan Penyimpangan atau kehilangan sensori Penggunaan tembakau, alkohol, obat-obatan tertentu Penggunaan obat-obtan yang iresepkan, dosis, jadwal pemberian, efek terapeutik

Pengkajian Fisik Tingkat Kesadaran Paling mendasar, parameter yang penting Tingkat keterjagaan pasien Respon terhadap lingkungan adalah indikator yang paling sensitif

Tingkat Kesadaran Istilah yang digunakan GCS (Glasgow Coma Scale) Compos Mentis Apatis Delirium Somnolen Stupor Comma GCS (Glasgow Coma Scale)

GCS (Glasgow Coma Scale) 1). Reaksi membuka mata 4 Buka mata spontan 3 Buka mata bila dipanggil/rangsangan suara 2 Buka mata bila dirangsang nyeri 1 Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun

GCS (Glasgow Coma Scale) 2.) Reaksi berbicara 5 Komunikasi verbal baik, jawaban tepat 4 Bingung, disorientasi waktu, tempat, dan orang 3 Dengan rangsangan, reaksi hanya kata, tak berbentuk kalimat 2 Dengan rangsangan, reaksi hanya suara, tak terbentuk kata 1 Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun

GCS (Glasgow Coma Scale) 3)Reaksi gerakan 6 Mengikuti perintah 5 Dengan rangsangan nyeri, dapat mengetahui tempat rangsangan 4 Dengan rangsangan nyeri, menarik anggota badan 3 Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi fleksi abnormal 2 Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi ekstensi abnormal 1 Dengan rangsangan nyeri, tidak ada reaksi.

Urutan Stimuli yang Disarankan Panggil pasien dengan namanya Panggil namanya dengankeras Kombinasikan memanggil nama dengan sentuhan ringan Kombinasikan memanggil nama dengan sentuhan kasar (guncangan dan kejutan) Timbulkan nyeri

Gerakan, Kekuatan, dan Koordinasi Memberikan tahan pada berbagai kelompok otot, dengan menggunakan otot perawat sendiri atau dengan gaya gravitasi Hemiparese dan hemiplegia (paralisis), b.d lesi kontralateral Paraplegia b.d gg. Medula spinalis bilateral atau gg. Saraf perifer Quadriplegia b.d lesi pada medula spinalis bilateral, gg. Batang otak, lesi luas serebrum bilateral

Skala Peringkat untuk Kekuatan otot 0=tidak ada kontraksi otot 1=ada tanda dari kontraksi 2=bergerak tapi tak mamapu untuk menahan gaya gravitasi 3=bergerak melawan gaya gravitasi tetapi tidak dapat melawan tahananotot pemeriksa 4=bergerak dengan lemah terhadap tahanan dari otot pemeriksa 5=kekuatan dan regangan yang normal

Respon Motorik Terhadap Nyeri Menunjuk letak nyeri Menghindar Postur dekortikasi Postur deserbrasi flasid

Refleks Refleks terjadi jika stimulasi sensori menimbulkan respon motorik Refleks regangan otot (refleks tendon dalam), ditimbulkan dengan ketukan yang cepat menggunakn hammer refleks Refleks kutan (suferfisial) terjadi ketika daerah kulit tertentu diraba atau ditepuk dengan ringan, menyebabkan kontraksi dari sekelompok otot dibawahnya

Derajat Refleks Dalam 4+ respons yang sangat cepat, bukti dari penyakitdan/atau ketidakseimbangan elektrolit 3+ respons cepat, kemungkinan penanda penyakit 2+ respon normal, rata-rata 1+ respon dalam dalam batasan dibawah normal 0 tidak ada respons, ukti dari penyakit, ketidakseimbangan elektrolit

Perubahan Pupil Harus dapat dinilai ukuran dan bentuknya (dlm millimeter) Cara mengukur???? Arahkan cahaya yang terang ke dalam salah satu mata dan perhatikan adanya konstriksi pupil yang cepat (respon langsung) perhatikan bahwa pupil yang lain juga harus ikut konstriksi (respon konsensual) Pemeriksaan akomodasi, pegang objek 20-30 cm didepan wajah pasien. Mintalah pasien untuk berfokus pada benda ketika pemeriksa menggerakkan benda tersebut ke arah hidung pasien. Pupil seharusnya konstriksi sejalan dengan makin dekatnya objek dan mata berputar kearah dalam untuk mempertahankan kejelasan gambar Respon normal dapat dicatat: pupil sama, bulat, reaktif terhadap cahaya, dan akomodasi

Tanda-Tanda Vital TD, N, RR, S Tanda-tanda klasik dari peningkatan tekanan intrakranial

Saraf Kranial Saraf Olfaktorius (N. I) Saraf Optikus (N. II) Saraf okulomotoris (N. III) Saraf Troklearis (N. IV) Saraf Trigeminus (N. V) Saraf abdusens (N. VI) Saraf fasialis (N. VII) Saraf Vestibulokokhlearis (N. VIII) Saraf glosofaringeus (N. IX) saraf vagus (N. X) Saraf Asesorius (N. XI) Saraf Hipoglosus (N. XII)

Diagnostik test CT Scan MRI Angiografi cerebral Mielografi EEG Transkranial Doppler Sonografi Pungsi Lumbal

OKE Selamat Mencoba, Selamat Belajar….. Terima Kasih………..