DAN LOGISTIK POKOK BAHASAN : MODUL 14 MANAJEMEN PERSEDIAAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DOSEN PENGAMPU : HARTRI PUTRANTO, SE.,MM. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2012 ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Hartri Putranto, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 1
1.3.3Sistem “Pull” dan Sistem “Push” di dalam Distribusi telah diproduksi disimpan di Pusat Pasokan dan akan dikirimkan ke pusat-pusat distribusi yang ada di bawahnya dan pada akhirnya akan disampaikan kepada pelanggan sebagai end-user dari produk yang telah dibuat. Pada beberapa kondisi tertentu, system multi-echelon ini dapat sampai beberapa tingkat bawah, biasanya tingkatan di bawah Pusat Distribusi disebut sebagai Pusat Rabat (Retail Centre). Pusat Rabat ini akan dilayani oleh satu Pusat Distribusi (downline distribution centre). Sedangkan untuk Pusat Rabat yang dapat dilayani oleh beberapa Pusat Distribusi disebut sebagai Cross distribution centre. 1.3.3Sistem “Pull” dan Sistem “Push” di dalam Distribusi Di dalam sistem replenishment distribution inventories terdapat dua system, yaitu system Pull dan system Push. Keduanya mempunyai perbedaan yang signifikan dalam pengguanaan horizon distribusi. Berikut ini adala definisi dari kedua system tersebut yang diadaptasi dari George Johnson (APICS Dictionary), yaitu : Pull system adalah suatu system dimana operasi (produksi pengadaan, pergerakan material, distribusi produk) terjadi hanya sebagai respon terhadap kebutuhan pengguan yan ada dibawahnya (downstream user). Tujuannya adalah untuk membeli/ menerima/ mengirim/ membuat/ menggerakkan sesuai dengan yang dibutuhkan dan selalu diusahakan tidak ada persediaan yan tersisa. Pull system adalah yang paling tua dan paling banyak diguanakan. Dimana setiap pusat Distribusi menentukan sendiri peramalan kebutuhannya dan bagaimana mereka mengella persediaan. Setelah itu setiap Pusat Distribusi akan melakukan pemesanan kepada Pusat Pasokan. Pemesanan tersebut tidak diperhatikan kondisi kebutuhan pada Pusat Distribusi yang lain. Sedangkan Pusat Pasokan tidak pernah mendapatkan informasi mengenai keadaan persediaan pada Pusat Distribusi yang ada di bawahnya.Pemesanan pada tingkat Pusat Distribusi merupakan kebutuhan pada tingkat Pusat Pasokan. Keuntungan dan Kekurangan dari system pull : Keuntungan dari System Pull adalah dimana proses dapat diopersaikan secara manual dan membutuhakan tingkat komunikasi yang rendah antara Pusat Pasok dengan Pusat Distribusi. Keuntungan lainnya adalah jika Pusat Distribusi merupakan profit centre maka mereka mempunyai kekuasaan penuh untuk mengelola persediaannya denga lebih leluasa tanpa adanya interfensi dari Pusat Pasokan. Manajemen Inventori dan Logistik Hartri Putranto, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id ‘12 3
(3) Distribution Requirement Planning (DRP) pada hakekatnya DRP adalah menganut sistem Push. Dimana informasi tentang permintaan dan persediaan pada tingkat Pusat Distribusi ( downstream) selalu dikirim ke Pusat Pasokan (upstream). Keputusan pengiriman pesanan akan ditentukan pada tingkat upstream. 1.3.5 Penggunaan Distribution Requirement Planning Dalam penggunaan DRP, kita akan mempunyai asumsi bahwa sistem ini menganut sistem distribusi Multi-Echelon, yang maksudnya dimana pada sistem ini pernitungan DRP dengan sistem distribusi dual- echelon terdapat Pusat Pasokan dan beberapa Pusat Distribusi. Berikut ini adalah contoh perhitungan DRP dengan sistem distribusi dual-echelon. Pada contoh di atas kita mempunyai asumsi bahwa dimana DC A receipt sebanyak 50 unit pada awal minggu 2 pada minggu 6, available balance akan jatuh mencapai titik nol jika tidak ada pemesanan datang. Berdasarkan perhitungan EOQ maka didapatkan sebanyak 50 unit yang akan dilepas dengan lead time 2 minggu yaitu pada minggu 4. Planned order release pada DC merupakan gross requirement pada CS. Dengan menggunakan bermacam metoda lot-sizing (khusus pada contoh ini akan menggunakan lot for lot). Pada contoh diatas dimana initial available balance sebanyak 30 dan scheduled receipt sebanyak 200 unit pada minggu 1, sehingga sampai dengan minggu 5 tidak dibutuhkan net requirement. Pada minggu 4 available balance sebanyak 80 dan kebutuhan pada minggu 5 adalah sebanyak 100 unit, sehingga schedule receipt adalah sebanyak 100 – 80 = 20 unit. Pada tabel diatas performansi persediaan pada setiap Pusat Distribusi (downstream).Pada tabel tersebut diperlihatkan permintaan aktual dan available balance aktual. Sedangkan perhitungan untuk tingkat Pusat Pasokan akan sama dengan perhitungan tabel sebelumnya. Pada tabel di atas diperlihatkan dengan jelas selain kondisi persediaan tingkat upstream juga performansi persediaan pada tingkat downstream. ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Hartri Putranto, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 5