Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Selasa, – di R313

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISIS DERET WAKTU Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD.
Advertisements

Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Selasa, – di R313
Moving Average dan Exponential Smoothing
Abstraksi Suatu perencanaan yang tepat di segala bidang sangat diperlukan oleh suatu perusahaan agar mampu bersaing dan dapat berkembang di era global.
(Guru Besar pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Metode Peramalan (Forecasting Method)
PROPOSAL TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN STOCK OBAT DENGAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING WINTER’S (STUDI KASUS PT. DNR (Dos Ni Roha) CABANG.
ANALISIS TIME SERIES (ANALISIS DERET BERKALA)
METODE PERAMALAN KUANTITATIF
PEMULUSAN/SMOOTHING DATA
Analisis Deret Waktu: Materi minggu ketiga
(Guru Besar pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor) Lektor pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi © Bambang Juanda & Junaidi: Ekonometrika.
PERAMALAN Memprediksi peristiwa masa depan
Pertemuan 5-6 Metode pemulusan eksponential tunggal
Metode Peramalan (Forecasting Method)
Pertemuan 9-10 Metode pemulusan eksponensial triple
METODE PERAMALAN Pertemuan 15
Metode Peramalan (Forecasting Method)
DERET BERKALA (TIME SERIES) (1)
Pertemuan 3 PERAMALAN (1)
6. Metode Exponential Smoothing (1)
METODE PENGHALUSAN EKSPONENSIAL
PERENCANAAN PERMINTAAN DALAM Supply Chain
STATISTIK 1 Pertemuan 11: Deret Berkala dan Peramalan (Analisis Trend)
Pertemuan Metode Peramalan (Forecasting Method)
Metode Pemulusan Rataan Bergerak Sederhana (RBS) dan Rataan Bergerak Ganda (RBG) Pembahasan meliputi lag-time, time-horizon, auto-correlation, cross-correlation,
PERAMALAN (FORECASTING)
METODE-METODE PERAMALAN BISNIS
PROYEKSI BISNIS MENGGUNAKAN METODE KUANTITATIF
PERAMALAN Oleh: Sri Hermawati.
PERAMALAN “Proyeksi Tren”
MOVING AVERAGES.
ANALISIS TIME SERIES.
HOLT-WINTERS’ EXPONENTIAL SMOOTHING
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2015/2016
Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Jumat, – 18.10
PERAMALAN DENGAN METODE SMOOTHING
Peramalan “Penghalusan Eksponensial”
Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Jumat, – 18.10
METODA PERAMALAN KUANTITATIF
Peramalan Data Time Series
Exponential Smoothing
FORECASTING/ PERAMALAN
Exponential Smoothing
Deret berkala dan Peramalan Julius Nursyamsi
STATISTIK 1 Pertemuan 11: Deret Berkala dan Peramalan (Analisis Trend)
Peramalan .Manajemen Produksi #3
M. Double Moving Average
Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Selasa, – di R313
ANGKA INDEKS Cakupan: Harga Relatif (Price Relatives)
PERAMALAN (FORECASTING)
Pertemuan 7-8 Metode pemulusan eksponensial ganda
ANALISIS DERET WAKTU Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD.
ANALISIS DERET WAKTU Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD.
STATISTIK BISNIS Pertemuan 6: Deret Berkala dan Peramalan (Analisis Trend) Dosen Pengampu MK: Evellin Lusiana, S.Si, M.Si.
LINDA ZULAENY HARYANTO
FORECASTING.
DERET BERKALA (TIME SERIES) (1)
BAB 6 analisis runtut waktu
ANALISIS TIME SERIES (ANALISIS DERET BERKALA)
Metode Least Square Data Genap
METODE PERAMALAN UNTUK MANAJEMEN
06 Analisis Trend Analisis deret berkala dan peramalan
Analisis Deret Waktu Wahyu Dwi Lesmono Mungkin Terakhir.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi Minggu 2
ANGKA INDEKS Cakupan: Harga Relatif (Price Relatives)
STATISTIK 1 Pertemuan 13: Deret Berkala dan Peramalan (Analisis Trend)
Peramalan (forecasting) Perancangan Sistem Produksi Widjajani Risris Nurjaman.
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
METODE PERAMALAN.
Transcript presentasi:

Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Selasa, 15.00 – 17.30 di R313 ANALISIS DERET WAKTU Abdul Kudus, SSi., MSi., PhD. Selasa, 15.00 – 17.30 di R313

Metode yang paling efisien utk meramal satu variabel adalah: mencari variabel terkait  korelogram. menggunakan informasi dari data masa lalu. melakukan ekstrapolasi berdasarkan trend saat ini. Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Tujuan utk meramal xn+k berdasarkan {x1,x2,...,xn} dengan asumsi: tidak ada trend sistematik tidak ada efek musiman mungkin krn sudah dibuang dgn metode tertentu Modelnya Misal t ditaksir oleh at. Di lain pihak, taksiran yg wajar bagi nilai rata-rata pada waktu ke-t adalah rata-rata terboboti dari nilai pengamatan pada waktu ke-t dan nilai taksiran rata-rata pada waktu ke-(t-1). (1) Ini adalah Exponentially Weighted Moving Average (EWMA).

merupakan parameter pemulusan (smoothing) , jika:   1, sedikit pemulusan dan at didominasi oleh xt.   0, at didominasi oleh taksiran sebelumnya at-1. Biasanya diambil nilai  = 0.2 R bisa melakukan penaksiran bagi  Karena diasumsikan: tidak ada trend sistematik tidak ada efek musiman Maka peramalan yg dilakukan pada waktu n utk meramal k waktu ke depan adalah taksiran rata-ratanya pada waktu n.

Rumus dapat ditulis sbg: 1. kesalahan peramalan satu langkah ke depan 2. at adalah kombinasi linier dari pengamatan saat ini dan pengamatan sebelumnya, dengan pembobot yg lebih besar bagi data terkini. Dengan syarat 0 <  < 1, shg (1- )i makin kecil. Dengan menetapkan a1 = x1.

Untuk nilai  tertentu, model dan penetapan a1 = x1 dapat digunakan utk menghitung at utk t = 2,3,...,n. Kesalahan prediksi satu langkah ke depan adalah R menaksir parameter  melalui MINIMISASI Jumlah Kuadrat Kesalahan Prediksi Satu Langkah ke Depan (Sum of Squared One-Step-Ahead Prediction Error = SS1PE).

Contoh: Jumlah Keluhan Terhadap Organisasi Terdapat data keluhan (bulanan) dari tahun 1996 sampai tahun 1999. Pada awal tahun 2000 ingin dilakukan penaksiran tingkat keluhan dan menyelidiki adanya trend. > www <- "http://www.massey.ac.nz/~pscowper/ts/motororg.dat" > Motor.dat <- read.table(www, header = T); attach(Motor.dat) > Comp.ts <- ts(complaints, start = c(1996, 1), freq = 12) > plot(Comp.ts, xlab = "Time / months", ylab = "Complaints") tidak ada trend sistematik tidak ada efek musiman

Pemulusan Eksponensial mrp kasus khusus dari metode Holt-Winters (yg akan dijelaskan nanti). > Comp.hw1 <- HoltWinters(complaints, beta = FALSE, gamma = FALSE) > Comp.hw1 Holt-Winters exponential smoothing without trend and without seasonal component. Call: HoltWinters(x = complaints, beta = FALSE, gamma = FALSE) Smoothing parameters: alpha: 0.1429622 beta : FALSE gamma: FALSE Coefficients: [,1] a 17.70343 > plot(Comp.hw1) Taksiran  yg meminimumkan SS1PE Taksiran jumlah keluhan pada akhir tahun 1999

> Comp.hw1$SSE [1] 2502.028 Menurun

> Comp. hw2 <- HoltWinters(complaints, alpha = 0 > Comp.hw2 <- HoltWinters(complaints, alpha = 0.2, beta=F,gamma=F) > Comp.hw2 Holt-Winters exponential smoothing without trend and without seasonal component. alpha: 0.2 beta : FALSE gamma: FALSE Coefficients: [,1] a 17.97913 > Comp.hw2$SSE [1] 2526.39

Metode Holt-Winters Jika data mempunyai trend dan musiman, maka kita bisa menggunakan metode Holt-Winters. Metode Holt-Winters berdasar pada smoothing pada tiga persamaan yaitu level, trend dan musiman. Ada dua metode Holt-Winters, yakni: 1. untuk musiman yg aditif 2. untuk musiman yg multiplikatif Biasanya: ,  dan  bernilai 0.2 Holt-Winters utk Seasonal Aditif level trend a1 = x1 musiman b1 dan (s1,...,sp) diperoleh dari dekomposisi ramalan

Biasanya: ,  dan  bernilai 0.2 Holt-Winters utk Seasonal Multiplikatif level a1 = x1 trend b1 dan (s1,...,sp) diperoleh dari dekomposisi musiman ramalan

Contoh: Data penjualan minuman anggur (bulanan) dari Jan 1980 sampai Jul 1995. > www <- "http://www.massey.ac.nz/~pscowper/ts/wine.dat" > wine.dat <- read.table(www, header = T) ; attach (wine.dat) > sweetw.ts <- ts(sweetw, start = c(1980,1), freq = 12) > plot(sweetw.ts, xlab= "Time (months)", ylab = "sales (1000 litres)") Terdapat variasi musiman  model multiplikatif

> sweetw.hw <- HoltWinters (sweetw.ts, seasonal = "mult") > sweetw.hw ; sweetw.hw$coef ; sweetw.hw$SSE Smoothing parameters: alpha: 0.4086698 beta : 0 gamma: 0.4929402 Coefficients: [,1] a 285.6890314 b 1.3509615 s1 0.9498541 s2 0.9767623 s3 1.0275900 s4 1.1991924 s5 1.5463100 s6 0.6730235 s7 0.8925981 s8 0.7557814 s9 0.8227500 s10 0.7241711 s11 0.7434861 s12 0.9472648 a, b dan (s1,...,s12) adalah taksiran level, trend dan efek musiman multiplikatif pada waktu yg terakhir (n = 187), yg akan digunakan utk meramal ke depan SSE [1] 477693.9

> plot (sweetw.hw$fitted)

> plot (sweetw.hw)

Contoh: Ramalan penumpang pesawat empat tahun ke depan. > data(AirPassengers) > AP <- AirPassengers > AP.hw <- HoltWinters(AP, seasonal = "mult") > plot(AP.hw)

> AP.predict <- predict(AP.hw, n.ahead = 4 * 12) > ts.plot(AP, AP.predict, lty = 1:2) > AP.hw$alpha alpha 0.2755925 > AP.hw$beta beta 0.03269295 > AP.hw$gamma gamma 0.8707292