BENTUK PROGRAM COMMUNITY RELATIONS PERTEMUAN 12 BENTUK PROGRAM COMMUNITY RELATIONS
Referensi: Yosal Iriantara, 2004, Community Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Hal 161 - 179
Semenjak diberlakukan otonomi daerah di Indonesai, tuntutan komunitas lokal pada organisasi bisnis meningkat. Komunitas lokal memiliki beberapa tuntutan, seperti memprioritaskan tenaga kerja lokal, memberikan bantuan pada komunitas lokal atau menuntut pembangunan fasilitas sosial. Adapun harapan komunitas yang harus dipahami perusahaan adalah Income atau pendapatan, Kontribusi perusahaan Kebanggaan
Kemitraan Bisnis-Komunitas Kemitraan dikembangkan sebagai wujud keterlibatan komunitas organisasi bisnis dan organisasi bisnis memandang dirinya bukan sekedar mesin ekonomi yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan tapi juga memandang dirinya sebagai institusi sosial yang bisa memberikan manfaat secara sosial. Ada tiga bentuk pola kemitraan, yaitu: Pola kemitraan Kontra Produktif Pola kemitraan Semi produktif Pola kemitraan Produktif
Pola kemitraan kontra produktif Pola ini terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders (pemegang saham). Fokus perusahaan bertumpu pada usaha meraih keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga hubungan perusahaan, pemerintah dan masyarakat hanya sekedarnay. perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah tidak peduli dan masyarakat tidak mempunyai akses kepada perusahaan.
Pola kemitraan semi produktif Pola kemitraan perusahaan dan komunitas ini masih mengacu pada kepentingan jangka pendek. Pemerintah dan masyarakat dianggap sebagai objek. Kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri perusahaan, bukan kepentingan bersama anatara perusahaan dengan mitranya. Pola kemitraan produktif pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai objek dan dalam paradigma simbiosa mutualisme.
Dengan mengutip Criss Gribben, Rogovsky menunjukan tahapan-tahapan dalam pengembangan model kemitraan antara bisnis dan komunitas seperti berikut ini: Tahap I a. Pihak- pihak bermitra berkumpul untuk merumuskan kebutuhan bersama. b. Bila pihak yang bermitra belum pernah bekerjamasama maka pihak-pihak bermitra itu mengawali dengan proses mengatasi perbedaan c. Mungkin ada kebutuhan pelatihan untuk membangun pihak-pihak yang bermitra bisa beroperasi secara efektif Tahap II a. Lewat proses dialog dan diskusi, pihak-pihak yang bermitra membentuk landasan bersama dan berupaya menemukan visi dan misi yang disepakati bersama.
b. Kelompok inti awal dari pihak-pihak bermitra menyepakati perlunya melibatkan lebih banyak orang dan lebih banyak organisasi. c. Pihak-pihak yang bermitra mengembangkan mekanisme untuk mengkaji kebutuhan dan ukuran tindakan yang diusulkan untuk dilaksanakan d. Pihak-pihak bermitra memadukan informasi yang diperoleh dari kajian kebutuhan dengan visi dan misi untuk menyusun agenda kegiatan Tahap III a. Merancang dan menjalankan kerangka kerja formal dan struktur organisasi kemitraan b. Pihak-pihak yang bermitra menyusun tujuan, sasaran, dan objektif tertentu terkait dengan agenda kegiatan
c. Bila memadai, eksekutif kemitraan menunjuk atau memilih tim manajemen (meski hanya seorang) untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Tahap IV a. Kemitraan menyampaikan rencana aksi, baik berupa pemberian layanan maupun beberapa fungsi lain. b. Eksekutif kemitraan berupaya untuk menjaga keterlibatan-pihak-pihak yang bermitra , merumuskan kebijakan dan menjamin berjalannya akuntabilitas kemitraan c. Ada proses yang terus berlangsung untuk menilai mengevaluasi dan menyempurnakan operasi kemitraan
Tahap V: a. Bila diperlukan, para pihak yang bermitra hendak menyusun strategi penghentian kemitraan (exit stratgy). Strategy ini mencakup penyusunan sejumlah tujuan baru untuk mempertahankan dan melanjukan tugas kemitraan b. Pihak-pihak yang bermitra sebaiknya menciptakan hidup sesudah mati dengan mengalihkan kembali aset-aset kemitraan pada komunitas tempt kemitraan dijalankan
B. Pengembangan Masyarakat Bentuk lain kegiatan community relations yang dilakukan organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat (community development). Dimana masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. Kindervatter menyatakan komponen dari pengembangan masyarakat adalah : a. Berorientasi pada kebutuhan baik material maupun non material. b. Memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat setempat termasuk visi dan misi tentang masa depan c. Mandiri yang berarti mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki.
d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran. e. Didasarkan pada transformasi struktural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan. Metode yang digunakan untuk pengembangan masyarakat ini adalah PRA ( Participatory Rural Appraisal) PRA adalah pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana dan tindakan(Robert Chambers).
PRA dijalankan dengan berpegang pada prinsip-prinsip dasar berikut ini: 1. Mengutamakan mereka yang terabaikan 2. Pemberdayaan (penguatan) masyarakat 3. Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator 4. Saling belajar dan menghargai perbedaan 5. Santai dan informal 6. Triangulasi 7. Mengoptimalkan hasil 8. Orientasi praktis 9. Keberlanjutan dan selang waktu 10. Belajar dari kesalahan 11. Terbuka pada perubahan
Bahwa praktik community relations yang bernuansa kegiatan amal atau filantrofis dewasa ini mulai bergeser menjadi kegiatan strategis. Bukan lagi memberi melainkan bersama-sama mengembangkan, sehingga keberlanjutan organisasi menjadi terjaga. Wujud tanggung jawab sosial korporat itu akhirnya memang bermuara pada pembuatan laporan sosial untuk mencerminkan transparansi dan akuntabilittas. Namun apa yang dilaporkan tentu saja merupakan kegiatan nyata yang dikembangkan dan dijalankan oleh organisasi bisnis bersama-sama dengan komunitas sekitarnya.
LATIHAN SOAL Bentuk-bentuk pola kemitraan yaitu.. Kecuali Pola kemitraan Kontra Produktif Pola kemitraan Semi produktif Pola kemitraan Produktif Pola kemitraan non-produktif Yang bukan termasuk bentuk tuntutan yang seringkali muncul dari komunitas lokal terhadap perusahaan atau organisasi adalah .. Memprioritaskan tenaga kerja lokal, Memberikan bantuan pada komunitas lokal Menyediakan fasilitas peRusahaan untuk kepentingan komunitas sekitar. Menuntut pembangunan fasilitas sosial
Berikut ini yang bukan termasuk kegiatan community relations adalah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Diklat karyawan Kemitraan Bisnis-Komunitas Pengembangan Masyarakat
Berikut ini yang bukan termasuk komponen dari Pengembangan Masyarakat menurut Kindervatter adalah .. a. Berorientasi pada kebutuhan material dan non material. b. Memanfaatkan endogenous masyarakat setempat c. Mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki. d. Bersifat demografis
5. PRA ( Participatory Rural Appraisal) adalah pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk .. kecuali a. Mempertimbangkan kesenjangan sosial anatara kota dan desa. b. Meningkatkan pengetahuan mengenai hidup mereka c. Menganalisis pengetahuan dan kondisi mereka d. Membuat rencana dan tindakan untuk masa depan mereka