SOLITUDE (ALone with god) Tadius S. Gunadi
BUSYNESS Modern world is a busy world “One of the most obvious characteristics of our daily lives is that we are busy” –Henri Nouwen Many people do not pray, read the Bible, join the small group, involve in the ministry because they are too busy “Busyness is the enemy of spirituality”- Eugene Peterson Part of the problem is our belief: Busyness reinforce our conviction that we are important Busyness in our culture proves value, success, and prosperity
ANXIETY “More enslaving than our occupations, however, are our preoccupations” – Nouwen Pikiran yang dipenuhi dengan kata-kata: bagaimana ya, kalau aku kehilangan pekerjaan, tidak ketemu teman hidup, tidak berkembang, tikda disukai…? “Our occupations and preoccupations fill our external and internal lives to the brim. They prevent the Spirit of God from breathing freely in us and thus renewing our lives” - Nouwen
EMPTYNESS Adanya kekosongan dalam batiniah atau jiwa kita yang tidak bisa dipuaskan oleh materi atau psikologi (Mat. 4:4, Yoh. 4: 13-14) Adanya kebutuhan akan kedamaian, sukacita dan makna hidup yang hanya bisa diisi oleh sang Pencipta manusia, melalui karya sang Juruselamat dunia (Mz. 42: 2; Mat. 1: 21; Luk. 2: 11, 14; Ro. 5: 1-11) “Hati manusia biar kecil, namun jika seisi dunia diisi kedalamnya tetap tidak akan memuaskannya, hanya sang Pencipta yang bisa memuaskannya” –Blaise Pascal
APA ITU SOLITUDE? Solitude itu aloneness (kesendirian) tapi bukan loneliness (kesepian)! “ Solitude was not simply a matter of being alone, but of being with God!” “Solitude is not only a place of aloneness, but it is a place of companionship and fellowship with the Father! It is not only a place of stillness, but conversation” Jadi, jika loneliness itu alone without God, maka solitude itu alone with God! Jika loneliness itu inner emptiness, maka solitude itu inner fulfillment!
UNTUK APA SOLITUDE? Untuk memelihara persekutuan kita dengan Bapa di Sorga Belajar melihat apa yang kita hadapi dengan perspektif Tuhan: siapa Dia, kita dan dunia Ingin mencari kehendak Allah, bimbingan-Nya, atau peneguhan dari-Nya Bisa mengalami penghiburan dan pemulihan kekuatan kegirangan serta damai dari-Nya (Lihat: Yes. 30: 15) Bisa alami penyucian, pelurusan, pemurnian motivasi dan konsep kita dalam mengikuti dan melayani Tuhan “Without solitude it is virtually impossible to live a spiritual life” - Nouwen
Pentingnya Kerohanian Orang tidak tahan lagi dengan pembicaraan mengenai Allah Dunia modern menuntut, “Tunjukkanlah kepada saya, di mana Allahmu? Dapatkah saya menjumpai-Nya dalam hidup saya? Kalau tidak, Allah itu tidak ada artinya. Kalau dapat, bagaimana caranya? Dan di mana?” Kalau kita dapat menawarkan kepada orang lain pengalaman kesatuan dengan Allah serta damai dan kegembiraan yang dibuahkan oleh pengalaman itu, akan lebih mudah bagi kita membawa orang-orang itu kepada Allah Bagaimana mungkin Anda dapat membawa orang lain kepada Allah atau Kristus yang belum pernah Anda jumpai sendiri? Pasti Anda tahu bahwa dunia sekarang ini sudah bosan dengan kata-kata… Yang ditunggu-tunggu oleh dunia adalah tindakan dan pengalaman nyata Dikutip secara selektif dari buku “Hidup di Hadirat Allah” bab 3 hal 31, pengarang Anthony de Mello SJ, penerbit Kanisius
Pentingnya Spiritualitas Seorang Pelayan Tuhan Kesaksian seorang pastor sbb: Sesudah Konsili Vatikan II, saya sangat bersemangat mengenai masa depan Gereja, dengan pembaharuan-pembaharuan, perubahan struktur dan usaha- usaha untuk menanggapi tantangan-tantangan zaman. Saya ingin menjelaskan teologi baru Vatikan II yang menakjubkan dan memuat kemungkinan- kemungkinan pembaharuan gereja yang begitu kaya. Orang berbondong- bondong datang mendengarkannya. Namun lambat laun saya sadar bahwa orang-orang itu tidak mencari teologi baru: mereka mencari Allah. Mereka tidak menganggap saya sebagai seorang ahli teologi yang mempunyai gagasan, tetapi sebagai seorang imam, yang kiranya dapat memperkenalkan Allah kepada mereka. Sangat jelas mereka rindu akan Allah. Lalu saya melihat diri sendiri dan sangat kecewa menyadari bahwa saya tidak dapat menawarkan Allah kepada mereka. Saya sendiri hampir tidak mempunyai pengalaman akan Allah. Jiwa saya kosong, dan semakin saya sibuk dengan hal-hal seperti pembaharuan Gereja, perubahan struktur,… semakin mudah bagi saya untuk lari dari Allah, lari dari kekosongan jiwa saya sendiri (Dikutip dari buku “Hidup di Hadirat Allah” bab 3 hal.32)
SOLITUDE: HOW? Finding a space for God (tenang dan sunyi) Solitude: sendirian dengan Allah Silence: puasa bicara, lahiriah dan batiniah --> lebih sensitif Stillness: puasa gerak, lahiriah dan batiniah --> damai dalam batin Atasi distraksi: catat, doa, percaya dan berserah Refleksi dan Journaling: mencatat dalam buku catatan Berdoa: penyembahan, pujian, syukur, pengakuan dosa, permohonan dan syafaat Lectio Divina: baca Alkitab dengan hati untuk jiwa kita dengan meminta bimbingan Roh Kudus Membaca: buku atau artikel rohani/spiritualitas
SOLITUDE & FELLOWSHIP “Let him who cannot be alone beware of community…” “Let him who is not in community beware of being alone…” “Each by itself has profound pitfalls and perils” “One who wants fellowship without solitude plunges into the void (empty) of words and feelings” “One who seeks solitude without fellowship perishes in the abyss of vanity, self infatuation and despair” “We need the day together and the day alone”
Penutup “The fruit of solitude is growing intimacy with God” The discipline of solitude is one of the most powerful disciplines in developing a prayerful life” – Nouwen “The more we train ourselves to spend time with God and him alone, the more we will discover that God is with us at all times and in all places” Nouwen