SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR Sistem Informasi Manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur sebagai sistem konseptual. Raymond McLeod, Jr. menggambarkan Suatu model sistem manufaktur sebagai berikut :
Gambar : Model Sistem Informasi Manufaktur Subsistem Output Subsistem Input Subsistem Produksi Sistem Informasi Akuntansi Sumber internal Subsistem Persediaan Subsistem Industrial engineering Database Pemakai Subsistem Kualitas Sumber lingkungan Subsistem Intelijen Manufaktur Subsistem Biaya
SUBSISTEM INPUT Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya. Subsistem industrial engineering Menyerupai subsistem pemasaran, karena terutama terdiri dari proyek-proyek pengumpulan data khusus. Dua sistem itu berbeda karena subsistem industrial engineering mengumpulkan data dari dalam perusahaan bukan dari lingkungan.
3. Subsistem Intelijen Manufaktur Subsistem Intelijen Manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin produksi. Sumber pekerja terdiri dari : Informasi pekerja Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisir para pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih untuk berserikat, suatu kontrak yang menjelaskan harapan dan kewajiban baik perusahan maupun serikat. Informasi yang menjelaskan kinerja aktual dari kedua pihak harus dikumpulkan sehingga manajemen dapat memastikan bahwa syarat-syarat dalam kontrak terpenuhi.
Sistem formal Manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan kedepartemen SDM. Sumber Daya Manusia kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan dan menghubungi pelamar Setelah para pelamar diseleksi, data pelamar dikirimkan ke manajemen manufaktur. Jika seorang pelamar dipekerjakan, informasi pekerja dimasukkan kedalam database sistem informasi sumberdaya manusia (HRIS) dan juga kedalam file Gaji. Arus informasi juga terjadi ketika pekerja berhenti (baik atas permintaan sendiri maupun karena di PHK).
Sistem informasi Arus informasi antara pekerja dan manajemen manufaktur sebagian besar bersifat informal. Arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan pengawas mereka. Terdapat juga hubungan komunikasi internal antara pejabat serikat , departemen hubungan industrial , dan manajemen tingkat atas. Berbagai kelompok ini bekerjasama menyelesaikan permasalahan perburuhan. Hubungan antara sistem formal dan sistem informal dalam serikat pekerja dan perusahaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar : Arus Informasi Pekerja / Tenaga kerja Departemen hubungan Industrial Manajemen tingkat Strategis Serikat buruh Kinerja kontrak serikat Pemerintah Permintaan pekerja Pemasok: Agen TK. Universitas Sekl.Bisnis Departemen Sunberdaya Manusia Manajemen manufaktur Data Pelamar Masyarakat global Pesaing Pengawas
Informasi Pemasok Pemasok dipilih melalui suatu proses seleksi menyeluruh terdiri dari langkah – langkah berikut : Tiap pemasok potensial melengkapi suatu kuesioner yang menanyakan informasi mengenai sumberdaya produksi dan penekanan pada pengendalian kualitas. Data dari formulir ini disimpan dalam database dan terus diperbaruhi sesuai dg perkembangan. Perusahaan melakukan analisis keuangan dari tiap pemasok. Pos-pos neraca dan laporan laba-rugi pemasok menunjukan kemampuan jangka panjang pemasok untuk berkinerja sebagai sumber material atau mesin yang terpercaya.
Lanjutan : Pemilihan pemasok 3. Pembeli mengunjungi pabrik pemasok untuk mengamati prosedur pengendalian kualitas. 4. Wiraniaga pemasok diundang untuk mengunjungi pabrik perusahaan agar mengenal cara material mereka digunakan dalam produk perusahaan. 5. Setelah pemasok dipilih, pembeli (perusahaan) harus terus menerus memantau kemampuan pemasok. Data pemasok tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar : Input untuk data pemasok Kekuatan keuangan, pengendalian kualitas, kinerja kualitas dan pengiriman, dan lain-lain Input Pemasok Input Pengendalian Kualitas Unit yang ditolak saat penerimaan, unit yang ditolak saat produksi, alasan penolakan, dan lain-lain File pemasok Input Pelayanan Pelanggan Unit yang diganti atau diperbaiki karena bagian yang cacat, ketersediaan sukucadang , dan lain-lain
Subsistem output Subsistem produksi Manajer manufaktur menggunakan subsistem produksi untuk mengelola proses produksi harian. Kegunaan lain adalah untuk membantu dalam pembangunan fasilitas produksi baru. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan melakukan pembangunan pabrik baru : Mungkin pabrik yang ada sudah usang Mungkin pasar untuk produk perusahaan telah bergeser dan pabrik itu tidak lagi berada dilokasi yang baik. Mungkin pabrik yang ada tidak dapat menangani volume yang telah meningkat.
Beberapa tindakan setelah keputusan membangun pabrik baru disetujui : Memilih wilayah. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan ini meliputi konsentrasi pelanggan, tersedianya tenaga kerja, tersedianya bahan baku, iklim dan kekuatan serikat pekerja. Memilih kota Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan seperti : Pajak, tansportasi, jasa kemasyarakatan (Polisi, PMK, dll), sikap masyarakat, sumberdaya, budaya, dll. Memilih area kota Faktor-faktor yang mempengaruhi mencakup harga tanah, transportasi umum, listrik, air dan telepon serta peruntukan jalan.
2. Subsistem Persediaan Manajer manufaktur selalu bertanggung jawab atas persediaan bahan baku dan barang dalam proses, sedangkan manajer pemasaran bertanggung jawab atas persediaan barang jadi. Beberapa cara atas pengelolaan persediaan bahan baku bisa dilakukan dengan cara : Pentingnya tingkat persediaan. Tingkat persediaan bahan sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan tidak dapat digunakan untuk hal-hal lain. Beberapa pendekatan metode persediaan :
1. Metode Titik pemesanan kembali / ROP Metode ini merupakan pendekatan yang paling sederhana , yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Untuk lebih jelasnya berikut ini ditampilkan contoh gambar Reorder Point.
Reorder Point tanpa Safey Stock Titik pemesanan kembali Saldo persediaan Waktu Lead time
2. Manajemen Persediaan dengan sistem JIT Just in Time : adalah suatu sistem pengelolaan persediaan yang menyarankan jumlah persediaan mancapai titik Nol, sehingga banyak biaya yang dihilangkan misalnya: biaya penyimpanan bahan, biaya inspeksi, biaya Pambangunan gudang yang kesemuanya merupakan biaya Non Value Added, dan akhirnya berdampak pada penurunan biaya produksi atau dengan kata lain banyak diproleh efisensi biaya.