OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono INTEGRITAS BASIS DATA OLEH : Slamet Sn Wibowo Wicaksono
Integrity Constraint (Batasan Integritas) Constraint (batasan) merupakan aturan yang diberikan pada suatu tabel agar data yang dimasukkan terjamin validitasnya. Batasan integritas akan menjaga basis data dari kerusakan yang terjadi secara tidak sengaja dengan memastikan bahwa perubahan yang diperbolehkan tidak mengakibatkan terjadinya inkonsistensi data. Constraint dapat diklasifikasikan sesuai dengan elemen dari basis data yang bersangkutan menjadi sebagai berikut.
Klasifikasi Konstrain Constraint tersebut intra-relasional apabila batasan (constraint) terpenuhi dalam satu tabel. Constraint ini sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: tuple constraint dan domain constraint. Tuple constraint merupakan constraint yang bisa dievaluasi secara independen pada setiap tuple-nya. Domain constraint atau sering disebut sebagai value constraint merupakan suatu constraint dengan referensi kepada nilai (value) tertentu. Implementasi dari penggunaan domain constraint pada SQL adalah penggunaan klausa check Suatu constraint dikatakan inter-relasional apabila melibatkan lebih dari satu relasi. Bentuk dari constraint ini adalah referential integrity Ada beberapa bentuk dari integrity constraint yaitu domain constraint, referential integrity, assertion, trigger.
Domain Constraint Domain constraint merupakan bentuk integrity constraint yang paling sederhana. Setiap ada pemasukan data baru, maka akan langsung diperiksa oleh sistem. Domain constraint diterapkan pada atribut basis data sehingga sangat dimungkinkan beberapa atribut memiliki domain yang sama. Untuk menciptakan domain baru dapat digunakan perintah create domain. Sebagai contoh adalah pada perintah: create domain Dollar numeric (12,2) create domain Pound numeric (12,2)
Domain Constraint Pada bahasa SQL juga terdapat klausa check yang bisa digunakan untuk memeriksa suatu kondisi nilai tertentu yang diinginkan. Berikut adalah contoh penggunaan klausa check pada perintah create domain. Create domain HourlyWage numeric(5,2) constraint wage-value-test check (value>=4.00) Perintah tersebut akan mengecek nilai dari domain HourlyWage harus ≥ 4.00
Referential Integrity (Integritas Referensial) Integritas referensial adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara kunci primer dengan kunci tamu milik tabel-tabel yang berada dalam suatu basis data relasional untuk menjaga konsistensi data . Tujuan integritas referensial sendiri adalah untuk menjamin dan memastikan agar entitas dalam suatu tabel yang menunjuk ke suatu pengenal unik pada suatu baris di tabel lain benar-benar menunjuk pada nilai yang memang ada. Sehingga kejadian seperti pada ilustrasi seperti gambar diobawah tidak terjadi
Referential Integrity (Integritas Referensial) SI dg DBMS Terpisah Sophisticated User Application Programmer Application Interface Application Program DBMS Database End User query
Referential Integrity (Integritas Referensial) Berdasarkan operasi yang dilakukan, integritas referensial dapat dibedakan sebagai berikut: penambahan (insert) penghapusan (delete) peremajaan (update) Integritas referensial membuat ketiga operasi di atas dapat dilaksanakan pada tabel yang memiliki relasi. Sehingga proses penghapusan ataupun peremajaan suatu kolom juga akan terjadi pada kolom tabel lain yang mempunyai referensi dengannya.
Referential Integrity (Integritas Referensial) Dalam bahasa Data Definition Language SQL, kunci primer, kunci kandidat, dan kunci tamu, dapat dispesifikasikan sebagai bagian dari pernyataan SQL create table. Kunci kandidat merupakan kunci yang secara unik dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu baris dalam tabel. Berikut adalah salah satu contoh DDL dari pembuatan tabel mata_kuliah. create table mata_kuliah (kode_mk char(6) not null, mata_kuliah varcar(25), nip char(9), primary key (kode_mk), foreign key (nip) references dosen on delete cascade)
Assertion Penggunaan constraint berupa kunci primer dan kunci tamu pada deklarasi awal tabel merupakan salah satu cara untuk memelihara integritas data. Domain constraint dan Referential integrity constraint merupakan salah satu bentuk dari assertion. Pada beberapa basis data penggunaan kunci primer dan kunci tamu sudah cukup untuk menjaga integritas data. Tetapi pada beberapa kasus basis data diperlukan suatu constraint ataupun aturan yang lebih baik. Metode lain yang sering digunakan dalam pemeliharaan integritas adalah assertion dan trigger
Assertion Assertion digunakan untuk mengekspresikan suatu kondisi basis data sesuai dengan yang kita inginkan. Seperti halnya prosedur, assertion diberikan nama tertentu sehingga bisa dibatalkan apabila ada kondisi tertentu yang menuntut perubahan struktur basis data. Syntax dari definisi assertion adalah sebagai berikut. create assertion AssertionName check (predicate) Ketika assertion dibuat, maka sistem akan melakukan pengecekan validitas dari assertion yang dibuat. Jika assertion yang dibuat valid maka perubahan terhadap basis data hanya akan berlaku ketika tidak menyalahi assertion yang telah dibuat.
Assertion Pengecekan validitas tersebut akan memakan biaya yang besar terutama apabila assertion yang dibuat cukup rumit, sehingga penggunaan dan pembuatan assertion harus dilakukan dengan hati-hati Karena itu tidak banyak developer sistem dan DBMS yang menyediakan fasilitas ini.
Assertion ( not exists ( select * from S, SP where S.status < 20 Create assertion IC13 check ( ( Select min (s.status) from s ) > 4 ); Create assertion IC18 check (not exists ( select * from P where not ( P.Weight > 0.0 ))); Create assertion IC99 check ( not exists ( select * from P where P.color = ‘Red’ and P.city <> ‘London’)); Create assertion IC49 check ( not exists ( select * from P, SP where P.P# = SP.P# and ( P.weight * SP.Qty) > 20000)); Create assertion IC95 check ( not exists ( select * from S, SP where S.status < 20 and S.S# = SP.S# and SP.Qty > 500 ));
Trigger Trigger merupakan pernyataan yang dieksekusi secara otomatis oleh sistem basis data sebagai akibat dari perubahan basis data. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk merancang mekanisme trigger, yaitu: Menspesifikasikan kapan trigger harus dieksekusi. Menspesifikasikan perintah yang akan dilaksanakan ketika trigger dijalankan Trigger sebenarnya tidak lain adalah suatu pemrograman PL/SQL yang mirip dengan procedure. Perbedaan mendasar dengan procedure adalah aktivasinya, dimana procedure dapat dipanggil secara langsung sementara trigger dipanggil melalui pemicu yang berupa bahasa DML (Data Manipulation Language). Bahasa DML yang digunakan sebagai pemicu adalah insert, update dan delete.