Drg.Juwita Raditya Ningsih

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SELAMAT DATANG DI DUNIA BIOLOGI
Advertisements

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
Standar kompetensi & kompetensi dasar
BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN.
Assalamu’alaykum salam sejahtera untuk kita semua FG 3 DDina Wulandari EEvi Hidayati JJuwita Mannawi LLydia Destanti.
KEGIATAN INTI.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Standar KompetensiKompetensi Dasar Materi Evaluasi Keluar.
Susunan respirasi. Gambaran anatomi sistem pernafasan
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
SISTEM PENCERNAAN Dr. MIFTAH AZRIN, Sp.KO.
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
Sistem Pencernaan Makanan & Gangguan Pada Sistem Pencernaan
pada klien dgn ggn esofagus
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia.
Respiratory System dr. Ch. Tri Nuryana, M.Kes.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Perkembangan hidung dan telinga.
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA
A. TAHAPAN KOMUNIKASI Tahap Linguistik adalah tahap pemilihan unsur yang sesuai dengan ide dari otak Tahap Fisiologis adalah gerakan-gerakan pada alat.
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Persarafan susunan pencernaan.
Proses menelan makanan atau minuman pada manusia
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
SISTEM PENCERNAAN (TGI)
Saluran nafas atas.
PERGERAKAN MAKANAN MELALUI SALURAN PENCERNAAN
DIAGNOSIS & MANAJEMEN PADA KASUS NEUROLOGIS
SISTEM KOORDINASI BAB IX SISTEM ENDOKRIN SISTEM SYARAF
MEDIA BERBASIS ILMU TEKNOLOGI
AN - FIS SISTEM CERNA Yani Sofiani.
Saraf Kranial.
Cavum Oris Fidya, DRG., MSI..
BAB VII SISTEM PERNAPASAN.
Kelompok 3 Nama Anggota Kelompok : Cut Nyak Tri Wahyuni Dahan Perkasa
Oleh : Nindita Putri Nirwasita 5B
SISTEM PENCERNAAN.
FAAL SISTEM PENCERNAAN
FISIOLOGI MENELAN Fase Persiapan Oral
Anatomi sistem pencernaan
Kompetensi Dasar Ke 9 SUSUNAN SISTEM SYARAF.
SISTEM ORGAN & FUNGSINYA
Akper Pemkab Cianjur tahun 2015
Semarang DIKLAT MULTIMEDIA MATA PELAJARAN BIOLOGi 22 – 31 Oktober 2005
SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA.
SISTEM PENCERNAAN HEWAN RUMINANSIA.
Fisiologi sistem stomatognasi
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
RESIRASI & PERTUKARAN GAS/FISIOLOGI TERNAK /CIN/PET FP USK
FISIOLOGI Sistem Stomatognatik
Fungsi sistem saraf pada manusia
Sistem Pencernaan Makanan & Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Susunan Sistem Syaraf Pada Manusia
TUGAS BIOLOGI NAMA : KUKUH N P NPM :
ANATOMI SISTEM RESPIRASI Oleh : dr. Neni Destriana.
Sistem Pencernaan.
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
SARAF & HORMON.
SALURAN PENCERNAAN.
FAAL SISTEM PENCERNAAN
Proses pencernaan.
Persarafan susunan pencernaan.
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
Sistem pencernaan manusia adalah proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan.
1 JARINGAN SARAF Kelompok 4 Ines Gusti Pebri Gressha Vionalle Ademi Hidayati Hariska Andriani Fitria Sasmita Yezi Gita Rahayu Lisa Sya’baniar Rahma Erlis.
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
PEMBIMBING : Zaenal Arifin, S.Kep.Ns, M.Kes
Transcript presentasi:

Drg.Juwita Raditya Ningsih MASTIKASI Drg.Juwita Raditya Ningsih

DEFINSI Chewing (mastication) breaks up large food particles and mixes the food with the secretions of the salivary glands. This wetting and homogenizing action aids swallowing and subsequent digestion. Large food particles can be digested, but they cause strong and often painful contractions of the esophageal musculature. Particles that are small tend to disperse in the absence of saliva and also make swallowing difficult because they do not form a bolus. The number of chews that is optimal depends on the food, but usually ranges from 20 to 25. Edentulous patients are generally restricted to a soft diet and have considerable difficulty eating dry food.

FUNGSI Memotong dan menggiling makanan Membantu mencerna cellulosa Memperluas permukaan Merangsang sekresi saliva Mencampur makanan – saliva Melindungi mukosa Mempengaruhi pertumbuhan jar mulut

Tahapan 1. Opening phase Mandibula depresi, mulut terbuka, gigi rahang atas dan rahang bawah terpisah. 2. Closing phase Mandibula naik, gigi RA dan RB berkontak , makanan tertekan oleh gigi. 3. Occlusal/ intercuspal phase - Sudah tidak terjadi pergerakan vertikal , tetapi masih terjadi pergerakan horisontal, yaitu bukolingual

hipotalamus, amygdala, korteks cerebral PENGATURAN INERVASI otot mastikasi NC. V Proses pengunyahan dikontrol saraf di batang otak. STIMULASI Batang otak pusat rasa hipotalamus, amygdala, korteks cerebral Pengunyahan ritmik

FUNGSI LIDAH Mencegah tergelincirnya makanan Mendorong makanan ke permukaan kunyah Membantu mencampur makanan dengan saliva Memilih makanan yang halus untuk ditelan Membersihkan sisa makanan Membantu proses bicara Membantu proses menelan

KELENJAR LUDAH

KEL. PAROTIS serous dekat M2 RA KEL. SUB-MANDIBULARIS sero-mukous dekat frenulum lidah KEL. SUBLINGUAL mucous tersebar

PENGATURAN SEKRESI SALIVA cortex cerebri nucleus salivatorius (batas medula oblongata – pons) superior inferior N. facialis N. glossopharyngeus Kel. Sub-mandibularis Kel. Parotis Kel. Sub-lingualis

DEGLUTISI

PROSES Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase: fase oral = Volunteer fase faringeal = Involunteer fase esophageal = Involunteer

Fase oral Pada fase oral ini  proses pembentukan bolus makanan dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring. Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palatofaringeus (n. IX, n.X dan n.XII)

Fase Faringeal Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus)dan refleks menelan segera timbul. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI) kontraksi  palatum mole terangkat, uvula tertarik ke atas dan ke posterior  nasofaring tertutup. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis(n.IX,n.X) kontraksi  laring tertutup. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I). Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI)  faring tertekan kebawah diikuti relaksasi m. Kriko faring(n.X) laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan doronganotot-otot faring ke inferior  bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus.

Fase Esofageal Dimulai dengan terjadinya relaksasi m.cricofaring. Gelombang peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal.Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikusyang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang inibergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.

Pengaturan rangsangan taktil pada reseptor mulut – pharynx medulla oblongata (jalur: tr. Solitarius , formatio reticularis) menelan N. V; N. IX N. V, IX, X, XII

FONASI-BICARA

ORGAN 1. Organ Respirasi  Terdiri dari trakea, bronkus, dan paru-paru. Aliran udara respirasi merupakan sumberkekuatan yang diperlukan untuk mencetuskan suara dan diatur tekanannya mulai dari paru-paru. 2. Organ Fonasi Laring dengan otot-otot instrinsik dan ekstrinsiknya dan pita suara yang merupakan bagianterpenting laring. Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didesain untuk memproduksi suara (fonasi). 3. Organ Resonansi rongga faring, rongga hidung, dan sinus paranasalis. berfungsi sebagai resonator variasi suara (frekuesi, intensitas) efektivitsd bicara 4. Organ Artikulasi  bibir, palatum molle -durum, lidah, pipi, gigi, mandibula

Klasifikasi bunyi Bunyi Voiced /Disuarakan (pembentukan suara oleh vibrasi laring Breathed /dihembuskan(tidak terjadi vibrasi) Ada 2 kelompok jenis : Vocal  terjadi karena modifikasi resonansi dan semuanya disuarakan, tidak terpengaruh aliran udara (voiced) Konsonan  terjadi ketika aliran udara disimpan dulu sebelum dikeluarkan (voiced  b,d,z) (breathed p,t,s)

Klasifikasi suara konsonan Bilabial dua bibi digunakan (b,p,m) Labiodentalbibir bawah bertemu insisal RA (f,v) Linguodental  ujung lidah berkontak dengan insisal RA dan palatum keras terdekat (d,t) Linguopalatal  lidah bertemu dengan palatum jauh dari insisal atas (g,k) Glottal  diproduksi di laring

Saraf otak/ saraf spinal PENGATURAN rangsang Organ reseptor umum Organ reseptor khusus Saraf otak/ saraf spinal SSP area sensorik Motorik  efektor bicara