Computer Vision Materi 7

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pengolahan Citra Digital
Advertisements

PENGENALAN POLA Dr. Kusrini, M.Kom.
Model Sistem Pengenalan Pola
Pengolahan Citra 4 – Peningkatan Kualitas Citra Disusun oleh: Teady Matius – Dari berbagai sumber.
Image color feature Achmad Basuki
Computer Vision Materi 8
CS3204 Pengolahan Citra - UAS
Pengolahan Citra (TIF05)
Morphologi.
PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER DAN OLAH CITRA
Perbaikan Citra pada Domain Spasial
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Feature / Ciri / Object Descriptor
VISION.
Features / Ciri / Deskripsi Obyek
Pertemuan 7 Pengolahan Citra Digital
Anna Hendrawati STMIK CILEGON
Pengolahan Citra Digital
1 Obyek – Obyek Dasar 2 Dimensi Gabungan Pertemuan 8 Matakuliah: R0364/Komputasi Desain Arsitektur I Tahun: 2006.
Pengolahan Citra Digital Materi 6
Pengolahan Citra Digital
1 Pertemuan 5 Deteksi Bentuk Primitif Obyek 2D Matakuliah: T0283 – Computer Vision Tahun: 2005 Versi: Revisi 1.
IMAGE ENHANCEMENT (PERBAIKAN CITRA)
Matakuliah : R0116/ Studio Perancangan Arsitektur 6 Tahun : 2006
CITRA BINER.
2.2 Operasi Dasar Citra : Lokal dan Objek Operasi Ketetanggaan Pixel
MODUL KULIAH 10 Ekstraksi Fitur Bentuk
Modul 1 PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA
Sistem Berbasis Fuzzy Materi 5
Materi 07 Pengolahan Citra Digital
Image Segmentation.
MODUL14 Segmentasi Citra
Operasi2 Dasar Merupakan manipulasi elemen matriks :
OPERASI DASAR CITRA DIGITAL
MODUL 9 Ekstraksi Fitur Warna
CS3204 Pengolahan Citra - UAS
Pengenalan Pola Materi 1
Pertemuan 3 Pengolahan Citra Digital
Pengolahan Citra Digital
Segmentasi Citra Materi 6
9.2 Ekstraksi Fitur Bentuk dan Kontur
Aplikasi Kecerdasan Komputasional
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL : PENGENALAN POLA TEMPLATE MATCHING
KONTUR – CHAIN CODE.
Dasar Pemrosesan Citra Digital
Analisis Tekstur.
Clustering (Season 1) K-Means
Galat, continue Galat Absolut : adalah perbedaan antara nilai eksperimen dengan nilai yang sebenarnya. Contoh: Jika hasil pengukuran seorang analis untuk.
Aplikasi Komputer & Pengolahan Data UKURAN TENDENSI SENTRAL
STATISTIKA Pertemuan 3: Ukuran Pemusatan dan Penyebaran
KOMPRESI GAMBAR (CITRA)
Features / Ciri / Deskripsi Obyek
Pengolahan Citra Digital Peningkatan Mutu/Kualitas Citra
Digital Image Processing
Konsep Dasar Pengolahan Citra
Klasifikasi Nearest Neighbor
Operasi Pixel dan Histogram
Segmentasi Gambar Pertemuan 10
PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER DAN OLAH CITRA
EDGE DETECTION.
PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER DAN OLAH CITRA
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL : PENGENALAN POLA TEMPLATE MATCHING
Pertemuan 6 Mata Kuliah Pengolahan Citra
Pertemuan 10 Mata Kuliah Pengolahan Citra
Oleh : Rahmat Robi Waliyansyah, M.Kom.
SEGMENTASI.
KONSEP DASAR CITRA DIGITAL
Segmentasi Citra Materi 6
PENGANTAR GRAFIK KOMPUTER DAN OLAH CITRA
PENGANTAR PENGOLAHAN CITRA
Transcript presentasi:

Computer Vision Materi 7 Ekstraksi Fitur Computer Vision Materi 7 Eko Prasetyo Teknik Informatika UBHARA 2012

Fitur Fitur adalah potongan informasi yang relevan untuk menyelesaikan pekerjaan komputasi yang berhubungan dengan aplikasi tertentu. Fitur merujuk pada: Hasil dari operasi ketetanggan general (feature extractor or feature detector) yang diterapkan pada citra. Struktur khusus dalam citra itu sendiri, dari struktur yang sederhana seperti titik atau tepi sampai struktur yang kompleks seperti obyek. Ada beberapa kelompok: titik, boundary, region. Konsep fitur sangat general dan pemilihan fitur dalam sistem computer vision tertentu mungkin sangat tergantung pada masalah yang ditangani.

Fitur Fitur citra tertentu, didefinisikan dalam struktur tertentu dalam data citra, dan direpresentasikan dengan cara yang berbeda. Misal: Tepi dapat direpresentasin dengan variabel boolean dala setiap titik citra yang menggambarkan ada/tidak adanya tepi. Jika tepi ada, kemudian ditambah informasi orientasi tepi. Warna dari region tertentu dapat direpresentasikan dengan rata-rata warna (3 skalar) atau histogram warna (3 fungsi) Ketika sistem computer vision atau algoritma computer vision didesain, pilihan representasi fitur menjadi isu kritis Dalam beberapa kasus, level detail yang lebih tinggi dalam deskripsi fitur mungkin dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, tetapi mahal dalam biaya dengan lebih banyak data dan lebih banyak pemrosesan yang dibutuhkan.

Fitur Ada 2 pilihan: Eksternal, boundary. Internal, perbandingan antar piksel didalam region Pemilihan fitur hanya bagian dari pekerjaan pembuatan data yang berguna untuk komputer. Pekerjaan selanjutnya adalah menggambar region berdasarkan pada representasi/fitur yang dipilih Misal, region dapat direpresentasikan oleh boundary, Misal, boundary dapat dideskripsikan oleh fitur seperti panjang dan jumlah isinya. Fitur eksternal dipilih ketika menginginkan karakteristik bentuk obyek. Fitur internal dipilih ketika fokus prinsip pada properti regional seperti warna dan tekstur. Kedua jenis fitur kadang-kadang digunakan bersama untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, fitur yang dipilih sebagai deskriptor seharusnya tidak sensitif sebagai kemungkinan variasi dalam ukuran region, translation, dan rotation.

Deskriptor Bentuk yang sederhana Area, adalah jumlah piksel dalam obyek (luas). Perimeter, adalah jumlah piksel sepanjang boundary (keliling). Rasio compactness, adalah rasio antara (perimeter)2/area. Rasio circularity, adalah rasio antara area dari obyek terhadap area lingkaran (bentuk paling compact) dengan panjang perimeter yang sama. Area dari lingkaran dengan panjang perimeter P adalah P2/4. Maka rasio circularity dinyatakan: Dimana A adalah area, P adalah panjang peirmeter. Nilainya 1 untuk lingkaran, dan  /4 untuk bujur sangkar. Deskriptor yang lain: mean dan median dari level intensitas, minimum dan maksimum level intensitas, dan jumlah piksel dibawah dan diatas rata-rata.

Contoh 1 1 P = 17 A = 25 P = 17 A = 32

Deskriptor regional Tekstur adalah sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu daerah yang cukup besar sehingga secara alami sifat-sifat tadi dapat berulang dalam daerah tersebut. Daerah yang kecil bila dibandingkan dengan elemen-elemen tekstur yang ada di dalamnya, tidak dapat menunjukkan tekstur itu sendiri. Pengertian tekstur adalah keteraturan pola-pola tertentu yang terbentuk dari susunan piksel-piksel dalam citra digital. Suatu permukaan dikatakan mempunyai suatu informasi tekstur, bila luasannya diperbesar tanpa mengubah skala, maka sifat-sifat permukaan hasil perluasan mempunyai kemiripan dengan permukaan asalnya Syarat terbentuknya tekstur : Adanya pola-pola primitif yang terdiri dari satu atau lebih piksel. Seperti: titik, garis lurus, garis lengkung, luasan, dan lain-lain yang merupakan elemen dasar dari sebuah bentuk. Pola-pola primitif tadi muncul berulang-ulang dengan interval jarak dan arah tertentu sehingga dapat diprediksi atau ditemukan karakteristik pengulangannya. Contoh; pendekatan statistik, matrik co-occurrence, moment invariant, run-length, dsb.

Pendekatan statistik Analisis tekstur yang didasarkan pada properti statistik histogram intensitas. Satu kelas pengukuran didasarkan pada moment statistik. Untuk menghitung moment nth terhadap mean: di mana zi adalah variabel random yang mengindikasikan intensitas, p(z) adalah histogram level intensitas dalam region, L adalah jumlah level intensitas yang tersedia, dan adalah mean (rata-rata) intensitas.

Pendekatan statistik Mean Ukuran rata-rata intensitas Standar deviasi Ukuran rata-rata kontras Smoothness Ukuran smoothness relatif dari intensitas dalam region. R bernilai 0 untuk region dalam intensitas konstan dan mendekati 1 untuk region dengan ekskursi yang besar dalam nilai level intensitas. Dalam prakteknya, varian digunakan dalam ukuran ini yang dinormalisasikan dalam range [0,1] oleh pembagian dengan (L-1)2 Uniformity Ukuran keseragaman. Ukuran ini maksimum ketika semua gray level sama (keseragaman maksimal) dan menurun dari sana. Entropy Ukuran keacakan.

Contoh 3 2 4 6 7 5 p(0) = 1/16 = 0.0625 p(1) = 0 p(2) = 4/16 = 0.25 3 2 4 6 7 5 p(0) = 1/16 = 0.0625 p(1) = 0 p(2) = 4/16 = 0.25 p(3) = 4/16 = 0.25 p(4) = 2/16 = 0.125 p(5) = 1/16 = 0.0625 p(6) = 1/16 = 0.0625 p(7) = 3/16 = 0.1875 Rata-rata M = 0 * 0.0625 + 1 * 0 + 2 * 0.25 + 3 * 0.25 + 4 * 0.125 + 5 * 0.0625 + 6 * 0.0625 + 7 * 0.1875 = 0.5 + 0.75 + 0.5 + 0.3125 + 0.375 + 1.3125 = 3.75 Standar deviasi  = ((0 – 3.75)2 + (3 – 3.75)2 + (3 – 3.75)2 + (2 – 3.75)2 + (4 – 3.75)2 + (2 – 3.75)2 + (4 – 3.75)2 + (6 – 3.75)2 + (3 – 3.75)2 + (7 – 3.75)2 + (3 – 3.75)2 + (7 – 3.75)2 + (2 – 3.75)2 + (7 – 3.75)2 + (2 – 3.75)2 + (5 – 3.75)2 ) / (16-1) = 2.1134

Contoh 3 2 4 6 7 5 Smoothness R = 1 – 1 / (1 + 2.11342) = 0.8171 3 2 4 6 7 5 Smoothness R = 1 – 1 / (1 + 2.11342) = 0.8171 Uniformity U = p(0)2 + p(1)2 + p(2)2 + p(3)2 + p(4)2 + p(5)2 + p(6)2 + p(7)2 = 0.06252 + 02 + 0.252 + 0.252 + 0.1252 + 0.06252 + 0.06252 + 0.18752 = 0.1875 Entropy U = -[ p(0) * log2(p(0)+eps) + p(1) * log2(p(1)+eps) + p(2) * log2(p(2)+eps) + p(3) * log2(p(3)+eps)+p(4)* log2(p(4)+eps) + p(5) * log2(p(5)+eps) + p(6) * log2(p(6)+eps) + p(7)* log(p(7)+eps)] = -[ 0.0625 * log2(0.0625 +eps) + 0 * log2(0+eps)+ 0.25 * log2(0.25 +eps) + 0.25 * log2(0.25 +eps) + 0.125 * log2(0.125+eps) + 0.0625 * log2(0.0625 +eps)+ 0.0625 * log2(0.0625 +eps) + 0.1875 * log2(0.1875+eps)] = 2.5778

Perhitungan tekstur di matlab function [t] = teksturstatistik(D) %Hitung Mean t(1) = mean(mean(D)); %Hitung Varian [m,n] = size(D); mv = sum(sum((D-t(1)).^2 ./ (m*n - 1))); t(2) = mv^0.5; %Hitung smoothness t(3) = 1 - (1/(1+mv)); %Hitung uniformity for i=1:8 p(i) = length(find(D == i-1)) / (m*n); end t(4) = sum(sum(p.^2)); %Hitung Entropy t(5) = -sum(sum(p.*log2(p+eps))); >> a = [0 3 3 2;4 2 4 6;3 7 3 7;2 7 2 5] a = 0 3 3 2 4 2 4 6 3 7 3 7 2 7 2 5 >> tekstur = teksturstatistik(a) tekstur = 3.7500 2.1134 0.8171 0.1875 2.5778

Pengekstrakan fitur dari citra Misal: kasus mengenali buah jeruk impor dan buah jeruk lokal Siapkan citra buah jeruk impor 30 buah dan citra buah jeruk lokal 30 buah. Masing-masing diproses intensitasnya, di segmentasi dan morfologi, kemudian dihitung tekstur untuk setiap citra. Simpan sebagai dataset untuk diproses menggunakan teknik pengenalan pola. Data yang berasal dari jeruk impor diberi label kelas impor, data dari jeruk lokal diberi label kelas lokal. Teknik Pengenalan Pola akan memproses untuk dapat mengenali ketika ada buah jeruk yang belum diketahui kelasnya, apakah impor atau lokal. Dengan model yang sudah dibangun, maka sistem akan dapat mengenalinya dengan benar.

Pembentukan dataset dari pembangkitan fitur Ekstraksi fitur Fitur bentuk Fitur tekstur Jeruk Impor Jeruk Lokal Diproses menggunakan teknik pengenalan pola

To Be Continued … Materi 8 – Pengenalan Pola ANY QUESTION ?