ANDI ZAITUN DIKARIYANTI KAJANG DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 SYAHRUL RAMADHAN ANDI ZAITUN DIKARIYANTI SRI LESTARI WIWIK NIRMALA SARI SITI NURUL MAGRIFAH AHMAD NUR DAMAYANDI
IDENTIFIKASI DAYA TARIK WISATA KABUPATEN BULUKUMBA Informasi Umum Lokasi Astronomi Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan jazirah Sulawesi Selatan dan memiliki luas wilayah 1.154, 67 km2. Kedua sisinya dikelilingi laut Penduduk 384.164 jiwa. Mayoritas beragama islam dan menggunakan bahasa Bugis dan Bahasa Makassar untuk sehari-harinya (dialek Konjo Iklim Terdiri dari dua musim, musim kemarau dan hujan. Suhu berkisar antara 20˚ sampai dengan 32˚ Potensi Daerah Meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, perindustrian, perdagangan, dan pariwisata
GEOGRAFI Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur. Batas-batas wilayahnya adalah: Sebelah Utara: Kabupaten Sinjai Sebelah Selatan: Laut Flores Sebelah Timur: Teluk Bone Sebelah Barat: Kabupaten Bantaeng
Letak Wilayah Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng – Lompobattang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian selatan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar sekitar 153 Km.
Sejarah Bulukumba Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya". Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama "Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing. Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi "Bulukumba". Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.
Destination Attributes Culture and history ( tanah beru, kajang, makam dato tiro,) Landscape ( Bira beach, mandala ria beach, samboang beach, lemo-lemo beach, limbua natural bath, rubber estate, dan alam bravo bath) Service (-) Entertainment Relaxation (limbua natural bath, alam bravo bath) Playmed ( tanah beru : panas, bira : sejuk, pantai samboang : panas, kajang : sejuk ) Price : ( standart ) Sport : ( banana boat, swimming, snorkeling) Safety ( tanah beru : tidak ada, bira : ada, samboang pantai : tidak ada, kajang : ada) Local people attitude : (semua di objek wisata warga-warga sekitar ramah dan sopan terhadap setiap pengunjung yang datang.) Special event and activity : (di setiap daya tarik yang kami datangi memiliki special events and activity) Accessibility, including, and information ( ke semua daya tarik juga sudah mempromosikan daya tarik mereka sendiri, walaupun samboang bech masih dalam tahap perkembangan ) Adventure and Wild life (-) Close to other destination ( Tanah Beru tidak terlalu jauh dengan Bira Beach) Special Animals (-)
DAYA TARIK WISATA Bira beach Bira terletak di kecematan Bonto Bahari. Jarak dari ibu kota Bulukumba 42 km atau sekitar 1jam. Bira memiliki panorama alam yang indah dan juga memiliki pantai yang bening dan pasir putih halus menyerupai tepung terigu. Bira tidak hanya memiliki pantai dengan pasir putih yang menarik, tetapi bira juga memiliki pantai dengan pasir putih yang menarik, tetapi bira juga memiliki biota laut yang tidak kalah menariknya untuk dilihat. Berbagai jenis ikan-ikan hias dan terumbu karang yang indah dan menakjubkkan. Suatu kebanggaan tersendiri jika anda menyelam diperairan Bira.
Perkebunan Karet 27 km dari kecamatan Kajang atau 3 km dari Ibu Kota kabupaten Bulukumba anda dapat memasuki areal perkebunan karet luasnya sejauh mata memandang. Pada awalnya areal ini merupakan areal perkebunan serei lalu diganti menjadi perkebunan kopi dan terakhir menjadi perkebunan karet. Perkebunan ini milik Horrison dan Crosfield ltd. Areal perkebunan ini dibuka sejak tahun 1918 oleh Pemerintah Belanda. Tempat ini merupakan kawasan obyek wisata Agro yang menyebar di dua tempat yakni Pallangisang Estate dan Ballombissie Estate, bila anda memasuki perkebunan ini anda dapat melanjutkan perjalanan ke puncak karang puang di Desa Barugae, Kecamatan Bulukumpa sedangkan di Pallangisang Estate anda dapat berkunjung di pabrik pengolahan karet sekaligus Bulupadido. Ada kesan tersendiri jika kita berada di kedua tempat ini.
Tana Beru Pusat Kerajinan Perahu Pinisi terletak di Kelurahan Tana Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Suku Bugis yang merupakan warga setempat merupakan suku yang terkenal karena hebatnya dalam mengarungi lautan ke seluruh Nusantara menggunakan phinisi buatan sendiri. Bahan : pohon welengreng (pohon dewata) yang terkenal sangat kokoh dan tidak mudah rapuh. Skill pembuat perahu hanya berdasarkan pada pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari nenek moyang mereka, tanpa menggunakan gambar atau kepustakaan tertulis. Sejarah membuktikan bahwa Perahu Pinisi Nusantara telah berhasil berlayar ke Vancouver Kanada, Amerika Serikat, pada tahun 1986. Oleh karena kepiawaian para pengrajin tersebut, Kabupaten Bulukumba dijuluki sebagai Butta Panrita Lopi, yaitu bumi atau tanah para ahli pembuat Perahu Pinisi. Pembuatan Perahu Pinisi cukup unik, karena proses pembuatannya memadukan keterampilan teknis dengan kekuatan magis.
Pantai Lemo-Lemo Sekitar 7 km dari lokasi pembuatan Perahu Phinisi di Tanah Beru terdapat lokasi pengembangan pariwisata. Kawasan ini sluas 508 Ha. Saat ini oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba memberikan peluang kepada dunia usaha untuk mengembangkan kawasan ini. Kepada investor yang yang berminat menanamkan modalnya oleh Pemerintah Daerah memberikan kemudahan. Pantai Lemo-Lemo potensial dijadikan tempat wisata kelas menengah ke atas. Berbagai daya tarik wisata dapat dilihat di sini. Selain keindahan pantainya, di tempat ini anda dapat merasakan kesejukan udara hutan lindung dan kicau burung yang merdu serta traksi seperti monyet dan kus-kus melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Bukan hanya itu, pantai ini memiliki terumbu karang yang indah dengan berbagai jenis ikan hias. Di sore hari anda akan melihat panorama senja, di saat matahari akan terbenam. Kombinasi hutan dan pantaimenjadikan kawasan ini potensial untuk dikembangkan
Pemandian Alam Limbua Pemandian Alam Limbua terletak di desa Hila-Hila, 1 km dari Makam Dato Tiro. Pemandian Alam Limbua ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Selain tempatnya yang dikelilingi pohon rindang dan siulan kicauan burung, pemandian ini juga menyatudengan laut. Tempat ini juga memiliki keunikan yaitu airnya tetap tawar meskipun bercampur dengan air laut
Pantai Mandala Ria Pantai mandala ria ini terletak di desa lambanna ara. Sekitar 11 km dari bira. Untuk mencapai tempat ini memerlukan waktu tempuh 15 menit. Dinamakan mandala ria karena ditempat inilah panglima mandala memesan 24 kapal pendarat dalam rangka pembebasan irian jaya dari colonial belanda. Selain pantainya yang berpasir putih, terdapat pula tempat – tempat menarik untuk dikunjungi, gowa passohara yang didalamnya terdapat sumber mata air. Ditempat ini pula banyak wisatawan melewatkan waktunya untuk berenang. Tak jauh dari situs pemakaman. Dalam perjalanan menuju pantai mandala ria, disisi kanan kiri jalan, anda akan melihat rumah-rumah lisplan diukur. Dari pantai mandala ria, anda dapaty melanjutkan perjalanan kemakam dato tiro. Pantai samboang, dan pemerintah Dian Alam hila-hila.
Pantai Samboang Tidak jauh dari Pantai Mandala Ria, kearah utara terdapat obyek wisata pantai samboang. Samboang terletak di Desa Eka Tiro Kecamatan Bonto Tiro. Panorama yang indah dan lekukan bibir pantai yang landai serta terumbu karang yang tak jauh dari pantai menjadikan samboang berbeda dari obyek wisata pantai lainnya. Ditempat ini pula terdapat pulau kecil yang telah dihubungkan dengan titian sepanjang 20 meter. Bagi wisatawan yang gemar memancing ditempat inilah anda dapat menyalurkan hobi. Sekitar 3 km anda dapat mengunjungi permandian Hila-Hila dan Limbua atau berziarah kemakam Datuk Tiro
A. KONDISI EKSISTING a. Aksesibilitas Jarak kampung Suku Kajang dari Kota Bulukumba adalah 56 km. Jarak kampung Suku Kajang dari Kabupaten Bulukumba adalah 40 km. Sedangkan jaraknya dari kota Makassar adalah 206 km
b. Amenitas Secara umum mengenai amenitas dalam DTW ini dapat dikatakatakan rasionya cukup kurang. Mengingat bahwa suku ini sangat aware terhadap segala bentuk modernisasi, maka tidak heranlah bila jarang skali ditemukan fasilitas penunjang kegiatan wisata yang ada disana.
c. Atraksi Atraksi yang ada di daerah Suku Kajang adalah : Orang Kajang di dalam kawasan adat terkenal akan keteguhannya memegang tradisi.yang mana berpatokan dan berpedoman pada pasang yang mereka jadikan nilai nilai kehidupan luhur yang mengajarkan segala kebaikan dan pembalasan setimpal atas sifat-sifat tercela. Hal ini sangat menarik dan memberikan sebuah pencerahan bahwa pada dasarnya semua kepercayaan dan leuhur selalu mengajarkan apa yang baik-baik dan menjauhkan kita dari keburukan
d. Aktivitas Adapun aktivitas yang bisa dilakukan disana adalah: Cocok untuk tipe-tipe wisatawan penjelajah atau explorer yang ingin mencari dan menemukan pengetahuan atau sesuatu yang baru. ia tidak menyatakan diri sebagai wisatawan melainkan sebagaiantropologis (peneliti atau observer). Ia tinggal di daerah tujuan wisata yang berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat setempat. Mudah beradaptasi dengan norma dan kehidupan lokal setempat, termasuk cara menetap, cara makan, dan life style.
e. Akomodasi Di Suku Kajang tidak akomodasi atau rumah warga yang bisa di tinggali untuk sementara. Apalagi bila anda bertekad untuk stay dan mencari penginapan ataupun seperti hotel bintang 3+. Satu-satunya jalan adalah mencapai pusat kota terlebih dahulu. Di sana terdapat penginapan dengan fasilitas yang cukup memadai.
B. ANALISIS SWOT 1. Strenghts Masyarakat Suku Kajang yang masih mempertahankan adat dan kebudayaan dari keturunan Ammatoa Tana Toa itu sendiri. Kebersamaan mereka, dari bahasa, pakaian, kepercayaan, arah rumah ataupun bahan yang digunakannya, serta mata pencahariannya. Kesederhanaan tanpa adanya modernisasi dari masyarakat Kajang Dalam yang dipimpin oleh Ammatoa memberikan daya tarik tersendiri. Terutama kebersamaan mereka dan sikap saling menghargai dan saling menjaga kejujuran yang mereka tanam, memberikan pengajaran yang besar terhadap masyarakat luar yang datang berkunjung.
2. Weaknesses Kurangnya fasilitas umum, seperti MCK di dalam area Kajang. Kurangnya promosi tentang Kajang itu sendiri. Bahasa yang digunakan masyarakat disana serta Ammatoa disana adalah hanya bahasa konjo, selain daripada itu tidak ada bahasa lain walaupun bahasa Indonesia. Sehingga para wisatawan yang datang kesana agak sulit untu menyampaikan apresiasinya mengenai Kajang dan wisatawan yang ingin kesana harus membawa orang yang bisa mengartikan bahasa Konjo ke dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Asing. Keinginan dari masyarakat Kajang yang memang tidak menginginkan adanya modernisasi sehingga pemerintah sedikit sulit untuk mempromosikan Tana Toa Kajang, seperti halnya ketidakinginan Ammatoa untuk adanya pengunjung atau wisatawan yang membawa alat elektronik ke dalam area Kajang terutama di rumah Ammatoa contohnya Handphone dan camera.
3. Opportunities Masyarakat Kajang yang masih sangat mempertahankan adat, suku, dan budaya mereka yang tidak menginginkannya modernisasi masuk kedalam kehidupan mereka, mampu menarik perhatian dan rasa penasaran dari masyarakat domestik maupun mancanegara mengenai adat mereka dan adanya bumbu-bumbu magic yang kuat dari Masyarakat Kajang itu sendiri.
4. Threats Banyak masyarakat Kajang Luar yang sudah mulai terpengaruh dengan budaya-budaya modernisasi, ditakutkan akan memudarkan kekentalan budaya dan kesederahanaan masyarakat Kajang Dalam. Aksesibilitas untuk menuju ke tempat Kajang Dalam utamanya area Ammatoa lumayan susah, dan bisa membahayakan wisatawan yang datang, terlebih lagi ketidakinginan masyarakat Kajang untuk menerima sentuhan modernisasi sehingga samapai sekarang jalan yang dilalui untuk ke tempat Ammatoa masih beralaskan tanah dan Batu-batu kerikit yang tajam-tajam.
C. DESTINATION ATTRIBUTES Culture and history Landscape Entertainment Price Local people attitude Accesibility, icluding and information Close to other destinations Iklim
A. Kesimpulan Kajang merupakan Daya Tarik Wisata yang berada di Kabupaten Bulukumba. Suku Kajang ini terletak di Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang yang berjarak 56 km dari Ibu Kota Bulukumba. Suku Kajang ini terkenal dengan kekentalan budaya dan masyarakatnya yang sangat berpegang teguh pada pesan-pesan leluhurnya yang disebut dengan Passangnga Ri Kajang yang membuat keaslian budaya dan alamnya tetap bertahan. Mereka juga dikenal dengan adat mereka yang tidak menginginkan adanya sentuhan modernisasi, cukup kembali pada alam. Karena mereka menganggap jika adanya modernisasi masuk dalam kehidupan mereka, bisa merusak alam yang dianggap sebagai sumber daya untuk kehidupan mereka.
Masyarakat disana sangat taat pada peraturan-peraturan adat, pola kehidupan merekapun sangat sederhana, dimana semua masyarakat kajang mengenakan pakaian hitam-hitam, rumah-rumah dibangun dengan menggunakan bahan yang sama, arah rumahpun juga sama yakni mengarah ke utara. Itu semua dilakukan dengan maksud agar tidak adanya saling iri sesama masyarakat kajang. Dan jikalau diantara mereka melakukan kesalahan atau melanggar peraturan adat yang sudah ada maka akan dikenakan sanksi yang diputuskan melalui musyawarah adat yang terdiri dari adat Lima Karaeng Tallu. Di sana ada banyak atraksi-atraksi seni yang bisa ditampilkan seperti musik, tari, dan upacara adat yang pastinya memiliki maksud dan tujuan masing-masing. Suku Kajang bisa di kembangkan dengan mempromosikan atraksi-atraksi disana yang unik dan menarik, namun daya tarik yang paling utama dari Suku Kajang ini adalah kekentalan adat, budaya serta kepatuhan masyarakat disana akan aturan adat yang sudah ada dari Ammatoa terdahulu, dan kepercayaan mereka akan agama Islam namun masih mengikuti kepercayaan terdahulu mereka.
B. Saran Sebagai generasi muda pariwisata, kita perlu memperkenalkan budaya Kajang ke Pemerintah. Menyediakan guide resmi dari Dinas yang mampu menguasai Bahasa Konjo, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing sehingga memudahkan wisatawan domestik ataupun wisatawan mancanegara bisa bercakap-cakap serta bertukar fikiran dengan Ammatoa dan masyarakat Kajang yang lainnya. Meningkatkan promosi mengenai Kajang di berbagai media, baik media cetak, internet (jejaring sosial) ataupun media elektronik (tv). Menyediakan WC atau toilet Umum di kawasan Kajang Dalam, agar tidak mempersulit pengunjung untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Jalanan dari pintu gerbang menuju DAYA TARIK WISATA diperbaiki, supaya tidak mempersulit pengunjung untuk menuju ke DAYA TARIK WISATA. Membangun usaha pariwisata disekitar DAYA TARIK WISATA , terutama di Kajang Luar sebagaimana kita ingat Kajang Luar sudah menerima sentuhan-sentuhan modernisasi. Sehingga kebutuhan wisatawan bisa terpenuhi, seperti akomodasi atau tempat makan.
THANK YOUUU