Penyusunan SAP DAN MEDIA PEMBELAJARAN Oleh: Mochamad Dimyati
Perubahan Perilaku melingkupi aspek: Kognitif/Intelektual Prinsip Tujuan Pendidikan (baik formal, non formal maupun informal) adalah adanya Perubahan Perilaku Perubahan Perilaku melingkupi aspek: Kognitif/Intelektual Afektif/Moral Psikomotorik/sosial/ketrampilan
Bagaimana dengan perubahan perilaku berikut, apakah termasuk dalam proses belajar? A sblmnya adalah sosok pendiam, tdk banyak bicara.Stlh beberapa jam kumpul dengan teman-temannya dia menjadi banyak bicara dan tertawa terbahak-bahak,ternyata dia habis berpesta Miras. B sbnrnya anak ceria dan periang. Beberapa hari ini dia menjadi pendiam, sensitif dan mudah uring-uringan, ternyata dia sngt pusing karena sakit giginya mengganggu, seminggu tdk sembuh-sembuh
Setahun kemarin, si C tampak sbg ank yg cuek,mdh bergaul dg siapa saja baik laki maupun perempuan, suaranya lantang shg banyak bicara. Sekarang dia menjadi pemalu, apalagi dengan lawan jenis, tdk banyak bicara, membatasi bergaul, krn suaranya jadi berat, banyak perubahan dlm tubuhnya, penampilannya jadi dewasa.
Prinsip perubahan perilaku sebagai proses belajar: Sbg akibat interaksinya dengan lingkungan baik bersifat positif maupun negatif. Bukan karena proses pertumbuhan organ fisik, kelelahan, atau sakit. Bukan karena pengaruh zat-zat kimia atau adiktif lain. Perubahan tersebut bersifat relatif lama dan permanen/menetap, tdk sesaat saja.
Apakah proses belajar selalu membutuhkan tenaga pengajar? Proses belajar dlm lembaga pendidikan formal dan non formal hal ini bisa dibenarkan karena ada tujuan pembelajaran dan atau kurikulum. Alat untuk mencapai tujuan pengajaran dan melaksanakan kurikulum dinamakan komponen pembelajaran.Inilah yg mjd wlyh kerja pengajar. Komponen Pembelajaran: SAP, standart kompetensi, bahan ajar, metodologi pengajaran dan evaluasi.
Pengertian Satuan Acara Pembelajaran Pendidikan tidak pernah diselenggarakan dalam keadaan hampa, dalam arti bahwa pengaruh lingkungan dimana usaha pendidikan diselenggarakan turut menentukan segala sesuatu dalam pendikan tersebut. Pendidikan berorientasi ke depan, karena pendidikan pada dasarnya adalah proses dimana peserta didik dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan di kemudian hari dalam peranan yang lebih bertanggung jawab. Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari hasrat, arah perkembangan dan nilai hidup masyarakat. Pendidikan sebagai suatu proses yang sadar tujuan, menyangkut keadaan awal dan akhir dapat juga dilihat sebagai suatu proses transisi.
Dengan demikian, maka keberhasilan dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu ketetapan dan ketepatan dalam menentukan perangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang akan digunakan untuk mengajar sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Manfaat Preventif Mencegah Instruktur dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang telah ditentukan dalam kurikulum. Korektif Satuan Acara Pembelajaran berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus ditaati dan sebagai pedoman dalam melaksanakan pendidikan. Konstruktif Satuan Acara Perkuliahan memberikan arah secara rinci bagi pelaksanaan dan pengembangan pendidikan yang mengacu pada kurikulum.
Langkah-langkah Mempelajari kurikulum yang meliputi : Mata diklat yang diajarkan. Nomor kode mata diklat Bobot mata diklat untuk dijabarkan dalam pembelajaran. Tujuan kurikuler, untuk dijabarkan menjadi Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan dijabarkan lagi menjadi Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Deskripsi mata kuliah, untuk dijabarkan menjadi Pokok-Pokok Bahasan. Buku sumber yang menunjang Pokok-Pokok Bahasan.
Mempelajari kurikulum yang meliputi : Mata diklat yang diajarkan. Nomor kode mata diklat Bobot mata diklat untuk dijabarkan dalam pembelajaran. Tujuan kurikuler, untuk dijabarkan menjadi Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan dijabarkan lagi menjadi Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Deskripsi mata kuliah, untuk dijabarkan menjadi Pokok-Pokok Bahasan. Buku sumber yang menunjang Pokok-Pokok Bahasan.
Peyusunan Satuan Acara Pembelajaran dengan mengisi Format Mata Kuliah yang diajarkan, setelah melihat dan mempelajarinya Kode mata diklat sesuai pada kurikulum. Bobot mata diklat sesuai pada kurikulum, yang menjadi acuan pembagi dalam jam. Deskripsi mata diklat sesuai pada kurikulum, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam Pokok-Pokok Bahasan.
Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.
Komponen Pembelajaran Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Posisi Media Pembelajaran Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Ada tiga kelompok Fasilitator/Pengajar dalam menyikapi hal ini, yaitu tidak peduli, menunggu petunjuk, atau cepat menyesuaikan diri.
Kelompok pertama yaitu mereka yang tidak peduli Seorang Pengajar yang mempunyai rasa percaya diri berlebihan (over confidence) barangkali akan berpegang kepada anggapan bahwa sampai kapanpun posisi Pengajar tidak akan tergantikan. Dalam setiap proses pembelajaran tetap diperlukan sentuhan manusiawi. Teknologi tidak bisa menggantikan manusia. Bagaimanapun teknologi berkembang, Pengajar tetap berperan menyampaikan pesan, harus digugu dan ditiru.
Media memang tidak dapat menggantikan Pengajar, namun sikap tidak peduli terhadap perkembangan, bukanlah sikap yang tepat karena keduanya saling menunjang dan melengkapi. Lingkungan kita terus berkembang, tuntutan masyarakat terhadap kualitas Pengajar semakin meningkat, persaingan kompetensi pengajar semakin ketat.
Kelompok kedua adalah yang menunggu petunjuk Kelompok inilah yang paling banyak ditemukan. Salah satu akibat kebijakan selama ini, di mana Pengajar dalam system pendidikan nasional hanya dianggap sebagai “tukang” melaksanakan kurikulum yang demikian rinci dan kaku. Kurikulum yang sangat lengkap dengan berbagai petunjuk pelaksanaannya, sehingga Pengajar tinggal melaksanakan, tanpa boleh menyimpang dari pedoman baku.
Sejalan dengan perubahan kurikulum dan otonomi pendidikan, bukan lagi masanya bagi Pengajar untuk selalu menunggu petunjuk, tetapi memberikan inovasi model pembelajaran selama materi dan pokok bahasan adalah ilmiah dan tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Pengajar adalah tenaga profesional, bukan “tukang” pelaksana kurikulum. Dia adalah peran yang “dinilai” mempunyai kompetensi untuk mengembangkan proses belajar mengajar, bukan robot dan mesin fotocopy.
Oleh karena itu, sikap yang tepat untuk kita sebagai calon pengajar adalah cepat menyesuaikan diri.
Tugas Susunlah SAP untuk memberikan materi tentang Aktualisasi Diri, untuk peserta diklat BK, yang berasal dari Sekolah Kesehatan, sebanyak 15 orang peserta, bertempat di Grand Jaya Raya. Buatlah media sederhananya dengan menggunakan sarana yang ada di sekitar