Perencanaan Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2002 (Pt T B)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DRAINASE JALAN RAYA.
Advertisements

PONDASI 1.
KONSTRUKSI BERTAHAP METODA BINA MARGA.
Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
PENDAHULUAN Awal Baja Merupakan besi cetak ( cast Iron ) dan besi tempa di temukan di Cina abad ke IV Sebelum Masehi Baja pertama di Amerika dibuat thn.
Ekspresi Kinerja Lalu-Lintas
. KELOMPOK STRUKTUR JALAN LENTUR
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya
BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN
Analisis Data Hujan HIDROLOGI TL-2204.
Metoda Bina Marga (Ausroad) SNI Pd T
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS
Bab 9: Elastisitas dan Patahan
Tegangan Muka Contoh aplikasi.
Perancangan Perkerasan
PERENCANAAN TEBAL KONSTRUKSI JALAN
Perencanaan perkerasan struktur lapangan terbang
Beton Baja Tulangan Non-Prategang
DESAIN LAPISAN TAMBAHAN (OVER LAY)
Aspal Beton Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat degan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur,
Metoda Bina Marga (Ausroad) SNI Pd T
Pertemuan 10 Drainase Jalan Raya
JENIS-JENIS KERUSAKAN PERMUKAAN JALAN
REKAYASA JALAN RAYA I Sartika Nisumanti, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK
Rancangan Beton Normal Metode ACI
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN
REKAYASA JALAN RAYA I Dosen: Sartika Nisumanti, ST.,MT PERKERASAN KAKU.
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
ASPEK HIDROLOGI Kuliah ke-2 Drainase.
PERANCANGAN PERKERASAN
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
Nur Achmad Husin Mix Disain.
Analisis Reliabilitas Pertemuan ke-7/14
UTILITY DESIGN FOR RELIABILITY OPTIMALISASI DENGAN ALAT SIX SIGMA
CALIFORNIA BEARING RATIO
PAPARAN DIREKTUR BINA TEKNIK
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
Parameter perencanaan
Perencanaan Tebal Konstruksi Jalan
REKAYASA PONDASI I PERTEMUAN 2 KONSEP TEGANGAN TANAH LATERAL Oleh :
ANALISIS GEMPA DENGAN SAP
BAHAN UTS & SOAL LATIHAN.
ASPEK HIDROLOGI Kuliah ke-2 Drainase.
Perencanaan Metoda CBR
JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN JALAN
FIRMANSYAH, ST, M.S 1 Pendahuluan REKAYASA BAHAN PERKERASAN.
PENURUNAN PONDASI DANGKAL
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DI INDONESIA
DIKERJAKAN OLEH ANDRI CHRISTIAN D FADHIL ISNAN S D
Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur
PERENCANAAN BANDAR UDARA DESAIN PERKERASAN PADA BANDAR UDARA
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
Kelompok 11: Dwi luthfiah Siti Sofiatul H Faris Aldy.
UJIAN AKHIR DISERTASI PENGARUH PENGGUNAAN SERAT IJUK PADA CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN METODE KEPADATAN MUTLAK TERHADAP PENINGKATAN TEGANGAN TARIK ANDI.
Parameter perencanaan
DRAINASE JALAN RAYA.
SEMINAR TUGAS AKHIR “ANALISIS PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) JALAN INSPEKSI (CHECK ROAD) PERIMETER SELATAN DI BANDARA SOEKARNO-HATTA, TANGERANG.
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya Perencanaan geometrik merupakan bagian dari suatu perencanaan konstruksi jalan, yang meliputi rancangan.
PERKERASAN LENTUR JALAN (ROAD FLEKSIBEL PAVEMENT)
 Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah memikul tekanan atau melawan penurunan akibat pembebanan,yaitu tahanan geser yang disebarkan oleh tanah disepanjang.
TEORI SISTEM LAPIS BANYAK Tegangan, Regangan & Defleksi
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
Perencanaan Perkerasan Jalan Pertemuan 2
Menghitung Tebal Lapis Perkerasan Lentur
Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Lentur
Contoh Perhitungan Desain Perkerasan Makasar, April 2014.
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Transcript presentasi:

Perencanaan Perkerasan Lentur Metode Bina Marga 2002 (Pt T- 01-2002-B) (Modifikasi AASHTO 1993)

Kriteria Perencanaan Beban Lalu lintas Klasifikasi Jalan Realibilitas Kekuatan bahan Daya Dukung Tanah Faktor Lingkungan

Rumus Dasar Rumus AASHTO Rumus Modifikasi Bina Marga 2002 W18 = Perkiraan kumulatif beban sumbu standar ekivalen ZR = Deviasi Normal Standar So = Gabungan kesalahan standar dari prediksi lalu lintas dan prediksi kinerja SN = Structural Number = 2,54 x ITP ∆PSI = Perbedaan Indeks Permukaan Awal dan Akhir MR = Modulus Resilient

Analilis Beban Lalu Lintas  

Lalu Lintas Pada Lajur Rencana

Faktor Distribusi Arah

Lalu-lintas kumulatif

Realibilitas Reliabilitas kinerja-perencanan dikontrol dengan faktor reliabilitas (FR) yang dikalikan dengan perkiraan lalu-lintas (w18 ) selama umur rencana untuk memperoleh prediksi kinerja (W18). Untuk tingkat reliabilitas (R) yang diberikan, reliability factor merupakan fungsi dari deviasi standar keseluruhan (overall standard deviation,S0) yang memperhitungkan kemungkinan variasi perkiraan lalu-lintas dan perkiraan kinerja untuk W18 yang diberikan. Dalam persamaan desain perkerasan lentur, level of reliabity (R) diakomodasi dengan parameter penyimpangan normal standar (standard normal deviate, ZR). Penerapan konsep reliability harus memperhatikan langkah-langkah berikut ini : (1) Definisikan klasifikasi fungsional jalan dan tentukan apakah merupakan jalan perkotaan atau jalan antar kota (2) Pilih tingkat reliabilitas dari rentang yang diberikan pada Tabel (3) Deviasi standar (S0) harus dipilih yang mewakili kondisi setempat. Rentang nilai (S0) adalah 0,40 – 0,50

Rekomendasi tingkat reliabilitas untuk bermacam-macam klasifikasi jalan

Indeks Permukaan (IP) Indeks permukaan ini menyatakan nilai ketidakrataan dan kekuatan perkerasan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat. Adapun beberapa ini IP beserta artinya adalah seperti yang tersebut di bawah ini : IP = 2,5 : menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik. IP = 2,0 : menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap. IP = 1,5 : menyatakan tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus). IP = 1,0 : Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga sangat mengganggu lalu-lintas kendaraan

Penentuan Nilai Indeks Perkerasan IPt (Bina Marga 1989)

Kekuatan Bahan Kekuatan bahan dinyatakan dalam Modulus Resilien (MR) Modulus Resilien adalah perbandingan tegangan dan regangan pada penerapan bebancepat dana berulang

Modulus Resilien Tanah Dasar Pendekatan Berdasarkan Penelitian Heukelom dan Klomp, (1962) MR = 1500 x CBR (psi) Rumus tersebut tidak berlaku untuk agregat halus dengan nilai CBR soaked kurang dari 10% Untuk agregat halus dengan CBR kurang dari 10% dapat menggunakan persamaan MR = 2555 x CBR 0.64 AASHTO 1993 juga mengusulkan persamaan Medulus Resilien agregat hakus berkaitan dengan R-values MR = 1000 + (555 x R-value) Nilai R-value (Resisten value / Nilai ketahanan Material) maksimum 20

Kekuatan Relatif Bahan Beton Aspal (a1) Nilai kekuatan relatif bahan beton aspal (a1) dapat didekati dengan grafik hubungan antara modulus elastisitas beton aspal pada suhu 680F (200C)dengan nilai coefisien kekuatan bahan

Kekuatan bahan lapis pondasi berbutir (granular) (a2) Koefisien Kekuatan Relatif lapis pondasi berbutir (a2) dapat diperkirakan dengan menggunakan Grafik atau dihitung dengan menggunakan hubungan berikut : a2 = 0.249 (log10 EBS)-0.977

Kekuatan relatif bahan lapis pondasi berpengikat

Kekuatan bahan lapis pondasi bawah berbutir (granular) (a3) Koefisien Kekuatan Relatif lapis pondasi bawah berbutir (a3) dapat diperkirakan dengan menggunakan Grafik atau dihitung dengan menggunakan hubungan berikut : a3 = 0.227 (log10 Esb) – 0.839

Penentuan tebal lapisan perkerasan Tebal masing masing lapisan ditentukan dengan persamaan : SN = a1.D1 + a2.D2.m2 + a3.D3.m3 Tebal minimum lapisan permukaan dan lapis pondasi

Faktor Drainase