Environment and development Alvian nurhadi ` (11/315788/EK/18566) Bram Brahmanto (11/315757/EK/18547) Hanggawe Sadoyo (11/315673/EK/18748) Sri Wildanun Kusuma (11/315707/EK/18504)
Alvian nurhadi 11/315788/EK/18566
Economics and Environment Aktivitas perekonomian lebih dari setengah populasi di dunia secara langsung bergantung pada lingkungan hidup melalui pertanian, sebagaimana juga peternakan dan kehutanan. Kualitas lingkungan hidup mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pembangunan ekonomi.
Economics and Environment Kebutuhan orang akan mengkonsumsi yang terus meningkat mungkin memiliki dampak global terhadap lingkungan Ada kekhawatiran yang meningkat bahwa perusakan hutan yang tersisa di dunia akan berkontribusi besar pada terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global melalui efek rumah kaca
Delapan permasalahan dasar Pembangunan yang berkelanjutan “Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, generasi masa depan” Populasi, sumber daya dan lingkungan Kemiskinan dan lingkungannya “Orang miskin lebih banyak menderita daripada orang kaya” Pertumbuhan Ekonomi vs Lingkungan hidup
Delapan permasalahan dasar Pembangunan pedesaan Pembangunan perkotaan Lingkungan global dan perekonomian “Beberapa trade-off dibutuhkan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan” Sifat dan laju gas rumah kaca-penyebab perubahan iklim
Mata pencaharian berbasis sumber daya alam sebagai jalan keluar dari kemiskinan Pendapatan yang didapat dari lingkungan, bersama dengan kegiatan mencari makan dan kegiatan lainnya, sangat penting untuk sebagian besar orang miskin dan dengan dikontrol oleh kondisi kebijakan yang tepat dapat menawarkan jalan keluar dari kemiskinan. “Pro-poor governance”
Degradasi lingkungan: Gambaran umum Tantangan lingkungan hidup di negara sedang berkembang disebabkan oleh kemiskinan termasuk bahaya kesehatan akibat dari kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi, polusi udara dari kompor-kompor tradisional, dan penggundulan hutan dan degradasi tanah yang parah Berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit menular
Sri Wildanun Kusuma 11/315707/EK/18504
Pembangunan Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup Afrika Tinggal di wilayah yang kering Menebang pohon untuk memenuhi kebutuhan Kualitas tanah merosot dengan cepat Erosi risiko desertifikasi (berubahnya lahan subur menjadi padang pasir) Kemerosotan output
Amerika Latin Program resettlement untuk mengurangi kepadatan penduduk Hutannya terlalu lebat sehingga harus ditebangi dan dibakar Rain forest relatif tidak subur jika ditebangi Pendapatan tetap rendah dan tidak stabil Produktivitas meningkat sedikit, bahkan stagnasi
Akibat Negatif dari KerusakanLingkungan Hidup Erosi tanah (soil erotion). karena terkikis jadi mengurangi produksi pangan Penggundulan Hutan (deforestation). menurunkan kadar kesuburan tanah menimbulkan kelangkaan bahan bakar kayu
Sumber Daya Milik Pribadi Grafik di bawah mendemonstrasikan bagaimana pasar dapat menentukan tingkat konsumsi sumber daya alam yang paling optimal dengan melibatkan upaya maksimalisasi total keuntungan netto bagi masyarakat dari suatu sumber daya, yang merupakan selisih antara total keuntungan yang akan dihasilkan oleh sumber daya tersebut dan total biaya yang harus ditanggung produsen untuk menyediakannya.
Efisiensi Statis dalam Alokasi Sumber Daya Price Supply Consumer Surplus Marginal Cost P Producer Surplus or Scarcity Rent Demand Quantity Q
Alokasi Sumber Daya yang Optimal dari Waktu ke Waktu Price By reducing consumption from 75 to 50, price goes up to PS and producer surplus increases by PSPab a Ps P MC b Demand 50 75 Quantity
Property Rights yang sempurna ditandai oleh : Universalitas : semua sumber daya yang ada dalam perekonmian dimiliki oleh perseorangan. Eksklusivitas : setiap orang yang bukan pemilik tidak akan diperkenankan memanfaatkan suatu sumber daya begitu saja. Transferabilitas : pihak pemilik sumber daya bisa saja menjual sumber daya miliknya apabila ia memang menghendakinya. Enforsabilitas : pengaturan distribusi pasar atau segenap manfaat dari sumber daya tersebut harus ditegakkan secara hukum.
Sumber Daya Milik Umum Sumber daya milik umum? sumber daya langka yang dimiliki oleh masyarakat secara keseluruhan sehingga bisa dimanfaatkan oleh siapa saja. tidak ada laba potensial ataupun rente kelangkaan yang bisa dipungut (teori neoklasik) akan tercipta inefisiensi.
Sumber Daya Milik Umum dan Misalokasi Return to labor Initial employment is L*, where MPL = W and PS = AP*CDW. As more workers use the land, MPL < W and PS declines. At LC, MPL is very small, AP = W, and PS = 0 C AP* D E Wage W Marginal Product of Labor Average Product of Labor L* Lc No. of Workers
Barang Publik dan Penyakit Publik: Degradasi Lingkungan Hidup Regional dan Masalah Free Rider Suatu ekternalitas tercipta apabila perilaku konsumsi atau produksi seseorang mempengaruhi kepentingan orang lain tanpa imbalan atau konpensasi sedikit pun. Model kepemilikan umum eksternalitas yang bersumber dari penurunan produk rata-rata dapat dengan mudah diinternalisasikan melalui pemberlakuan pasar-pasar kepemilikan sempurna, yang dilaksanakan melaluli swastanisasi barang-barang milik umum.
Con’t Barang Publik segala sesuatu yang dapat memberikan keuntungan bagi tiap orang. kepuasan masing-masing orang tidak berkurang walaupun barang publik tersebut digunakan secara bersama-sama. Contoh: Udara Penyakit Publik Setiap produk atau kondisi yang menurunkan kesejahteraan masyarakat secara terus menerus. contoh: Pencemaran udara dan air
Con’t Free-rider adalah sejumlah individu yang menikmati segala manfaat yang tersedia tapi tidak memberikan kontribusi biaya yang memadai untuk menanggung biaya pengadaan sumber daya yang membuahkan manfaat tersebut.
Con’t
Kelemahan-kelemahan Kerangka Analisis Barang Publik Masalah utama mekanisme penentuan harga barang publik tingkat harga yang sesuai terhadap masing-masing masyarakat Solusi menentukan besarnya pungutan GAGAL
Hanggawe sadoyo 11/315673/EK/18748
Pembangunan Perkotaan dan Lingkungan Hidup Ekologi Kota
Kota Jakarta
Ekologi Pemukiman Kumuh di Perkotaan
Con’t
Ekologi Pemukiman Kumuh di Perkotaan Pusat-pusat kota di berbagai negara sedang berkembang akan menyerap lebih dari 80 persen lonjakan penduduk dunia. Kondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, yang diperparah oleh lonjakan penduduk dan emisi industri, telah dan akan melipatgandakan ancaman kesehatan. faktor penyebab : - urbanisasi dan pertumbuhan insdustri - keterbatasan pengelolaan kawasan-kawasan pemukiman didaerah perkotaan itu sendiri
Industrialisasi dan Pencemaran Udara di Daerah-Daerah Perkotaan Efek “Kurva lingkungan Kuznet” menggambarkan bahwa pencemaran di daerah perkotaan pada awalnya akan terus meningkat seiring dengan kenaikan tingkat pendapatan nasional lalu kemudian menurun. World Development Report (1992) tingkat pencemaran di seperempat bagian kota terburuk di negara maju masih lebih baik daripada kondisi di seperempat bagian terbaik di kota-kota pada negara dunia ketiga. Teknologi - teknologi bersih (clean technologies)
Sumber utama pencemaran udara: - penggunaan energi secara berlebihan - emisi kendaraan - pencemaran limbah produksi industri Eksternalitas yang menanggung biaya kerusakan lingkungan hidup justru mereka yang tidak terlibat atas tersebarnya polutan. Harga – harga yang dibayarkan untuk konsumsi barang lebih kecil dari biaya sosial yang ditimbulkan dari konsumsi barang tersebut.
Eksternalitas Polusi: Biaya Individual versus Biaya Sosial dan Peranan Perpajakan Price MCS MCP a Supply P* $2 PM b PC c Demand Quantity Q* QM
Sejumlah studi kasus menunjukkan bahwa polusi industri di banyak negara berkembang telah sampai pada taraf yang membahayakan: bangkok: keterbelakangan mental anak-anak. IQ anak berusia 7 tahun tidak berkembang normal Mexico City: 70% anak-anak mengidap tekanan darah tinggi Kota industri Cubatao di Brasil: 10.000 dari 80.000 penduduknya mengidap paru-paru kronis
Masalah-Masalah Pemukiman serta Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Penduduk paling miskin di perkotaan memiliki kesamaan dengan penduduk miskin di pedesaan dalam hal lingkungan yang buruk (polusi dan tidak ada sanitasi). Diperparah juga dengan banyaknya jumlah keluarga. Fakta yang terjadi adalah tingkat kematian di pemukiman kumuh di kota terkadang lebih tinggi daripada di daerah pedesaan, walaupun secara umum warga desa jarang mendapat pelayanan kesehatan.
Hambatan terbesar: biaya kesehatan dan aneka biaya ekonomi yang sangat besar Hal ini bisa menyurutkan upaya pembangunan ekonomi dan perbaikan standar hidup masyarakat. Penundaan investasi dalam pengadaan berbagai macam fasilitas infrastruktur untuk menyediakan air bersih dan kecukupan sanitasi pada akhirnya akan menimbulkan biaya-biaya yang lebih besar lagi di masa mendatang. Pendapatan devisa terganggu akibat terkontaminasinya sumber air bersih karena negara maju tidak akan mengimpor produk pertanian yang sudah terkontaminasi oleh air tersebut.
Perlunya Reformasi Kebijakan Sedikit sekali anggaran dana yang tersedia bagi penyediaan berbagai bentuk pelayanan sosial yang benar-benar mengakar pada kepentingan masyarakat luas. Hanya sekitar 0.5% dari total GDP negara-negara berkembang dihabiskan untuk membiayai penyediaan sanitasi dan air bersih. Masalah yang terjadi adalah kebijakan yang dibuat pemerintah tidak tepat sasaran. Yang menikmati dampak kebijakan tersebut adalah masyarakat berpenghasilan tinggi bukan masyarakat miskin.
Yang perlu dilakukan yaitu: kebijakan penetapan harga yang lebih baik Peningktan efisiensi untuk memperbaiki alokasi dana dan menghemat devisa Penyusunan rencana kebijakan lingkungan yang lebih matang
Bram Brahmanto 11/315757/EK/18547
Lingkungan Hidup Global : Kerusakan Hutan Hujan dan Efek Rumah Kaca Banyak aspek-aspek ekosistem yang telah rusak sehingga kemampuannya untuk regenerasi terbatas Biaya-biaya potensial muncul akibat terjadinya penipisan lapisan ozon dan pemanasan global Proses penggundulan hutan bertanggungjawab atas 25 persen dari total kenaikan emisi CO2 dunia
Lingkungan Hidup Global : Kerusakan Hutan Hujan dan Efek Rumah Kaca Penipisan Lapisan Ozon ( Ozon Depletion) Pemanasan Global ( Global Warming ) Barang Publik Global ( Global Public Goods ) Efek Rumah Kaca ( Greenhouse gases ) Biaya Opportunitas Pelestarian Hutan
Apa Yang Bisa Dilakukan Negara Berkembang? Penentuan harga sumber daya secara memadai Partisipasi masyarakat Pengaturan Hak milik dan kepemilikan yang lebih jelas Peningkatan alternatif ekonomi bagi penduduk miskin Peningkatan status ekonomi kaum wanita Pengendalian emisi industri
Apa Yang Bisa Dilakukan Negara Maju Untuk Membantu Negara Berkembang? Liberalisasi Perdagangan Pemberian Keringanan Utang Bantuan Finansial dan Teknologi
Apa Yang Bisa Dilakukan Negara Maju Untuk Menyelamatkan Lingkungan Hidup Global? Mengurangi Emisi dan Penyebaran Polutan Berbahaya (empat gas rumah kaca : karbon dioksida, metan, asam nitrat, sulfur heksafluorida dan dua kelompok gas : hidrofluorokarbon, perfluorocarbons) Penelitian dan Pengembangan Teknologi ( R & D ) Menurunkan Pola dan Tingkat Permintaan Yang Merusak Lingkungan
STUDI KASUS : Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan yang berkelanjutan dari FILIPINA
OVERVIEW Salah satu negara maritim terbesar didunia Luas : 500.000 kilometer persegi Populasi 86.241.697 jiwa Salah satu dari 17 negara “megadiverse” Salah satu negara dengan ekosistem laut terbaik Peringkat 12 dari 80 negara utama penghasil ikan didunia
Ekosistem Hutan dan Dataran Tinggi 30% dari total populasi bergantung pada sumber daya hutan dan dataran tinggi untuk kelangsungan hidup Hanya 3% hutan yang masih alami 5,7 juta hektar [19%] dari total area tanah nasional sebesar 30 juta hektar Tingkat deforestasi rata-rata pertahun 2%
Ekosistem Pertanian dan Dataran Rendah Dari 30 juta hektar total area tanah nasional, 10,3 juta hektar adalah lahan pertanian. 45%: dataran rendah; 55%: dataran tinggi Pergerakan industrialisasi yang cepat memaksa masyarakat membuka hutan untuk lahan pertanian Penggunaan pestisida,pupuk dan bahan kimia lain menjadi polutan utama dan menyebabkan polusi tanah dan air 74 hingga 81 juta ton tanah terkikis tiap tahun, 63% sampai 77% area tanah terpengaruh oleh erosi tanah
Ekosistem Pantai dan Laut Tahun 1918, hutan bakau meliputi area seluas 500.000 hektar. Tahun 1998, hutan bakau yang tersisa seluas 112.400 hektar. Destruksi dilakukan kepada hutan bakau, terumbu karang, rumput laut. Deforestasi didaerah pantai untuk pengembangan pariwisata Dari 742 lokasi terumbu karang hanya 39 lokasi dalam kondisi baik, sedangkan 226 lokasi dalam kondisi sangat rusak
Ekosistem Air Tawar Dari 421 sungai, 50 mati secara biologis Proses industrialisasi yang terlalu cepat menyebabkan polusi Laguna de Bay sebagai danau terbesar dan juga penyumbang polusi terbesar di filipina Pembuangan limbah pabrik
Agenda 21 Setelah KTT Bumi (Earth Summit) tahun 1992 di Rio de Janeiro, terbentuklah Agenda 21. Agenda 21 adalah program yang mengikat untuk seluruh anggota KTT Bumi yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di abad 21. Agenda 21 merupakan bagian dari UNCED (United Nations Conference on Environment and Development) yang dicanangkan dan ditujukan kepada PBB,organisasi multilateral dan negara- negara didunia.
PA 21 PA 21 merupakan singkatan dari Philippines Agenda 21. Agenda yang dibuat Filipina untuk menghadapi abad 21 Terdapat korelasi antara konsekuensi pembangunan dan lingkungan. Akibat industrialisasi,urbanisasi,pertumbuhan ekonomi dan pembangunan mengakibatkan masalah polusi air dan udara; kelangkaan dan kepunahan spesies flora dan fauna serta ketidakseimbangan keanekaragaman hayati PA 21 merupakan jalan pintas untuk menyelaraskan pembangunan dengan kelestarian lingkungan secara berkelanjutan PA 21 menjalankan program dimana pembangunan negara secara berkelanjutan berjalan lancar tanpa harus menghancurkan lingkungan yang ada
PROGRESS Integrasi prinsip-prinsip PA 21 ke dalam rencana,program dan anggaran nasional,regional serta lokal Pembentukan Philippine Inter-Agency Committee on Climate Change Perluasan keanggotaan Technical Committee on Land Use Pemberlakuan Master Plan untuk Departemen Kehutanan Implementasi Key Production Area dan Integrated Pest Pembentukan National Biodiversity Strategy Action Plan dan National Integrated Protected Areas System Implementasi Coastal Environment Program Pengadopsian Clean Air Act,Solid Waste Management Act dan Water Quality Management
Terima Kasih