KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT Syafriani, SKM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT
A. Pendahuluan Jumlah remaja yang tidak sedikit itu merupakan potensi yang sangat berarti dalam melanjuSeperti yang tercantum dalam garis- garis besar pembangunan Indonesia bahwa pembinaan anak dan rtemaja dilakukan melalui peningkatan mutu gizi, pembinaan perilaku kehidupan beragama dan budi pekerti luhur, penumbuhan minat belajar, peningkatan daya cipta dan daya nalar serta kreativitas, penumbuhan kesadaran hidup sehat, serta penumbuhan idealism dan patriotismetkan pembangunan di Indonesia.
Sebetulnya jika upaya yang dilakukan itu seimbang dan proporsional tentu tudak akan menimbulkan masalah yang cukup berarati. Akan tetapi adanya ketidakseimbangan upaya pembangunan yang dilakukan terutama terhadap remaja, akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri.
B. Remaja dan Permasalahannya Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umumnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri.
perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologis. 1. Aspek Perubahan pada Remaja a. Perubahan Fisik (Pubertas) Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya disebut pubertas.
Dengan adanya perubahan itu terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja atau biasa disebut 'pertumbuhan' dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal.
b. Perubahan Psikologis Masa remaja merupakan masa di mana banyak terjadi perubahan fisik sebagai akibat mulai berfungsinya kelenjar endokrin yang menghasilkan berbagai hormon yang akan mempengaruhi pertumbuhan secara keseluruhan dan pertumbuhan organ seks pada khususnya. Masa remaja sering disebut juga sebagai masa pancaroba, masa krisis, dan masa pencarian identitas.
Secara garis besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan kehidupan remaja: Tekanan dari dalam (internal pressure) merupakan tekanan psikologis dan Emosional. Sedangkan teman sebaya, orang tua, guru, dan masyarakat merupakan sumber dari luar (external pressure)
C. Perilaku Seksual Remaja dan Kesehatan Reproduksi Perilaku seksual remaja adalah tindakan yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya maupun dan luar dirinya. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan status kesehatan reproduksi seseorang, yaitu:
Faktor sosial-ekonomi, dan deinografi Faktor sosial-ekonomi, dan deinografi. Faktor ini berhubungan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil. 2. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rezeki, dan informasi yang membingungkan anak dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi.
3. Faktor psikologis: Keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharganya wanita di mata pria yang membeli kebebasan dengan materi.
4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya.
D. Risiko Perilaku Seksual Berisiko Remaja Saat Ini 1. Hamil yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) Menurut Khisbiyah (1995) secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi pangambilan keputusan itu, yakni faktor in ternal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi, intensitas hubungan dan komit-men pasangan remaja untuk menjalin hubungan jangka panjang dalam perkawinan, sikap dan persepsi terhadap janin yang dikandung, serta persepsi subjektif mengenai kesiapan psikologis dan ekonomi untuk memasuki kehidupan perkawinan. b. Faktor eksternal meliputi sikap dan penerimaan orang tua kedua belah pihak, penilaian masyarakat, nilai-nilai normatif dan etis dari lembaga keagamaan, dan kemungkinan-kemungkinan perubahan hidup di masa depan yang mengikuti pelaksanaan keputusan yang akan dipilih.
2. Penyakit Menular Seksual (PMS) - HIV/AIDS Dampak lain dari perilaku seksual remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah tertular PMS termasuk HIV/AIDS. Sering kali remaja melakukan hubungan seks yang tidak aman.
3. Psikologis Dampak lain dari perilaku seksual remaja yang sangat berhubungan dengan kesehatan reproduksi adalah konsekuensi psikologis. Setelah kehamilan terjadi, pihak perempuan - atau tepatnya korban - utama dalam masalah ini. Kodrat untuk hamil dan melahirkan menempatkan remaja perempuan dalam posisi terpojok yang sangat dilematis.
TERIMA KASIH..