Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pelayanan yang ditawarkan oleh pekerja sosial dengan individu dan keluarga sifatnya real, nonreal atau kombinasi dari keduanya Bentuk pelayanan pekerjaan.
Advertisements

Peran dan Tanggung Jawab Perawat CAPD
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
DALAM KEPERAWATAN JIWA
PERSEPSI DAN PERILAKU SAKIT
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
Kewajiban Rumah Sakit 11. Rumah sakit wajib melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukum bilamana dalam melaksanakan tugas dokter tersebut.
MENTORSHIP STUDY DAY Oleh Ambarukmi Team CI.
Case Work.
KIP/K (Komunikasi Interpersonal atau Konseling)
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Bandar Lampung, 28 Agustus 2016
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
INEL MASRAYANTI IB PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip.
PEMBELAJARAN TIM ( TIM Learning) kuliah minggu 6
Reaksi Perilaku Sakit (Kusmiyati, 1990)
PEMECAHAN MASALAH SISWA
TEKNIK KONSELING PENYAKIT HEPATITIS B DAN C
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM
SELAMAT DATANG DI KELAS PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
TAHAPAN PROSES KONSELING
Tania Clara Dewanti BK/B
METODE-METODE PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL I HAKEKAT PEKERJAAN SOSIAL
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
BIMBINGAN KONSELING.
PROSES KONSELING KRISIS
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA
LAYANAN PEMINATAN DENGAN BIMBINGAN KELOMPOK
PSIKOLOGI PASIEN DENGAN HIV AIDS DAN KANKER
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Hildegard Peplau : Theory Of Interpersonal Relatioi
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESSIONAL
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
BIMBINGAN KONSELING INDONESIA.
PEKERJA SOSIAL DI UNIT PERAWATAN GAGAL GINJAL
GANGGUAN KONSEP DIRI KONFLIK PERAN
MANAJEMEN KASUS HIV dan AIDS
Pertemuan 9 Konsep Berubah
PRAKTIKUM I Daftar Pustaka : Modul Wawancara Pertolongan.
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
KONSELING MULTIKULTURAL DAN MULTIAGAMA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Pertemuan 9 Konsep Berubah
REHABILITATION OF MENTAL DISORDER
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1 By : Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes. Latar belakang Krisis multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan ketahanan keluarga di Indonesia.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
TAHAPAN PROSES KONSELING
MSDM – Handout 12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Manajemen Kolaborasi Kebidanan Oleh : Rani Kusmirani.
Oleh : Rani Kusmirani. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan.
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
PERTEMUAN 3: KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN
PRINSIP DAN KONSEP PASIEN SAFETY Kelompok 1 :  Lia Siti Sonali  Lilis Setiawati  Neri Purwani  Rustayim  Yati Kusmiati.
Transcript presentasi:

Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan. Menurut NASW Asesmen kebutuhan pelayanan pekerjaan sosial. Penemuan kasus, penjangkauan dan identifikasi kelompok rentan serta pelayanan-pelayanan yang diperlukan kelompok tersebut. Pelayanan konseling bagi pasien dan keluarganya sehubungan dengan reaksi terhadap penyakit dan kecacatan yang dialami pasien serta terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan. Memberikan pelayanan perencanaan pemulangan pasien Perencanaan penerimaan pasien. Pemberian pelayanan lanjut. Pemberian informasi dan referal

Pemberian konsultasi bagi staf dan lembaga-lembaga di luar rumah sakit. Merencanakan pelayanan lembaga. Pemberian pelayanan liaison berkelanjutan. Melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi dan perencanaan. Melakukan kolaborasi dengan ahli kesehatan/ staf lain. Mengajar, memberikan konsultasi dan melakukan penelitian.

Menurut Marry Johnson Pekerja sosial medis memberikan pemahaman, dorongan dan dukungan kepada pasien yang sedang mengalami proses penyembuhan. Pekerja sosial medis berusaha menjadi sahabat tempat pasien mengungkapkan dan mengeluarkan segala apa yang menjadi masalah sehingga membantu proses penyembuhan. Pekerja sosial medis dapat membawa pasien ke salah satu rumah sakit, agar pasien tersebut dapat memperoleh pengobatan dan pelayanan yang komprehensif. Perencanaan dan pendekatan yang terkoordinasi bagi keluarga maupun individu. Pekerja sosial medis memberikan dorongan agar pasien dapat kembali ke masyarakat tanpa adanya perasaan rendah diri dan masyarakat menerima pasien seperti semula seperti ketika pasien tersebut sehat. Pekerja sosial medis bekerjasama dengan tim medis dalam penanganan pasien dan menjadi bagian dari proses pengobatan itu sendiri.

PROSES PELAYANAN RUMAH SAKIT 1. FASE INTAKE Pertama pasien masuk ke Rumah Sakit membawa persoalan yang menekan mereka, karena ketidakpastian yang mereka hadapi karena penyakitnya, dan berbagai kecemasan lainnya. Hal ini sering memperberat penyakit mereka, bahkan menjadi faktor penghambat proses penyembuhan. 2. FASE HOSPITALISASI Pada saat di Rumah Sakit, sering terjadi masalah relasi interpersonal antara pasien dengan dokter, pasien dengan perawat, atau antara pasien dengan keluarganya. Persoalan lainnya adalah kecemasan seperti kesepian, takut kematian dan sbagainya. 3. FASE RELEASE DAN AFTER CARE Setelah Pasien dinyatakan sembuh dan sudah pulang, tidak sedikit pasien yang pulang dengan kondisi berbeda sebelum dia masuk ke Rumah Sakit. Misalnya cacat akibat penyakit yang mereka derita, atau gaya hidup baru (seperti diet) yang harus mereka lakukan.

Fase Pelayanan Rumah Sakit Kemungkinan masalah yang muncul Fase Intake Adanya kekhawatiran akan penyakit yg dideritanya dan juga apa yg akan dialaminya nanti di RS Adanya keraguan akan perlunya pengobatan di RS Kekhawatiran mengenai besarnya biaya pengobatan dan sumber Fase Hospitalisasi Penyesalan harus menjalani perawatan medis di RS Merasa bahwa perawatan tsb merupakan gangguan terhadap kehidupannya sehari-hari Hubungan pelayanan yang tidak mengenakkan bagi pasien dan keluarganya Perasaan terasing, tak berdaya dan kecemasan. Fase Release dan after care Penyesuaian diri setelah perawatan di RS dg keluarga, pekerjaan, sekolah dsb Kemungkinan terjadinya “handicapisme” dari lingkungan keluarga maupun masyarakat terhadap pasien yg mengalami kecacatan

Beberapa masalah yg ditemukan dari kasus-kasus pasien yg dilayani di RS Masalah gangguan komunikasi yg umumnya terjadi antara tiga pihak yaitu pasien, keluarga dan petugas RS Masalah penyesuaian diri, yg mencakup penyesuaian diri pasien/keluarga dg realitas sakit, tindakan medik dan perawatannya Masalah administrasi RS, baik yg terkait dg prosedur kerja RS, administrasi medik, adm. Keuangan Masalah relasi sosial pasien, keluarga dan petugas RS Masalah gangguan perilaku sosial yang timbul dalam hubungan pasien, keluarga dan RS

Tiga kategori masalah sosial yg sering dihadapi pasien di RS Transisi kehidupan, akibat sakit menuntut pasien dan keluarga dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian Stres karena tekanan lingkungan Hambatan proses interpersonal ; kesulitan komunikasi

Beberapa kriteria pasien yang perlu dijangkau pekerja sosial Pasien yg mengalami masalah dalam aspek Psikososial Pasien yg mengalami kesulitan menyesuaikan diri dg gejala2 penyakitnya seperti rasa sakit dan kesulitan bergerak Pasien yg memiliki permasalahan personal atau interpersonal yg mempengaruhi proses penyembuhannya Pasien yg membutuhkan sumber pelayanan masyarakat diluar RS Pasien atau keluarganya yg meminta atau menginginkan bertemu dg pekerja sosial Pasien yg tidak mampu membayar biaya perawatan Pasien gelandangan Pasien yg ditelantarkan

BENTUK-BENTUK PELAYANAN PEKERJA SOSIAL 1. PELAYANAN PENDAMPINGAN (Fasilitasi & Asistensi a. Pekerja sosial selalu mendampingi klien pada setiap tindakan, b. Memberikan dukungan-dukungan emosional yang diperlukan klien, c. Selalu berupaya membantu klien dalam mengatasi hambatan yang dihadapinya. 2. PELAYANAN MEDIASI a. Mengidentifikasi latar belakang keterpisahan antara kedua belah pihak yang, mempunyai persepsi yang bertentangan tentang kepentingan pribadi mereka yang sebetulnya dapat dipertemukan, b. Mengidentifikasi hambatan atau rintangan dan mencari jalan atau saluran untuk mengatasi hambatan tersebut, c. Mencari dan menentukan hal-hal yang berupa penghubungan kepentingan mereka, serta menentukan hal-hal yang menjadi kepentingan pribadi mereka yang tidak mungkin dipersatukan. d. Memberikan informasi yang belum diketahui oleh masing-masing pihak tentang pihak lainnya, dengan persetujuan pihak yang diinformasikan. e. Memfasilitasi dan menengahi komunikasi terbuka dan terarah antara kedua belah pihak. f. Meyakinkan kedua belah pihak mengenai misi pekerja sosial yang bertindak untuk kepentingan mereka tanpa berat sebelah.

3. BROKERING (Kepialangan Sosial) a. Mengetahui berbagai sumber pelayanan yang dibutuhkan, termasuk prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, dan sebagainya. b. Menghemat sumber dengan memperhatikan investasi sumber tersebut untuk kepentingan jangka panjang. Pekerja sosial harus waspada terhadap kemungkinan kebutuhan klien yang krisis pada waktu yang membutuhkan pelayanan sumber tersebut dengan segera. c. Menciptakan sumber-sumber palayanan yang belum tersedia di dalam masyarakat. 4. PELAYANAN ADVOKASI SOSIAL (Pembelaan) a. Mengidentifikasi berbagai aturan dan prosedur yang berkaitan dengan pembelaan hak klien, b. Mendiskusikan dengan klien mengenai tuntutan klien terhadap pihak yang merugikan, c. Memberikan penjelasan kepada klien tentang kemungkinan dari tindakan pembelaan yang akan dilakukan, d. Berhubungan langsung dengan pihak yang merugikan klien dan berbicara atas nama klien, e. Melakukan tindakan pembelaan dengan memberikan kekuatan, menggerakaan dan mengatur klien serta memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan kembali hak- haknya yang telah dilanggar. 5. PELAYANAN LIASONING (Penghubungan) Klien dengan Keluarganya dan Bagi Orang Tua dengan Lembaga Pekerja sosial memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak keluarga, agar dapat memberikan pertimbanganyang tepat dalam menentukan tindakan demi kepentingan klien.

7. BIMBINGAN SOSIAL KELOMPOK 6. PELAYANAN KONSELING Pekerja sosial membantu klien untuk memahami dan menyadari permasalahan yang dihadapinya, memahami potensi dan kekuatan yang dimilikinya serta membimbing untuk menemukan atau memberikan cara pemecahan masalah yang diperlukan. 7. BIMBINGAN SOSIAL KELOMPOK Bimbingan sosial kelompok merupakan suatu metode intervensi pekerjaan sosial dimana sejumlah klien/orang berkumpul dan berbagi berbagai isu (minat, masalah yang mereka hadapi). Kelompok ini bertemu secara teratur dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan. a. Kelompok Tolong Menolong (Self Help Group), menekankan pada : 1) Pengakuan dari anggota kelompok bahwa mereka mempunyai masalah 2) Kesaksian dari anggota kelompok tentang pengalamannya dalam menghadapi permasalahan dan rencana mereka. 3) Pemberian dukungan sesama anggota kelompok b. (Kelompok Sosialisasi (Socialization Group), Bertujuan untuk mengembangkan atau mengubah perilaku dan sikap anggota kelompok agar dapat membentuk sikap dan perilaku yang lebih diterima dalam lingkungan sosial. Dengan bahasan utama pembentukan pengembangan ketrampilan sosial, meningkatkan rasa percaya diri dan pengembanga perencanaan hidup untuk masa depan.

c. Kelompok Penyembuhan (Therapeutic Group), tujuannya adalah : 1) Menurunkan tingkat kecemasan anggota kelompok, 2) Mempengaruhi anggota untuk melanjutkan upaya penyembuhan, 3) Membelajarkan anggota untuk memperoleh rasa aman dan nyaman dalam relasi dengan orang lain, 4) Meningkatkan konsep diri dan citra diri anggota kelompok melalui kesadaran dan dukungan orang lain terhadap dirinya dalam proses kelompok 5) Membantu memecahkan masalah utama yang dialami oleh peserta kelompok. 6) Mengembangkan tanggung jawab individual terhadap orang lain. 7) Memodifikasi Perilaku Kelompok. d. Kelompok Rekreasi Betujuan untuk menyediakan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan (kegiatannya merupakan latihan ringan), seperti olah raga dan kegiatan kesenian.