SISTEM PENGKODEAN DATA Arif Rakhman Hakim A 410050138 Danang Hari setiawan A 410050155
KOMBINASI PENGKODEAN Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan teknik tertentu Analog signaling: sinyal input m(t) disebut “modulating signal” dikalikan dengan sinyal pembawa, hasil modulasi berupa sinyal analog s(t) disebut “modulated signal”
Ada 4 kombinasi hubungan data dan sinyal: Data digital, sinyal digital perangkat pengkodean data digital menjadi sinyal digital lebih sederhana dan murah daripada perangkat modulasi digital-to-analog Data analog, sinyal digital konversi data analog ke bentuk digital memungkinkan penggunaan perangkat transmisi dan switching digital Data digital, sinyal analog beberapa media transmisi hanya bisa merambatkan sinyal analog, misalnya unguided media Data analog, sinyal analog data analog dapat dikirimkan dalam bentuk sinyal baseband, misalnya transmisi suara pada saluran pelanggan PSTN
TEKNIK PENGKODEAN DAN MODULASI Bentuk x(t) bergantung pada teknik pengkodean dan dipilih yang sesuai dengan karakteristik media transmisi Frekuensi sinyal pembawa dipilih yang kompatibel dengan media transmisi
DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL Sinyal digital merupakan deretan pulsa tegangan diskrit dan diskontinu, tiap pulsa merupakan elemen sinyal Jika semua elemen sinyal memiliki tanda aljabar yang sama (positif atau negatif), maka sinyal tersebut unipolar Penerima harus mengetahui timing dari setiap bit
Jika faktor lain konstan, maka pernyataan berikut adalah benar: Laju data naik BER (bit error rate/ratio) naik SNR naik BER turun Bandwidth naik laju data (datarate) naik
Parameter pembanding teknik pengkodean: Spektrum sinyal jumlah komponen frekuensi tinggi yang sedikit berarti lebih hemat bandwidth transmisi Clocking menyediakan mekanisme sinkronisasi antara source dan destination Deteksi kesalahan kemampuan error detection dapat dilakukan secara sederhana oleh skema line coding Kekebalan terhadap interferensi sinyal dan derau dinyatakan dalam BER Biaya dan kompleksitas semakin tinggi laju pensinyalan atau laju data, semakin besar biaya
LAJU MODULASI Secara umum D = R/b • D=laju modulasi, • R=laju data (bps), b=jumlah bit per elemen sinyal Tujuan perancangan pengkodean data adalah: • Tidak ada komponen dc • Tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0 dalam waktu lama • Tidak mengurangi laju data • Kemampuan deteksi kesalahan Unipolar: semua elemen sinyal (pulsa) memiliki tanda yang sama, positif atau negatif Polar: satu keadaan diwakili oleh level tegangan positif, dan keadaan lain oleh level negatif
DATA DIGITAL, SINYAL ANALOG Contoh: transmisi data digital melalui jaringan telepon publik (PSTN); perangkat digital dihubungkan ke jaringan melalui modem.
DATA ANALOG, SINYAL DIGITAL Setelah konversi data analog ke data digital, proses selanjutnya adalah salah satu dari 3 cara berikut: • Data digital langsung ditransmisikan dalam bentuk NRZ-L • Data digital dikodekan sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode selain NRZ-L Data digital dikonversi menjadi sinyal analog, dengan menggunakan teknik Modulasi Teknik dasar yang digunakan dalam codec: Pulse code modulation SNR=6,02n+1,76 dB Delta modulation implementasi lebih sederhana, karakteristik SNR lebih buruk
Data Analog, Sinyal Analog Alasan utama diperlukannya modulasi analog: • Transmisi efektif terjadi pada frekuensi tinggi • Memungkinkan frequencydivision multiplexing Modulasi amplitudo s(t) = [1+nax(t)]cos(2πfct) • cos(2πfct) adalah pembawa • x(t) adalah sinyal masukan (membawa data)