Jangan bunuh anakku
Sapi perah dalam industri susu merupakan ibunda yang paling dieksploitasi di dunia ini
Sapi perah mengeluarkan susu adalah untuk menyusui anak-anaknya, sama dengan alasan manusia mengeluarkan susu. Tahap-tahapnya juga sama seperti manusia – mengandung, melahirkan dan menyusui. Jika tidak melahirkan, mana mungkin ada susunya.
Kebanyakan orang mengira kalau sapi perah paling beruntung, tetapi sebetulnya sapi perah adalah hewan ternak yang paling banyak kerjanya.
Ketika sapi perah mengandung, tetap harus menghasilkan susu sebanyak 51,6 liter perhari.
Demi produksi, sapi perah dipaksa mengandung setiap tahun. Akibatnya Demi produksi, sapi perah dipaksa mengandung setiap tahun. Akibatnya? Dalam setahun ada 7 bulan ketika sapi perah sedang mengeluarkan susu, sudah mengandung kembali.
Terakhir, peristiwa paling kejam adalah induk sapi hanya boleh menyusui anaknya selama 1 – 2 hari (banyak rekomendasi dalam industri produk susu malah menyarankan agar jangan sekali pun membiarkan induk sapi menyusui anaknya, sebab akan lebih mudah bila begitu anak sapi dilahirkan, langsung dibawa pergi.)
Pemberian hormon pertumbuhan dan pengambilan susu intensif, membuat payudara sapi kesakitan dan terlalu berat, sehingga kadangkala berjalan sambil diseret, akibatnya sering terjadi infeksi dan diberikan antibiotik berlebihan.
Kerja berlebihan mendatangkan masalah, infeksi payudara yang menyakitkan, pincang atau produksi susu menurun. Di Inggeris, 1/4 jumlah sapi perah dijagal karena tidak sehat lagi, sebagian besar dari mereka belum berusia 5 tahun.
Prof. John Webster dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Bristol mengatakan: “Di antara hewan ternak, sapi perah menerima penindasan fisik terparah, sebuah contoh ekstrim dari ibu yang bekerja terlalu berlebihan.”
Usaha peternakan yang dikelola perusahaan telah menggantikan sebagian besar usaha peternakan keluarga. Sapi perah bagaikan mesin produksi susu dan dikurung dalam ruang-ruang bersekat.
Setelah melalui modifikasi genetik dan teknologi produksi intensif, kebanyakan sapi perah sekarang ini dapat menghasilkan 45,5 kg susu, 10 kali lipat dari produksi susu alamiah.
Anak sapi jantan yang telah dipisahkan dari induknya, kemudian dikurung dalam sekat kecil yang bahkan tidak cukup untuk membalikkan badan. Setelah mengalami siksaan selama 14 – 17 minggu, akan djagal menjadi daging sapi muda (veal).
Anak sapi betina biasanya dibesarkan untuk menggantikan posisi induknya yang telah kelelahan atau begitu lahir langsung dijagal untuk diambil rennet (selaput lambungnya sebagai bahan untuk membuat keju).
Industri susu beriklan: “Semua orang harus minum susu agar sehat Industri susu beriklan: “Semua orang harus minum susu agar sehat.” Kenyataannya setelah susu diproduksi sebagai industri, susu adalah produk yang tidak sehat bagi manusia, di dalamnya ada berbagai jenis racun dan zat penyebab penyakit yang secara perlahan-lahan akan mendatangkan bahaya bagi peminum susu.
Semua jenis susu sapi (termasuk susu organik) memiliki 59 jenis hormon aktif, 20-an jenis sumber alergi, lemak dan kolesterol. Kebanyakan susu sapi mengandung zat racun dalam jumlah besar seperti herbisida, insektisida dan dioksin (200 kali lipat dari angka amannya), serta 52 jenis antibiotik keras.
Salah satu dari 59 jenis hormon dalam susu sapi adalah hormon pertumbuhan kuat yang disebut “Insulin-like Growth Factor” (IGF-1), secara medis telah ditemukan kalau IGF-1 adalah unsur pemicu pertumbuhan cepat dan penyebaran sel kanker payudara, kanker prostat dan kanker usus besar.
IGF-1 adalah kandungan normal dalam susu sapi, sebab anak sapi yang baru lahir memang harus tumbuh cepat dengan meminum susu induknya.
Menurut ketentuan, 1 cc susu sapi yang di pasaran boleh mengandung 75 ribu sel tubuh (darah dan nanah hewan) dan 20 ribu bakteri hidup. Dengan kata lain, setiap liter susu sapi mengandung 20 juta bakteri hidup yang melenggang-lenggok dan 75 juta sel nanah.
Prof. Frank Oski, mantan ketua poli anak Universitas Johns Hopkins mengatakan, “Setiap orang tidak butuh susu sapi, sebab susu sapi diperuntukkan untuk anak sapi, bukan untuk kebutuhan manusia. Kita semestinya mulai sekarang berhenti minum susu sapi.”
Bukan saja susu sapi, keju bahkan mengandung zat berbahaya 10 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi berukuran sama, sebab perlu 10 kg susu untuk menghasilkan 1 kg keju.
Setiap suap es krim mengandung zat berbahaya 12 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi berukuran sama. Setiap kali kita mengoleskan mentega, sama saja kita telah memakan zat berbahaya 21 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi berukuran sama.
Apa dampak daripada produk dari susu? Obesitas, sakit jantung, kanker, alergi, masalah pencernaan, kencing manis, asma, kebal terhadap antibiotik, masalah kejiwaan, dan lain-lain.
“Manusia minum susu sapi adalah hal yang tidak wajar, mestinya manusia minum susu manusia, sedangkan susu sapi untuk anak sapi. Manusia tidak butuh susu tikus, susu kuda atau susu gajah, jadi manusia juga tidak butuh susu sapi.” kata dr. Michael Klaper.
Setiap anak manusia yang dilahirkan oleh ibu, seharusnya memiliki rasa simpati atas nasib induk sapi perah yang dalam penderitaan ini.
Coba bayangkan: sepanjang hidup dipaksa untuk terus mengandung berulang kali, hanya demi menghisap susu dari puting payudaramu dengan mesin, proses yang menyakitkan.
Coba bayangkan: semua bayi yang anda lahirkan dibawa pergi dari sampingmu dan anda sama sekali tidak tahu di mana mereka berada ....
Anda dapat menghentikan penderitaan induk sapi ini dengan menolak semua produk susu. Pada saat bersamaan, ini juga bermanfaat bagi kesehatan anda.
Hilangkan mitos tentang kehebatan susu sapi Hilangkan mitos tentang kehebatan susu sapi! Sekarang ini adalah sangat mudah untuk tidak minum susu. Susu kacang kedelai, susu beras, susu gandum, susu kacang, susu kelapa .. Semua ini tidak mengandung kekejaman, juga menyehatkan.
Jangan minum susu sapi lagi!! Di kemudian hari Jangan minum susu sapi lagi!!