TRANSFORMASI KEPEMIMPINAN PESANTREN; Meneguhkan Tradisi dalam Arus Modernisasi AHMAD DIMYATI Hp. 0817 043 7371 email : jongbintoro@yahoo.com fb: jongbintoro tw: @kakdidim
PESANTREN: Sistem pendidikan Organisasi Entitas Budaya Agama, sosial dan moral Organisasi Terbuka Entitas Budaya Transformatif
KEPEMIMPINAN (leadership) PEMIMPIN (Richard H. Haall), ……the person who creates the most effective change in group performance (orang yang membuat perubahan paling efektif terhadap penampilan suatu kelompok). The leader is one who succeeds in getting others to follow him” (pemimpin adalah orang yang berhasil mendapatkan (simpati) orang lain untuk mengikutinya) James A.F. Stoner :.....persons others want to follow. Leaders are the ones who command and the trust and loyalty of followers the great persons who capture the imagination and admiration of those with whom they deal…” 1) Dalam suatu kelompok selalu melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih; 2) Terdapat proses mempengaruhi, di mana pengaruh yang sengaja (intentional influence) digunakan oleh pimpinan terhadap bawahan.
KEPEMIMPINAN...(CONT..) Leadership is interpersonal influence exercised in a situation, and directed, trhought the communication process, toward the attainment of specified goal or goals. Kepemimpinan dapat diterjemahakan ke dalam istilah: sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan berbagai persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
Tipe-tipe kepemimpinan Otokrasi/ diktator /direktif; Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut. Demokrasi/ konsultatif / konsensus; Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan yang melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya, walaupun yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin, setelah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim. Laissez Faire/bebas; lebih banyak menekankan pada keputusan kelompok. Seorang pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok, apa yang baik menurut kelompok itulah yang menjadi keputusan. Pelaksanaannya pun tergantung kepada kemauan kelompok.
Tipe-tipe....(cont.) Partisipatif / terbuka,/nondirective; Pemimpin yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan, sedikit menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya, ia hanya mengarahkan tim kearah tercapainya konsensus. Paternalistik/bersifat kebapakan; Pemimpin selalu memberikan perlindungan kepada para bawahan dalam batas-batas kewajaran. Berorientasi Pada Tujuan/ hasil/ sasaran; meminta bawahan (anggota tim) untuk memusatkan perhatiannya pada tujuan. faktor yang tidak berhubungan dengan tujuan organisasi diminimumkan.
Tipe-tipe... (cont.) Situasional. Gaya kepemimpinan ini dikenal juga sebagai kepemimpinan tidak tetap (fluid) atau kontingensi. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah bahwa tidak ada satu pun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer dalam segala kondisi. Oleh karena itu gaya kepemimpinan situasional akan menerapkan suatu gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor seperti pemimpin, pengikut, dan situasi (dalam arti struktur tugas, peta kekuasaan, dan dinamika kelompok.
TRANSFORMASI PESANTREN SALAF Menyelenggarakan pendidikan kitab kuning dengan sistem bandongan (informal) SEMI MODERN Menggabungkan sistem bandongan dan madrasah (semiformal) MODERN Memasukkan sistem pendidikan formal (MTs, MA, PT)
KEPEMIMPINAN PESANTREN KESALAH PAHAMAN TEORI PATRON –CLIENT: berorientasi pada kekuasaan (mendapatkan, mendistribusikan dan mempertahankan/ melanggengkan). Kyai (patron) sengaja menciptakan ketergantungan santri (client) dengan menjanjikan pengayoman, bimbingan dan perlindungan. Santri memberikan dukungan kekuasaan kepadaa Kyai. Modus: 1) melibatkan sistem kekerabatan sebagai medianya, yaitu dengan mengembangkan tradisi bahwa keluarga terdekatlah (anak, menantu, saudara) yang berhak menjadi calon kuat penggantinya. 2) mengembangkan sistem perkawinan endogamous, yaitu perkawinan dalam lingkaran kerabat sesama kiyai pemilik pesantren. 3) menciptakan sistem transmisi keilmuan dan mata rantai intelektual melalui keluarga dan murid-muridnya (santri).
KESALAHPAHAMAN.... (cont.) TEORI PUSAT – PINGGIRAN: Kyai Sebagai unsur “pusat” dalam kehidupan sosial pesantren, karena memiliki sumber-sumber kekuasaan (kepemilikan pesantren) serta jasa yang bernilai tinggi (berkah dan syafaat) yang tidak dimiliki santri. Berimplikasi pada terciptanya pola relasi asimetris antara kiyai dan santri, serta menyebabkan munculnya ketergantungan melalui kepatuhan mutlak kepada kiyai
REDEFINISI DAN REORIENTASI Mengembalikan pemahaman kepemimpinan pesantren pada konsep Imamah dan khilafah IMAMAH : pemimpin sebagai panutan, memberikan teladan dan bertanggungjawab terhadap bawahan. KHILAFAH: pemimpin sebagai motivator dan supervisor bagi bawahan. Kekuasaan (otoritas) digunakan untuk memberdayakan anggota, bawahan dan masyarakat di sekitarnya (stake holder).
Tugas terberat dari pesantren adalah mentransformasikan kepemimpinan personal, yang biasanya bertumpu pada figur Kyai menjadi kepemimpinan profesional/ manajerial. Biasanya hambatan justru datang dari kalangan bawah yang salah mendefinisikan peran dan fungsi kyai (ketergantungan, sakralisasi, dll)
Semoga bermanfaat...... Wassalam... Kajen, 08 Januari 2011 dinihari