MEMAHAMI TEKNIK KHITOBAH MELALUI RADIO DAN TELEVISI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Khitobah Dosen pembimbing: Ahmad Ikhwanul Muttaqin M.Pd.i
Disusun oleh: Siti Nafilah (2014100110001) PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN LUMAJANG
Latar Belakang Dakwah tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, bahkan dakwah identik dengan proses komunikasi walaupun ada perbedaan yang mendasar. Dapat dikatakan pula bahwa proses dakwah merupakan bentuk komunikasi itu sendiri, tetapi bukan komunikasi semata. Dakwah merupakan bentuk komunikasi yang khas, adapun yang membedakan dari bentuk komunikasi yang lain adalah cara dan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari komunikasi mengharapkan adanya partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan yang disampaikan sehingga dengan pesan- pessan tersebut terjadi perubahan sikap dan tingkah laku. Demikian juga dengan dakwah. Seorang da’i sebagai komunikator sangat berharap agar mad’u sebagai komunikan dapat berbuat dan bersikap sesuai isi pesan yang disampaikan. Dalam hal ini maka dakwah melalui media televisi dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk komunikasi massa.
Rumusan Masalah 1. Apa karakteristik raio dan televisi? 2. Bagaimana teknik khitobah melalui radio? 3. Bagaimana teknik khitobah melalui televisi? Tujuan 1. Untuk mengetahui karakteristik radio dan televisi 2. Untuk mengetahui teknik khitoah melalui radio 3. Untuk mengetahui teknik khitobah melalui televisi
Karakterisitk radio dan televisi Radio merupakan suatu sarana media komunikasi yang berupa audio. Sedangkan radio siaran adalah radio yang menyiarkan program kesenian, warta dan sebagainya. Media radio dianggap sebgai media komunikasi yang efektif karena memiliki kelebihan: Memiliki daya langsung. Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak, proses penyampaian tidak begitu rumit atau kompleks. Pesan disampaikan melalui studio radio melalui saluan modulasi ke pesawat penerima. Memiliki daya tembus. Siaran radio menjangkau wilayah yang luas. Memiliki daya tarik, yaitu terpadunya suara manusia, suara musik dan suara tiruan (sound effect) sehingga mampu mengembangkan daya rekam pendengarnya. Djamaluddin Abidin Ass, 1996 Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta: Gema Insani Press) hal 125
Adapun kelemahannya sebagai beikut: Siarannya hanya sekali dengar (tidak dapat diulang) memamg dari pusat pemancarnya. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran, artinya siaran radio tidak dapat setiap saat didengar menurut kehendak (objeknya). Terlalu peka pada gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun teknis.
Media selanjutnya yang berkaitan dengan penyiaran dan berperan penting sebagai media khitobah ialah televisi. Oleh karena itu sudah seyogyanya bagi para da’i memanfaatkan peluang ini dalam menyebarkan ajaran Islam diantaranya menggunakan televisi.Sebagaimana film, media televisi juga merupakan media yang bersifat audio visual, artinya selain bisa didengar juga bisa dilihat. Oleh sebagian besar masyarakat Indonesia televisi dijadikan sebagai sarana hiburan dan sumber informasi utama. Dibeberapa daerah dinegeri ini masyarakat banyak meng habiskan waktunya untuk melihat televisi. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih dalam.
Teknik khitobah melalui radio Unsur –unsur penyiaran keagamaan (khitobah): ada beberapa unsur dalam melakukan siaran keagamaan yang harus dipenuhi agar siaran keagamaan yang akan dilakukan menjadi sempuna, teukur dan mudh dievaluasi, diantaranya adalah: Subjek : oang yang melakukan aktivitas siaran (penyiar), narasumber, penceramah atau siapapun yang elakukan penyiaran. Objek : komunikan atau pemirsa yang mendengarkan siaran keagamaan di radio. Materi : materi yang akan disajikan oleh radio, biasanya sudah dipersiapkan oleh Dai’inya. Sarana : sarana yang digunakan dalam proses siaran keagamaan, seperti studio siaran yand didalamnya berisi microfon, mixer,dan sebagainya yang berhubungan dengan penyiaran) Tujuan : tujuan penyiaran keagamaan di radio.
Teknik khitobah melalui televisi Sesungguhnya televisi merupakan penggabungan antara radio dan film, sebab media ini, meneruskan peristiwa dalam bentuk gambar hidup dengan suara bahkan dengan warna ketika peristiwa itu berlangsung. Oleh karena itu kekurangan film mengenai aktualitasnya dapat ditutupi. Pendek kata keunikan- keunikan pada radio dan film terangkum seluruhnya dalam televisi dan sebaliknya kekutrangan-kekurangan pada radio dan film sudah tidak ditemukan dalam televisi. Namun seberapapun besar keunggulan media televisi, belum mampu merangkum beberapa keunggulan dalam media massa lainnya terutama media cetak seperti surat kabar, koran dan lain sebagainya. Dalam menyampaikan materi dakwahnya (maddah), para da’i harus sanantiasa merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits. Keduanya harus menjadi pegangan dalam setiap aktivitas dakwah apapun, dimanapun, kapanpun, dan menggunakan media apapun termasuk televisi. Dalam menyampaikan materi dakwahnya Al-Qur’an terlebih dulu meletakan prinsipnya bahwa manusia yang dihadapi (mad’u) adalah makhluk yang terdiri atas unsur jasmani, akal dan jiwa, sehingga ia harus dilihat dan diperlakukan dengan keseluruhan unsur-unsurnya secara serempak dan simultan. Baik dari segi materi maupun waktu penyajiannya.
Sekian , terimakasih