IMPRESIONISME Pertemuan 3

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FOTOGRAFI.
Advertisements

DESAIN ERA VICTORIAN ART
APRESEASI SENI BUDAYA.
Aliran Seni Lukis di Prancis Suma Riella Rusdiarti
Yosepin Wulantika M XII ips 1 30
ALIRAN-ALIRAN DALAM SENI RUPA
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
DASAR-DASAR SENI RUPA.
SENI ABAD 20 FAUVISME , EKSPRESIONISME Pertemuan 5
Mata Kuliah Painting DKV Universitas Multimedia
SEJARAH SENI RUPA TOPIK 8 SENI RUPA MODERN SUREALISME, EKLEKTISISME, POP ART, OPTIC ART, POSMO ART, ENVIRONTMENT ART, INSTALATION ART TUJUAN INSTRUKSIONAL.
Metode Penciptaan Seni
Mata Pelajaran:Seni Budaya
SENI BUDAYA IX BAB II BERKARYA SENI RUPA.
Gaya Seni Kristen & Bizantium Pertemuan 6
Matakuliah : U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN
Evaluasi Materi Sejarah & Perkembangan Seni Rupa Pertemuan 13
Gaya Seni Rupa Indonesia Modern Pertemuan 10
Seni Realisme, Impresionisme dan Pasca-Impresionisme Pertemuan 12
SENI ABAD 20 KONSTRUKTIVISME , DE STIJL Pertemuan 7
Isi Media, Analisis, Realitas dan Ragam Gaya Media Pertemuan 15 & 16
Seni Rococo, Neoklasisme & Romantisisme>> Pertemuan 11
Seni Barok Pertemuan 10 Matakuliah : Sejarah Seni Rupa 1>>
SENI ABAD 20 ABSTRAK EKSPRESIONISME, POP ART, OP ART Pertemuan 9
Matakuliah : Sejarah Seni Rupa 1
Studi Impressionism, Neo Impressionism, Post-Impressionism
PROFILE BOARDS DAN VISUAL APPROACH BOARD Pertemuan 9
SENI ABAD 20 KUBISME , FUTURISME Pertemuan 6
PASCA IMPRESIONISME Pertemuan 4
SENI RUPA.
RAGAM SENI RUPA MURNI NUSANTARA
Estetika Bangunan Pertemuan 33
Pengantar Apresiasi Seni
1 Kebudayaan Indonesia masa Kolonial Hindia Belanda Pertemuan 1 Matakuliah: U0032/Sejarah SR & Kebud. Indonesia II Tahun: 2006.
DESAIN ERA VICTORIAN ART
CLOSURE, SIMILARITY, CONTINUANCE Pertemuan 5
Matakuliah : O0174/Komunikasi Antar Budaya
Matakuliah : U0072|Sejarah Seni Rupa Barat Tahun : 2005 Versi : 1
Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 2.
SENI, SENI RUPA, dan DESAIN
Kebudayaan Abad XX Pertemuan 13
YUNANI KLASIK Kelompok 1.
Peradaban Yunani Klasik
Desain Komunikasi Visual UDINUS
KONSEP DESAIN Pertemuan 2
Matakuliah : U0032 | SEJARAH SENI RUPA DAN
Seni Sebagai Ekspresi Mukhsin Patriansah S.Sn., M.Sn.
PERIODE ABAD 19 : ARTS & CRAFTS Pertemuan 8
FALSAFAH KEINDAHAN MASA PERTENGAHAN Pertemuan 03
Pertemuan 9 Seni Baroque dan Rococo
Matakuliah : L0122 / Kreativitas
Aliran seni lukis 1. ROMANTISME 7. KUBISME 2. REALISME
PRA SEJARAH ANALISA KARYA masa PRA SEJARAH Pertemuan 1
Seni Rupa Abad XIX Pertemuan 10
Aliran Simbolisme Pertemuan 12
Seni rupa 2 dimensi.
Romanesque & Seni Gotik Pertemuan 7
Matakuliah : L0122 / Kreativitas
PROSES DESAIN Pertemuan 9
SEJARAH MANAJEMEN Perspektif sejarah atas manajemen menunjukkanperspektif atau lingkungan untuk mengintepretasikan peluang dan masalah yang ada. Ada 3.
ALIRAN SENI RUPA.
SENI BUDAYA SENI RUPA.
Oleh : Kelompok 2 (Dkv/C3)
SENI, SENI RUPA, dan DESAIN
Memahami Komposisi dan Elemen Penting Dalam Fotografi
EED 3217 EKSPRESI KREATIVITI KANAK-KANAK
Matakuliah : U0072|Sejarah Seni Rupa Barat Tahun : 2005 Versi : 1
OBYEK SENI DAN NILAI SENI
SENI BUDAYA IX BAB II BERKARYA SENI RUPA. Untuk menciptakan karya seni rupa perlu adanya gagasan / ide ekspresi pada seseorang yang terlibat dalam pembuatan.
Transcript presentasi:

IMPRESIONISME Pertemuan 3 Matakuliah : W0122 | SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010 IMPRESIONISME Pertemuan 3

IMPRESIONISME | pengertian Istilah Impresionisme diambil dari judul salah satu lukisan Claude Monet yang berjudul ‘Impression of The Sunrise’ (1872). Monet juga dikenal sebagai ‘Bapak Impresionis’. Yang kemudian menjadi konsep visual dari gerakan ini, yaitu usaha untuk menangkap impresi cahaya sesaat. Claude Monet |Impression of The Sunrise |1872 Bina Nusantara University 3

IMPRESIONISME | latar belakang kamera obscura Perkembangan teknik fotografi turut memberi pengaruh pada perkembangan Impresionisme. Perkembangan fotografi dimulai 1820-an oleh Joseph Niepce, dan dilanjutkan oleh Louis Daguerre telah membuat seni yang tergolong naturalistik sesuai konsep Renaissance, memperoleh tantangan. Akurasi dan kebenaran obyektif dapat dipenuhi oleh fotografi secara lebih tepat. 4

IMPRESIONISME | latar belakang Dengan demikian untuk menghindarkan dari persaingan dengan fotografi, seni harus mencari bentuk lain daripada sekedar menggambarkan obyek atau peristiwa seakurat mungkin. Impresionisme mengakhiri bentuk seni yang cenderung mengimitasi alam, dan mengawali eksplorasi warna yang lebih ekspresif, awal dari kubisme dan awal dari abstrak. Nadar | Sarah Bernhardt | 1864 5

IMPRESIONISME | pengertian Seniman impresionis mempelajari efek dramatis dari atmosfer dan cahaya yang timbul dan selalu berubah pada orang-orang dan obyek melalui variasi warna-warna, dan lalu berusaha untuk dipindahkan ke dalam kanvas. Seniman biasanya melukis di luar ruang untuk menemukan dramatisasi cahaya tersebut. Claude Monet |Water Lily Pond |1904 Bina Nusantara University

IMPRESIONISME | pengertian Dalam gerakan Impresionisme, unsur kebebasan (dari gaya akademi), yang telah dimulai oleh kaum Realis, dikembangkan ke arah yang berbeda. Seperti halnya Realisme, gaya ini juga merupakan gaya yang keluar dari kemapanan akademi seni masa itu. Dalam Impresionisme, kebenaran dan kenyataan yang dituangkan dalam kanvas dianggap sebagai kenyataan yang lebih subyektif, yaitu ‘kenyataan individu seniman’. Pemikiran ini menghendaki seniman melukis menurut pengalaman pribadi sesuai pengamatannya sendiri. Hal ini menimbulkan subyektivitas dalam seni. Berthe Morisot | The Cradle | 1873 Bina Nusantara University

IMPRESIONISME | filosofi Subyektivitas dalam seni memunculkan istilah ‘L’Art pour L’Art’ – ‘seni adalah untuk seni’ Seni tidak perlu memiliki kegunaan ataupun pesan-pesan moral, sosial, politik ataupun pendidikan, tapi lebih pada ekspresi individu seniman. Edgar Degas | Prima Ballerina | 1876 Bina Nusantara University 8

IMPRESIONISME | latar belakang Gaya ini berkembang sekitar 1800-1920 terutama di Perancis dan menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Gaya ini dimulai oleh Edouard Manet, yang merupakan transisi dari gaya Realis yang berkembang sebelumnya. Manet sebelumnya merupakan pengikut gaya Realis. Namun, pada tahun 1863 ia menggemparkan masyarakat Perancis dengan lukisan yang berjudul ‘Luncheon on The Grass’. Lukisan ini segera ditolak oleh ‘Salon’, yang menjadi lembaga seni masa itu. Edouard Manet | Luncheon on The Grass | 1863 Bina Nusantara University 9

IMPRESIONISME | latar belakang Lukisan tersebut sebenarnya bukan merupakan pernyataan kepedulian sosial seperti lukisan Realis lainnya, tapi lebih merupakan pernyataan kebebasan dari seniman. Saat itu lukisan tersebut dipandang vulgar dan berselera rendah, karena lukisannya menggambarkan peristiwa nyata (bukan mitologis atau fantasi), dan digambar dengan teknik yang tidak sesempurna lukisan klasik. Demikian pula dengan lukisan berikutnya, Olympia (1865), yang juga dianggap terlalu vulgar oleh masyarakat. Edouard Manet | Olympia | 1865 Bina Nusantara University 10

IMPRESIONISME | latar belakang Pada lukisan ‘A Bar at The Follies Bergere’ (1881-82) Manet mulai memperlihatkan gaya pewarnaan yang mendekati gaya Impresionisme. Eksplorasi gaya ini dilanjutkan oleh Claude Monet yang banyak melakukan studi cahaya luar ruang, serta diikuti oleh seniman-seniman Perancis lainnya. Edouard Manet | A Bar at The Follies Bergere | 1881-82 Bina Nusantara University 11

IMPRESIONISME | karakteristik Impresionisme lebih menekankan eksplorasi teknik warna dan pencahayaan dalam karya-karyanya. Intensnya eksplorasi warna kadang membuat bentuk dan kontur seolah terabaikan. Sapuan kuas cenderung lebih ekspresif dan tidak tampak rapi seperti gaya sebelumnya. Mereka mempelajari perubahan cahaya dan warna yang ditimbulkan cuaca, waktu, musim, teknik bayangan serta refleksinya. Cahaya buatan juga dipelajari, seperti: pencahayaan interior, spotlight pada teater, lentera di kafe-kafe, dll. Claude Monet |Rouen Cathedral |1894 Bina Nusantara University 12

IMPRESIONISME | karakteristik Berbeda dengan Realisme yang memiliki kedekatan politik, impresionisme tidak berhubungan dengan hal tersebut. Tema-tema yang dipilih cenderung mengenai kegiatan hiburan, rekreasi, pemandangan alam maupun kota. Namun demikian, tema social interest dan perubahan yang diakibatkan oleh industrialisasi (pabrik dengan cerobong asap, stasiun kereta) tidaklah diabaikan. Claude Monet |Woman with Parasol | 1875 Bina Nusantara University 13

IMPRESIONISME | seni lukis Claude Monet Bina Nusantara University 14

IMPRESIONISME | seni lukis Edgar Degas | Absinthe | 1876 Edgar Degas | The Rehearsal (Adagio) | 1874 Bina Nusantara University 15

IMPRESIONISME | seni lukis Pierre Auguste Renoir | Moulin de la Galette | 1876 Pierre Auguste Renoir | Luncheon of The Boating Party | 1881 Bina Nusantara University 16

IMPRESIONISME | seni patung Dalam seni patung bentukan lebih ekspresif, tekstur yang cenderung kasar dan kesan belum selesai ‘unfinished’ menjadi ciri khas. Hal ini mengimbangi brush stroke dalam seni lukisnya yang juga cenderung dibuat kasar. Auguste Rodin | The Thinker| 1879-89 Auguste Rodin | The Kiss | 1886 Bina Nusantara University 17

IMPRESIONISME | seni patung Edgar Degas | The Dancer | 1876 Edgar Degas | The Tube | 1880 Bina Nusantara University 18

IMPRESIONISME | perkembangan Pada akhirnya gaya Impresionis mendapat pengakuan dan penghargaan dari pemerintah perancis maupun masyarakat. Kelompok ini mengadakan pameran untuk terakhir kali pada 1886. Perkembangan gaya seni dilanjutkan oleh kaum Post Impresionis. Berthe Morisot |In Dinning Room |1875 Bina Nusantara University 19