IMPRESIONISME Pertemuan 3 Matakuliah : W0122 | SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010 IMPRESIONISME Pertemuan 3
IMPRESIONISME | pengertian Istilah Impresionisme diambil dari judul salah satu lukisan Claude Monet yang berjudul ‘Impression of The Sunrise’ (1872). Monet juga dikenal sebagai ‘Bapak Impresionis’. Yang kemudian menjadi konsep visual dari gerakan ini, yaitu usaha untuk menangkap impresi cahaya sesaat. Claude Monet |Impression of The Sunrise |1872 Bina Nusantara University 3
IMPRESIONISME | latar belakang kamera obscura Perkembangan teknik fotografi turut memberi pengaruh pada perkembangan Impresionisme. Perkembangan fotografi dimulai 1820-an oleh Joseph Niepce, dan dilanjutkan oleh Louis Daguerre telah membuat seni yang tergolong naturalistik sesuai konsep Renaissance, memperoleh tantangan. Akurasi dan kebenaran obyektif dapat dipenuhi oleh fotografi secara lebih tepat. 4
IMPRESIONISME | latar belakang Dengan demikian untuk menghindarkan dari persaingan dengan fotografi, seni harus mencari bentuk lain daripada sekedar menggambarkan obyek atau peristiwa seakurat mungkin. Impresionisme mengakhiri bentuk seni yang cenderung mengimitasi alam, dan mengawali eksplorasi warna yang lebih ekspresif, awal dari kubisme dan awal dari abstrak. Nadar | Sarah Bernhardt | 1864 5
IMPRESIONISME | pengertian Seniman impresionis mempelajari efek dramatis dari atmosfer dan cahaya yang timbul dan selalu berubah pada orang-orang dan obyek melalui variasi warna-warna, dan lalu berusaha untuk dipindahkan ke dalam kanvas. Seniman biasanya melukis di luar ruang untuk menemukan dramatisasi cahaya tersebut. Claude Monet |Water Lily Pond |1904 Bina Nusantara University
IMPRESIONISME | pengertian Dalam gerakan Impresionisme, unsur kebebasan (dari gaya akademi), yang telah dimulai oleh kaum Realis, dikembangkan ke arah yang berbeda. Seperti halnya Realisme, gaya ini juga merupakan gaya yang keluar dari kemapanan akademi seni masa itu. Dalam Impresionisme, kebenaran dan kenyataan yang dituangkan dalam kanvas dianggap sebagai kenyataan yang lebih subyektif, yaitu ‘kenyataan individu seniman’. Pemikiran ini menghendaki seniman melukis menurut pengalaman pribadi sesuai pengamatannya sendiri. Hal ini menimbulkan subyektivitas dalam seni. Berthe Morisot | The Cradle | 1873 Bina Nusantara University
IMPRESIONISME | filosofi Subyektivitas dalam seni memunculkan istilah ‘L’Art pour L’Art’ – ‘seni adalah untuk seni’ Seni tidak perlu memiliki kegunaan ataupun pesan-pesan moral, sosial, politik ataupun pendidikan, tapi lebih pada ekspresi individu seniman. Edgar Degas | Prima Ballerina | 1876 Bina Nusantara University 8
IMPRESIONISME | latar belakang Gaya ini berkembang sekitar 1800-1920 terutama di Perancis dan menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Gaya ini dimulai oleh Edouard Manet, yang merupakan transisi dari gaya Realis yang berkembang sebelumnya. Manet sebelumnya merupakan pengikut gaya Realis. Namun, pada tahun 1863 ia menggemparkan masyarakat Perancis dengan lukisan yang berjudul ‘Luncheon on The Grass’. Lukisan ini segera ditolak oleh ‘Salon’, yang menjadi lembaga seni masa itu. Edouard Manet | Luncheon on The Grass | 1863 Bina Nusantara University 9
IMPRESIONISME | latar belakang Lukisan tersebut sebenarnya bukan merupakan pernyataan kepedulian sosial seperti lukisan Realis lainnya, tapi lebih merupakan pernyataan kebebasan dari seniman. Saat itu lukisan tersebut dipandang vulgar dan berselera rendah, karena lukisannya menggambarkan peristiwa nyata (bukan mitologis atau fantasi), dan digambar dengan teknik yang tidak sesempurna lukisan klasik. Demikian pula dengan lukisan berikutnya, Olympia (1865), yang juga dianggap terlalu vulgar oleh masyarakat. Edouard Manet | Olympia | 1865 Bina Nusantara University 10
IMPRESIONISME | latar belakang Pada lukisan ‘A Bar at The Follies Bergere’ (1881-82) Manet mulai memperlihatkan gaya pewarnaan yang mendekati gaya Impresionisme. Eksplorasi gaya ini dilanjutkan oleh Claude Monet yang banyak melakukan studi cahaya luar ruang, serta diikuti oleh seniman-seniman Perancis lainnya. Edouard Manet | A Bar at The Follies Bergere | 1881-82 Bina Nusantara University 11
IMPRESIONISME | karakteristik Impresionisme lebih menekankan eksplorasi teknik warna dan pencahayaan dalam karya-karyanya. Intensnya eksplorasi warna kadang membuat bentuk dan kontur seolah terabaikan. Sapuan kuas cenderung lebih ekspresif dan tidak tampak rapi seperti gaya sebelumnya. Mereka mempelajari perubahan cahaya dan warna yang ditimbulkan cuaca, waktu, musim, teknik bayangan serta refleksinya. Cahaya buatan juga dipelajari, seperti: pencahayaan interior, spotlight pada teater, lentera di kafe-kafe, dll. Claude Monet |Rouen Cathedral |1894 Bina Nusantara University 12
IMPRESIONISME | karakteristik Berbeda dengan Realisme yang memiliki kedekatan politik, impresionisme tidak berhubungan dengan hal tersebut. Tema-tema yang dipilih cenderung mengenai kegiatan hiburan, rekreasi, pemandangan alam maupun kota. Namun demikian, tema social interest dan perubahan yang diakibatkan oleh industrialisasi (pabrik dengan cerobong asap, stasiun kereta) tidaklah diabaikan. Claude Monet |Woman with Parasol | 1875 Bina Nusantara University 13
IMPRESIONISME | seni lukis Claude Monet Bina Nusantara University 14
IMPRESIONISME | seni lukis Edgar Degas | Absinthe | 1876 Edgar Degas | The Rehearsal (Adagio) | 1874 Bina Nusantara University 15
IMPRESIONISME | seni lukis Pierre Auguste Renoir | Moulin de la Galette | 1876 Pierre Auguste Renoir | Luncheon of The Boating Party | 1881 Bina Nusantara University 16
IMPRESIONISME | seni patung Dalam seni patung bentukan lebih ekspresif, tekstur yang cenderung kasar dan kesan belum selesai ‘unfinished’ menjadi ciri khas. Hal ini mengimbangi brush stroke dalam seni lukisnya yang juga cenderung dibuat kasar. Auguste Rodin | The Thinker| 1879-89 Auguste Rodin | The Kiss | 1886 Bina Nusantara University 17
IMPRESIONISME | seni patung Edgar Degas | The Dancer | 1876 Edgar Degas | The Tube | 1880 Bina Nusantara University 18
IMPRESIONISME | perkembangan Pada akhirnya gaya Impresionis mendapat pengakuan dan penghargaan dari pemerintah perancis maupun masyarakat. Kelompok ini mengadakan pameran untuk terakhir kali pada 1886. Perkembangan gaya seni dilanjutkan oleh kaum Post Impresionis. Berthe Morisot |In Dinning Room |1875 Bina Nusantara University 19