Ketika Nabi Muhammad meninggal

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Aku tidak tahu dimana berada
Advertisements

Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
TUNGGU dulu YA RASULullah Berkunjung ke rumah kita)
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH YANG INSAF
HAYATILAH MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH
Surat Bagi Sang Pembelajar Bacalah dengan mata hati.
QS AL HUMADZAH 1-9.  Al Humadzah : Golongan manusia yang senantiasa menyebutkan aib orang lain dengan lisannnya.  Al Lumadzah : Golongan manusia yang.
Kelompok pertama : Dibangkitkan tanpa tangan dan kaki.
MY BELOVED Oleh : Irma Kania. Dahulu, di masa mudaku, Ada saat di mana aku mengenal Islam sebagai budaya Bahwa hanya dg menyebut “Laa Ilaha Illallah serta.
JILBAB BUSANA MUSLIMAH
AKIDAH Beriman kepada Malaikat Allah
TAKWA.
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
KESERIUSAN HAMBA KEPADA ALLAH (bentuk keikhlasan hamba)
Sepucuk Surat untuk Anakku
TAAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA
Etimologi  Kata takwa ( التَّقْوَى ) berasal dari kata kerja ( وَقَى ) artinya menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung.
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
Kehidupan di Akhirat Surga dan Neraka.
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Dibalik Kehidupan insan
MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH YANG INSAF
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Kisah Sahabat Nabi Tidur di Atas Pembaringan Nabi saw
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke SURGA dan seorang MALAIKAT menemaniku    serta menunjukkan KEADAAN DI SURGA.
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
MANGKUK YANG CANTIK, MADU DAN SEHELAI RAMBUT
Ya Allah, kepunyaan Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi.
AGAMA ISLAM.
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
MIMPI SEORANG HAMBA ALLAH YANG INSAF
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Menemani Rasulullah di Surga
Cinta yang membawa ke surga
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
Pendidikan Agama Islam Semester 1, 2 SKS
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Dibalik Kehidupan insan
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
“...MAULANA RAHMA...” Minggu,27 May 2012.
Dibalik Kehidupan insan
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga.
Cinta yang membawa ke surga
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Dibalik Kehidupan insan
Andalus Corporation Pte Ltd
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku    serta menunjukkan keadaan di surga.
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Tazkiyah Nafs (Penyucian Jiwa)
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Cinta yang membawa ke surga
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Dibalik Kehidupan insan
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Dibalik Kehidupan insan
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia.
Aku Tidak Lebih Dulu ke Surga
Dibalik Kehidupan insan
Nasihat Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKKAH.
Transcript presentasi:

Ketika Nabi Muhammad meninggal Malakat Maut

Utk Renungan Bersama. Mungkin kita terlupa dgn artikel ini Utk Renungan Bersama.    Mungkin kita terlupa dgn artikel ini.  Detik-detik Rasulullah SAW Menghadapi Sakaratul Maut.  Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan  sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.

Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua perkara pada kalian, Al-Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap  sahabatnya satu persatu.    Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar adanya naik  turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala  itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan  cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.  Matahari kian  tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan  membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan  salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang  demam

kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah  ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur  Fatimah lembut.  Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.

Dialah malakul maut," kata  Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.  Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini. " Tanya Jibril lagi "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"  "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat  Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.    Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.  "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan  dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak  membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku", peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan."Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku" Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.