Rangkuman SEJARAH WAJIB XI MIPA - IPS annisamaulidta/xi mipa-ips/PAT sem 2/2k16-2k17
pergerakan
Faktor munculnya pergerakan nasional di Indonesia Dalam Negeri (Internal): Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang parah akibat penjajahan, Munculnya kaum terpelajar, Adanya diskriminasi rasial, Kenangan akan kejayaan masa lampau, Pax Netherlandica (Cita-cita politik Belanda yang secara tidak langsung membantu melahirkan kesadaran berbangsa serta pada akhirnya mempersatukan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke ke dalam satu bangsa). Luar Negeri (Eksternal): Kemenangan Jepang atas Rusia, Masuk dan berkembangnya paham- paham baru, Kesuksesan pergerakan nasional di negara Asia – Afrika.
Strategi perjuangan Moderat (Kooperatif): Radikal (Nonkooperatif): Perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan yang ditandai dengan penerapan taktik kooperatif terhadap Pemerintah Kolonial. Disebabkan oleh: Terjadinya krisis ekonomi (malaise) yang terjadi sejak tahun 1921 dan berulang pada akhir tahun 1929 Tindakan keras dan tegas dari Gubernur Jendral de Jonge terhadap gerakan-gerakan radikal atau revolusioner Adanya ancaman dari berkembangnya paham fasisme dan naziisme Ditangkapnya para pemimpin organisasi golongan nonkooperatif Perjuangan yang amat keras menuntut perubahan dengan taktik nonkooperatif terhadap Pemerintah Kolonial. Golongan nonkooperatif menuntut perubahan dengan cara yang radikal atau revolusioner.
pergerakan Indische Partij (Tiga Serangkai) Perhimpunan Indonesia (PI) Merupakan organisasi yang didirikan oleh; Douwes Dekker (Setiabudi Danudirjo), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Tujuan: Berkomitmen menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya Bersifat Nonkooperatif. Organisasi yang dibentuk oleh pelajar di negeri Belanda. Visi politik: Indonesia ingin menentukan nasibnya sendiri, Bangsa Indonesia mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri, dan Bangsa Indonesia harus bersatu untuk melawan penjajah. Tujuan awal: memperjuangkan kepentingan orang Indonesia yang ada di Belanda. Bersifat Nonkooperatif.
Taman siswa: Tujuannya adalah mengembangkan pendidikan nasional dan pengembangan kebudayaan nasional. Muhammadiyah: Merupakan salah satu organisasi yang hadir pada masa ini dengan bernafaskan ideologi Islam, didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan. Nahdatul Ulama (NU): KH. Hasyim Asy’ari adalah salah seorang pahlawan nasional, yang merupakan pendiri NU. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru. PNI: Dianggap akan melaksanakan pemberontakan, mengakibatkankan penangkapan para pemimpinnya. Di dalam persidangan, di kumandangangkan Indonesia Menggugat yang merupakan pidato pembelaan di depan pengadilan negeri kolonial di Bandung oleh Ir. Soekarno.
Emansipasi Wanita (R.A. Kartini) Kongres Pemuda Hasil rumusan: Tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa di atas keberagaman. Diikrarkannya Sumpah Pemuda, Dinyanyikannya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Dikibarkannya bendera kebangsaan Sang Merah- Putih, Dibentuknya fusi baru organisasi pemuda yang bernama Indonesia Muda. Kongres Wanita Hal-hal yang diperjuangkan: Ingin lepas dari ikatan tradisi atau adat. Emansipasi Wanita (R.A. Kartini) Perempuan sepantasnya mendapatkan pendidikan dan pengetahuan, Mendorong penghapusan praktik dalam budaya Jawa yang mengekang hak dan martabat perempuan, Perempuan dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kemajuan bangsa.
Dampak penjajahan belanda Bidang Budaya: Munculnya paham yang meyakini kebenaran sesungguhnya berasal dari pikiran dan akal manusia (rasionalitas), Mulai menghargai waktu, disiplin, dan mempunyai semangat kerja yang tinggi, Munculnya kebudayaan Indies, Peniruan cara bergaul, cara berpakaian dan gaya hidup bangsa Barat. Penyelenggaraan pendidikan hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi rendahan pada perkebunan swasta.
kependudukan jepang
Modernisasi dan perkembangan jepang Kebijakan Sakoku (Negara Tertutup): Keshogunan Tokugawa menerapkan kebijakan menutup Jepang dari semua pengaruh luar, terutama pengaruh Barat. Hal ini didasari oleh Kedatangan bangsa Barat dianggap mengancap stabilitas negara Jepang. Pada masa Kaisar Meiji, Jepang mulai membuka diri terhadap Barat melalui perubahan besar-besaran di berbagai bidang, hal ini disebut sebagai Restorasi Meiji yang sekaligus mengawali era modern di Jepang. Salah satu bagian dari Restorasi Meiji adalah memberangkatkan beberapa diplomat Jepang ke Amerika Serikat dan Eropa pada tahun 1871 untuk sebuah misi yang disebut Misi Iwakura, dengan tugas sbb: Mempresentasikan Restorasi Meiji ke hadapan para diplomat Amerika Serikat dan Eropa, Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang sistem sosial dan ekonomi Barat, Melakukan renegosiasi atas perjanjian-perjanjian yang telah disepakati dengan Amerika Serikat, Mengumpulkan informasi tentang filosofi yang mendasari sistem sosial dan ekonomi Barat.
Imperialisme jepang Ambisi menjadi negara imperialis membuat Jepang terlibat serangkaian perang dengan negara-negara lain. Perang pertama yang sekaligus menandai dimulainya praktik imperialise Jepang adalah Perang Sino – Jepang. Diikuti dengan Perang Rusia – Jepang, yang dimenangi oleh Jepang. Sikap ekspansi Jepang membuat dirinya di embargo ekonomi, dan minyak bumi oleh AS. Jepang lalu memutuskan untuk menguasai sumber minyak baru di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Namun sebelum itu, Jepang lebih dahulu melakukan serangan mendadak kepada pangkalan angkatan laut AS, Pearl Harbour. Tindakan Jepang dalam memeras sumber daya alam adalah pemaksaan penanaman pohon jarak, yang digunakan Jepang untuk melumasi mesin pesawat terbang. Selain itu Jepang memanfaatkan Sumber Daya Manusia Indonesia agar mendapatkan simpati dari masyarakat, serta membantu Jepang dalam industri dan kampanye perang Jepang.
Pendudukan Jepang Romusha adalah Kebijakan kerja wajib bagi orang-orang Indonesia selama masa pendudukan Jepang. Jugun Ianfu adalah Perempuan yang direkrut Jepang untuk dijadikan penghibur. Lembaga-lembaga semi militer yang dibentuk Jepang selama pendudukannya di Indonesia dimaksudkan untuk mendukung Jepang dalam Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Jepang membentuk organisasi masyarakat yang disebut Poetra (Pusat Tenaga Rakyat). Tujuan: Memusatkan seluruh potensi rakyat Indonesia untuk melawan Sekutu. Kaigun adalah pejuang nasionalis yang tergabung dalam Angkatan Laut Jepang, mereka menggalang dan menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh yang bersimpati dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Keibodan merupakan tentara yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang yang bertugas untuk membantu tugas polisi.
Perjuangan meraih kemerdekaan Kooperatif (bekerja sama) dengan pemerintah jepang Pada masa pendudukan Jepang, terdapat pelarangan berdirinya semua organisasi pergerakan nasional. Melalui Poetra (Pusat Tenaga Rakyat) justru Jepang memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh nasionalis untuk menggalang kesatuan dan semangat nasionalis untuk mendukung kemenangan Perang Jepang. Karena para anggota dapat mengadakan rapat dengan menggunakan media komunikasi massa milik Jepang hingga dapat berkomunikasi dengan masyarakat luas.
NonKooperatif (tidak mau bekerja sama) / gerakan bawah tanah Memiliki strategi sbb: Terorganisir secara rapi dan dilakukan secara rahasia, Berusaha menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Membentuk jaringan kekuatan dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional yang kooperatif, dan Melakukan tindakan destruktif (perusakan) terhadap sarana/prasarana vital milik Jepang. Salah satu perlawanan rakyat melawan Jepang di Singaparna yang dipimpin oleh KH. Zaenal Mustafa. Perlawanan ini terjadi karena Jepang memaksa melakukan Seikeirei.
Akhir kependudukan jepang Rengasdengklok Kedudukan Jepang semakin terdesak oleh Sekutu pada pertengahan tahun 1944, maka dibentuklah Dokuritsu Zyunbi Coosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan – BPUPKI). Tugas utamanya adalah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, yang dipimpin oleh orang Indonesia. BPUPKI merupakan realisasi atas sebuah janji Jepang. Agar mudah di kontrol, Jepang menempatkan orang-orang Jepang sebagai pejabat dalam BPUPKI. Terjadinya peristiwa Rengasdengklok disebabkan adanya perbedaan pendapat antara Golongan Tua dengan Golongan Muda tentang Waktu pelaksanaan Proklamasi. Sikap Sukarno dan Hatta, sebagai golongan tua, memicu sekelompok pemuda menculik dan membawa keduanya ke Rengasdengklok.
Indonesia From 17 Agustus 1945 until 1950
Kemerdekaan Proklamasi Reaksi Masyarakat Semula Proklamasi kemerdekaan akan dikumandangkan di lapangan Ikada, tetapi kemudian dipindahkan ke Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta karena pertimbangan Pelaksanaan di Lapangan Ikada akan memicu bentrok dengan Jepang. Penyiaran berita kemerdekaan dilakukan oleh para pemuda dengan Pembuatan pemancar baru dengan bantuan beberpa orang teknisi radio. Semangat revolusi terlihat pula dalam bidang kesusastraan dan kesenian yang menamakan diri sebagai Angkatan 45. Berita tentang Proklamasi disebarluaskan dengan cepat melalui; Radio, Coretan di dinding kereta api, Koran, Pamphlet dan poster. Rakyat Surabaya melakukan aksi Penyobekan bendera merah, putih, biru di Hotel Yamato.
Sedangkan reaksi Keraton Yogyakarta adalah mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia, dan siap membantunya. Untuk mempertegas sikapnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Sri Paku Alam VII mengeluarkan amanat, sbb: Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara RI bersifat langsung, Sultan selaku Kepala Daerah Istimewa bertanggung jawab kepada Presiden, Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan daerah istimewa dari negara RI, Sri Sultan sebagai kepala daerah dan memegang kekuasaan atas Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat.
Keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan Setelah tugas BPUPKI selesai, ia dibubarkan dan diganti dengan Dokuritsu Zyunbi Iinkai (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia – PPKI). Pada sidang 22 Agustus 1945 terumuskan sbb; Membentuk Komite Nasional Indonesia (yang bertugas sebagai penasihat presiden), Membentuk Partai Nasional Indonesia (merupakan partai tunggal), Membentuk Badan Keamanan Rakyat. BKR awalnya bukan sebuah kesatuan militer yang resmi. Anggotanya berasal dari berbagai lembaga semimiliter bentukan Jepang. Kelak diganti menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat).
Sistem pemerintahan pada awal kemerdekaan Kabinet pertama yang di bentuk di Indonesia adalah Kabinet Presidensial, dinamakan demikian karena setelah merdeka, Indonesia menerapkan sistem presidensial dimana Presiden berfungsi sebagai Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan. Namun sistem ini ditentang oleh Sjahrir sbg pemimpin KNIP, yang menghendaki pembentukan pemerintahan parlementer. Hal ini didasari oleh: Adanya kesan politik bahwa kekuasaan Presiden terlalu besar sehingga dikhawatirkan akan menjadi diktator, Adanya propaganda Belanda melalui NICA yang menyiarkan isu politik bahwa Pemerintah RI bersifat fasis, Untuk menunjukkan kepada sekutu dan dunia bahwa Indonesia Negara yang demokratis, bukan Negara fasis buatan jepang. Demi menyongsong pemerintahan parlementer, maka pada 3 November 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat politik tentang pembentukkan partai-partai politik yang bertujuan untuk mengakomodasi suara rakyat yang majemuk dengan berbagai aliran politiknya.
Indonesia akhirnya menganut Sistem Parlementer dimana Presiden berfungsi sebagai Kepala Negara, dan seorang Perdana Menteri yang berwenang sebagai Kepala Pemerintahan. Perubahan ini merupakan penyimpangan pertama terhadap undang-undang dasar Negara yang menyebabkan; Banyaknya suara yang hadir di dalam pemerintahan, Sering terjadinya persaingan antara Kabinet dalam KNIP, Menimbulkan ketidakstabilan dalam politik dan pemerintahan.
kondisi sosial-politik di Indonesia pasca kekalahan Jepang Sambil menunggu tentara Sekutu datang ke Indonesia untuk menerima penyerahan kekuasaan atas Indonesia, Sekutu memerintahkan agar Jepang mempertahankan Indonesia dalam keadaan status quo yang berarti mempertahankan keadaan di Indonesia seperti apa adanya. 29 September 1945, tibalah pasukan Inggris (South East Asia Command – SEAC) dibawah bendera AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies/Pasukan Sekutu Hindia-Belanda) di Indonesia, dengan tugas sbb: Menerima penyerahan kekuasaan dari pemerintah militer Jepang tanpa syarat, Melucuti dan mengembalikan tentara Jepang ke negara asalnya, Membebaskan para tawanan perang, Menciptakan ketertiban dan keamanan, kemudian kekuasaan diberikan kepada pemerintahan sipil. Semula kedatangan mereka disambut hangat, namun berbalik ketika diketahui NICA (Netherlands Indies Civil Administrtion) turut datang dengan membonceng AFNEI. Dengan tujuan mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia.
Upaya mempertahankan kemerdekaan: melalui kekuatan Senjata Pertempuran Lima Hari Semarang Pertempuran Surabaya Peristiwa ini berlangsung selama lima hari (14 – 20 Okt ‘45), melawan pasukan Jepang. Di hari kelima pertempuran rakyat Semarang, Jepang bersiap-siap untuk membumihanguskan kota. Namun hal ini urung dilakukan karena tentara Sekutu yang terdiri atas Pasukan Inggris, dan Gurkha mendarat di Pelabuhan Semarang, mereka menawan serta melucuti senjata Jepang. Untuk mengenang para pejuang yang gugur, dan tindakan heroik para pemuda dalam pertempuran Lima Hari di Semarang maka didirikanlah Monumen Tugu Muda. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan asing pasca kemerdekaan, yang menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme. “.......... semua pemimpin bangsa Indonesia dari semua pihak di kota Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945 Pukul 06.00 pada tempat yang telah ditentukan dan membawa Bendera Merah Putih dengan diletakkan di atas tanah pada jarah 100 m dari tempat berdiri, lalu mengangkat tangan tanda menyerah.” Instruksi ini ini hadir bersamaan dengan ultimatum berisi ancaman dari pihak Inggris yang disebabkan oleh terbunuhnya Brigjen A.W.S Mallaby.
Pertempuran di Bandung Peristiwa Bandung Lautan Api menunjukkan sikap masyarakat Jawa Barat yang rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Karena pada tanggal 23 Maret 1946, para pejuang Indonesia membumihanguskan Kota Bandung bagian Selatan untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA menggunakan semua fasilitas sebagai markas strategis militer mereka.
Upaya mempertahankan kemerdekaan: melalui diplomasi Komisi Tiga Negara (KTN) Pemerintahan Darurat Republik Indonesia Untuk membantu menyelesaikan masalah Indonesia- Belanda, Dewan Keamanan PBB menawarkan suatu komisi jasa yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dengan Belanda, dikenal dengan Komisi Tiga Negara, yang terdiri dari: Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda, Sedangkan Amerika Serikat sebagai pihak yang netral. Agresi Militer II terjadi, Ibukota RI di Yogyakarta diduduki Belanda, Soekarno dan Hatta diasingkan ke Bangka. Syafruddin Prawiranegara diberikan mandat untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan pusat di Bukittinggi. Berikut adalah peranan PDRI: Berfungsi sebagai mandataris kekuasaan pemerintah RI dan berperan sebagai pemerintah pusat, Mengatur arus informasi, sehingga mata rantai tidak terputus, Menjalin hubungan dan berbagi tugas dengan perwakilan RI di India.
Konferensi Inter Indonesia Penyerahan Kedaulatan Pada bulan Juli dan Agustus 1949 diadakan konfrensi Inter-Indonesia. Konferensi ini memperlihatkan bahwa politik devide et impera Belanda untuk memisahkan daerah-daerah di luar wilayah RI mengalami kegagalan. Hasil dari konferensi ini adalah menyetujui terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat. Susunan Negara federal buatan Belanda akhirnya berakhir, karena memang bertentangan dengan cita-cita proklamasi. Dengan demikian, tercapainya persetujuan antara Republik Indonesia dengan RIS pada tanggal 19 Mei 1950 untuk membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.