PROPOSAL PROGRESS AV
BUDGETING Adalah penghitungan biaya produksi. Besar kecilnya biaya produksi lebih mudah dihitung jika naskah/script yang detil sudah ada. Jika naskah menuntut banyak elemen yang harus ada, maka biaya produksi akan semakin tinggi.
1. preproduction costs 2. lokasi dan beaya perjalanan Berikut elemen-elemen yang harus diperhatikan untuk menghitung biaya produksi: 1. preproduction costs 2. lokasi dan beaya perjalanan 3. studio rental 4. set konstruksi dan properti 5. on-location site 6. equipment (camera, lighting etc ) rental 7. videotape, and videotape duplication
8. production crew costs 9. producer, director, writer, creative fees 10. on-camera talent costs 11. insurance, shooting permits 12. on-line, off-line editing, graphic animator 13. advertising, promotion, and publicity 14. research and follow-up 15. materials, supplies, and miscellaneous expenses
Untuk memangkas biaya produksi, tidak semua item harus ada. Naskah/Storyboard kadang-kadang ikut menyesuaikan.
TIME SCHEDULE Pengaturan Jadwal dihitung dari Pre Production Biasanya tahap Pre Production membutuhkan waktu paling lama Kesalahan dalam tahap Pre Production bisa menyebabkan jadwal yang berantakan dan mulur waktunya. Hal ini membuat biaya produksi bisa membengkak.
Misalnya dalam hal penulisan naskah Misalnya dalam hal penulisan naskah. Lebih baik revisi berkali-kali sampai benar-benar final, sebelum dibawa ke produksi (syuting). Pre Production kadang-kadang butuh waktu berminggu-minggu. Sedangkan pelaksanaan syuting bisa hanya 1-2 hari saja. Sementara post production bisa sekitar 1 minggu. Tergantung tingkat kerumitan.
TALENT Apakah Syuting/produksi kelak butuh talent? Tergantung jenis programnya. Sebuah program wawancara sederhana setidaknya butuh presenter atau host sebagai pengantar program. Dalam produksi yang lebih rumit, misalnya tvc (tv commercial) dan film / drama/ sinetron, kebutuhan talent adalah mutlak. Proses seleksinya berdasarkan kebutuhan cerita/konsep.
Sebuah iklan pasta sabun “kecantikan” sering membutuhkan model yang dianggap “cantik” yang bisa mewakili produk tersebut. Sebaliknya sebuah sinetron komedi bisa mencari talent dari pelawak yang terkenal atau talent-talent tertentu yang cocok dengan karakter yang akan diperankan.
Untuk produksi iklan, selain pihak Advertising Agency dan kliennya, sutradara dan produser bisa juga memberi masukan tentang model yang dianggap cocok. Tahapan ini seringkali melalui proses kasting pemeran.